Levofloksasin


Levofloxacin

 

 

 

(-)-(S)-9-Fluoro-2,3-dihidro-3-metil-10-(4-metil-1-piperasinil)-7-okso-7H-pirido[1,2,3-de]-1,4-bensoksasin-6-asam karboksilat, hemihidrat [138199-71-0]

C18H20FN3O4.1/2H2O                                 BM 370,38

Anhidrat [100986-85-41]                  

 

Levofloksasin mengandung levofloksasin, C18H20FN3O4, tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Hablur atau serbuk hablur;  putih kekuningan sampai putih kuning.

 

Kelarutan Agak sukar larut dalam air, dalam aseton, dan dalam metanol; praktis tidak larut dalam gliserin dan dalam n-oktanol; larut dalam dimetilsulfoksida dan dalam asam asetat.

 

Baku pembanding Levofloksasin BPFI; bentuk hemihidrat, tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Levofloksasin BPFI; Senyawa Sejenis B Levofloksasin BPFI; Ofloksazin BPFI.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Levofloksasin BPFI.

    B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan pemijaran menggunakan cawan platinum.

 

Rotasi optik <1081> Antara -92º dan -106º; lakukan penetapan menggunakan zat yang dilarutkan dalam metanol P dengan kadar lebih kurang 5 mg per mL, pada suhu 20o.

 

Air <1031> Metode 1a Antara 2,0% dan 3,0%.

 

Logam berat <371> Metoda III Tidak lebih dari 10 bpj.

 

Cemaran organik

    UJI 1 [Catatan  Gunakan Uji 1 jika cemaran adalah N-oksida levofloksasin. Gunakan Uji 2 dan Uji 3 jika cemaran organik adalah senyawa sejenis B levofloksasin]. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Larutan A, Fase gerak, Larutan uji, dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Levofloksasin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1 mg per mL.

    Larutan sensitivitas Pipet sejumlah volume Larutan kesesuaian sistem, encerkan dengan Fase gerak hingga  kadar lebih kurang 0,3 µg per mL.

    Sistem kromatografi Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif  pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan sensitivitas, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: perbandingan “signal to noise” tidak kurang dari 10.

    Prosedur Suntikkan lebih kurang 25 µL Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

 

 

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran;  rS adalah respons puncak levofloksasin; F adalah faktor respons relatif seperti tertera pada Tabel. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel sebagai berikut:

 

Cemaran

Waktu Retensi Relatif

Faktor Respons Relatif

Batas

(%)

N-Desmetil levofloksasin

0,47

1,0

0,3

Turunan diamin

0,52

0,9

0,3

N-oksida Levofloksasin    

0,63

1,1

0,3

9-Desfluoro levofloksasin

0,73

1,0

0,3

Levofloksasin

1,0

-

-

D-isomer

1,23

1,0

0,8

Cemaran lain

-

1,0

0,1

Total Cemaran

-

-

0,5*

* tidak termasuk D-isomer dalam perhitungan total cemaran.

    UJI 2 [Catatan Larutan levofloksasin tidak stabil jika terkena cahaya, gunakan botol coklat] Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar  Buat larutan amonium asetat P dan natrium perklorat monohidrat P dalam air hingga diperoleh kadar masing-masing lebih kurang 3,08 g per L dan 8,43 g per L. Atur pH hingga 2,2 dengan penambahan asam fosfat P.

    Larutan A Campuran asetonitril P-Dapar (16:84).

    Larutan B Buat campuran asetoniril P - metanol P- Dapar (3 : 2 : 5).

    Larutan C Timbang saksama sejumlah Levofloksasin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dalam asetonitril P lebih kurang 8% dari volume labu, encerkan dengan air sampai tanda. Kadar larutan lebih kurang 0,4 mg per mL.

    Larutan D Timbang saksama sejumlah Senyawa sejenis A Levofloksasin BPFI, larutkan dan encerkan dengan larutan amonium hidroksida P 0,2% dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 0,05 mg per mL.

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

   Larutan kesesuaian sistem Pipet sejumlah volume  Larutan C dan Larutan D, encerkan dengan air hingga kadar Levofloksasin BPFI dan Senyawa Sejenis A Levofloksasin BPFI berturut-turut lebih kurang 0,1 mg per mL dan 5 µg per mL.

    Larutan baku persediaan levofloksasin Timbang saksama sejumlah Levofloksasin BPFI, masukkan dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dengan asetonitril P lebih kurang 8% dari volume labu, sonikasi, encerkan dengan air sampai tanda. Kadar larutan lebih kurang 0,4 mg per mL.

