<601> Penetapan Kadar Riboflavin


Prosedur berikut digunakan untuk penetapan riboflavin dalam sediaan campuran. Selama penetapan, pH larutan dipertahankan di bawah 7 dan terlindung cahaya langsung.

    Baku pembanding  Riboflavin BPFI.

    Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih kurang 50 mg Riboflavin BPFI yang telah dikeringkan dan disimpan terlindung cahaya dalam desikator di atas fosfor pentoksida P, tambahkan lebih kurang 300 mL asam asetat 0,02 N, panaskan campuran di atas tangas uap sambil sering dikocok, hingga riboflavin larut. Dinginkan, tambahkan asam asetat 0,02 N hingga 500 mL. Simpan di bawah toluen dalam lemari pendingin.

    Larutan baku Pipet 10 mL Larutan baku persediaan ke dalam labu tentukur 100-mL, tambahkan air sampai tanda. Larutan ini mengandung 1,0 µg per mL Riboflavin BPFI. Larutan baku harus dibuat segar.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, masukkan ke dalam labu yang sesuai, tambahkan sejumlah volume asam hidroklorida 0,1 N yang tidak kurang dari 10 kali bobot kering zat dalam g, sehingga larutan yang diperoleh mengandung riboflavin tidak lebih dari 100 µg per mL. Bila zat tidak mudah larut, usahakan hingga terdispersi merata dalam cairan. Kocok kuat dan bilas tepi labu dengan asam hidroklorida 0,1 N.

     Panaskan campuran dalam otoklaf pada 121º hingga 123º selama 30 menit, dinginkan. Bila terbentuk gumpalan, kocok campuran hingga partikel-partikel terdispersi merata. Sambil dikocok kuat, atur pH campuran 6,0 hingga 6,5 dengan larutan natrium hidroksida yang sesuai, kemudian tambahkan segera larutan asam hidroklorida yang sesuai hingga tidak terbentuk endapan lagi (umumnya pada pH lebih kurang 4,5, yang merupakan titik isoelektrik sebagian besar protein). Encerkan campuran dengan air sampai volume tertentu hingga kadar riboflavin lebih kurang 0,11 µg per mL, saring melalui kertas saring yang tidak menyerap riboflavin. Pada sejumlah filtrat, tambahkan larutan natrium hidroksida sambil terus dikocok kuat hingga pH 6,6 sampai 6,8, encerkan larutan dengan air sampai volume akhir tertentu hingga kadar riboflavin 0,1 µg per mL, saring lagi bila terjadi kekeruhan.

    Prosedur Pada masing-masing empat atau lebih tabung reaksi, tambahkan 10,0 mL Larutan uji. Pada masing-masing dua atau lebih tabung ini, tambahkan 1,0 mL Larutan baku, dan pada masing-masing dua atau lebih tabung yang tersisa, tambahkan 1,0 mL air. Pada tiap tabung tambahkan 1,0 mL asam asetat glasial P, campur, dan tambahkan sambil dikocok 0,5 mL larutan kalium permanganat P (1 dalam 25), biarkan selama 2 menit. Pada tiap tabung, tambahkan sambil dikocok 0,5 mL larutan hidrogen peroksida P hingga warna permanganat hilang dalam 10 detik. Kocok kuat sampai kelebihan oksigen hilang. Hilangkan sisa gelembung gas pada dinding tabung setelah busa tidak timbul lagi dengan memiringkan tabung hingga larutan mengalir  perlahan dari ujung ke ujung tabung. Pada fluorometer yang sesuai, yang mempunyai suatu filter input dari rentang transmitan lebar dengan maksimum lebih kurang 444 nm dan suatu filter output dari rentang transmitan lebar dengan maksimum lebih kurang 530 nm, ukur fluoresensi semua tabung, Iu adalah fluoresensi rata-rata dari tabung Larutan uji dan Is adalah fluoresensi rata-rata dari tabung yang berisi campuran Larutan uji dan Larutan baku. Kemudian pada tiap satu atau lebih tabung dari tiap jenis, tambahkan sambil dikocok 20 mg natrium hidrosulfit P, dan dalam waktu 5 detik ukur fluoresensi, fluoresensi rata-rata dinyatakan sebagai IB.

    Perhitungan Hitung jumlah riboflavin, C17H20N4O6 , dalam mg per mL, Larutan uji dengan rumus:

 

 

Hitung jumlah C17H20N4O6 , dalam mg per kapsul atau tablet.