    Larutan baku levofloksasin Pipet sejumlah Larutan baku persediaan levofloksasin, encerkan dengan campuran asetonitril P dan air (1 : 10) hingga kadar lebih kurang 0,02 mg per mL.

    Larutan baku persediaan Senyawa sejenis B Levofloksasin  BPFI Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis B Levofloksasin BPFI, larutkan dalam metanol P, jika perlu sonikasi, encerkan dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per mL.

    Larutan baku Senyawa Sejenis B Levofloksasin BPFI Pipet sejumlah volume Larutan baku persediaan Senyawa Sejenis B Levofloksasin BPFI, encerkan dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 0,04 mg per mL.

    Larutan baku Pipet sejumlah volume Larutan baku levofloksasin dan Larutan baku Senyawa Sejenis B Levofloksasin BPFI, encerkan dengan campuran asetonitril P dan air (1 : 10) hingga kadar masing-masing levofloksasin dan senyawa sejenis B levofloksasin  lebih kurang 0,4 µg per mL dan 0,8 µg per mL.


 

 

   Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dengan asetonitril P lebih kurang 8% dari volume labu, encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 4,0 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3 µm.  Pertahankan suhu kolom pada 38°. Laju alir lebih kurang 1,0 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut :

 

Waktu

(menit)

Larutan A

(%)

Larutan B

(%)

0

100

0

5

100

0

10

82

18

15

40

60

30

40

60

30,1

100

0

38

100

0

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan Kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2% untuk levofloksasin.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase Senyawa sejenis B Levofloksasin BPFI  dalam zat yang digunakan dengan  rumus:

 

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak senyawa sejenis B levofloksasin pada Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Senyawa Sejenis B Levofloksasin BPFI dalam mg per mL Larutan baku dan CU adalah kadar levofloksasin dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang. Hitung persentase masing-masing cemaran lain dalam zat yang digunakan dengan  rumus:

 

 

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran pada Larutan uji; rS adalah respons puncak levofloksasin pada Larutan baku; CS adalah kadar Levofloksasin BPFI dalam mg per mL Larutan baku dan C kadar levofloksasin dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel sebagai berikut:

 

Cemaran

Waktu

Retensi

Relatif

Batas (%)

Senyawa sejenis A levofloksasin

(N-Desmetil levofloksasin )

0,9

0,20

Levofloksasin

1,0

-

Senyawa sejenis B levofloksasin

2,9

0,13

Cemaran lain

-

0,10

Total cemaran

-

0,50

 

    UJI 3 Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar Buat larutan D-fenilalanin dan tembaga(II) sulfat pentahidrat P  dalam  air hingga kadar masing-masing lebih kurang 1,32 g per L dan 0,75 g per L.

    Fase gerak Campuran metanol P-Dapar  (15 : 85). Saring dan awaudarakan.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Ofloksasin BPFI dan Levofloksasin BPFI, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar masing-masing lebih kurang 0,01 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 0,08 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 294 nm dan kolom 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3,5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 40o. Laju alir lebih kurang 0,7 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara D-ofloksasin dan levofloksasin tidak kurang dari 2,0.

[Catatan Waktu retensi relatif D-ofloksasin dan levofloksasin berturut-turut adalah 0,91 dan 1,0]

    Prosedur Suntikkan lebih kurang 10 µL Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase D-ofloksasin dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

 

rU adalah respons puncak D-ofloksasin dan rT adalah total semua respons puncak.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar Timbang sejumlah amonium asetat P, tembaga(II) sulfat pentahidrat P dan L-isoleusin P, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar masing-masing lebih kurang 8,5 g per L;  1,25 g per L; dan 1,3 g per L.

    Fase gerak Campuran metanol P- Dapar  (3 : 7).

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Levofloksasin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 1 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 360 nm dan kolom berukuran 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 45o. Laju alir lebih kurang 0,8 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan antara  0,5 – 1,5; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 25 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase levofloksasin, C18H20FN3O4, dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak levofloksasin dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Levofloksasin BPFI dalam mg per mL Larutan baku dan CU adalah kadar levofloksasin dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Simpan dalam suhu ruang.

 

Penandaan Jika tertera lebih dari satu uji Cemaran organik, cantumkan uji cemaran organik yang digunakan, jika tidak menggunakan Uji 1