<381> Uji Batas Raksa


Metode I

 

    [Catatan Raksa(II) ditizonat peka terhadap cahaya. Lakukan pengujian dalam cahaya redup].

   

    Pereaksi

    Larutan persediaan ditizon Larutkan 40 mg ditizon P dalam 1000 mL kloroform P.

    Titran ditizon Encerkan 30,0 mL Larutan persediaan ditizon dengan kloroform P hingga 100,0 mL. Larutan ini mengandung lebih kurang 12 mg ditizon P per liter.

    Larutan persediaan raksa Masukkan 135,4 mg raksa(II) klorida P ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan asam sulfat 1 N sampai tanda. Larutan ini mengandung setara dengan 100 mmHg per 100 mL.

    Larutan raksa untuk pembakuan titran ditizon Masukkan 2,0 mL Larutan persediaan raksa ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan asam sulfat 1 N sampai tanda. Tiap mL larutan ini mengandung setara dengan 20 µg Hg.

    Larutan-larutan berikut digunakan untuk uji batas raksa yang tertera pada monografi: Besi(II) Fumarat dan Besi(II) Sulfat.

    Larutan hidroksilamina hidroklorida Buat seperti tertera pada Uji Batas Timbal <401>.

    Larutan baku raksa Buat larutan segar dengan mengencerkan secara kuantitatif 1,0 mL Larutan persediaan raksa dengan asam sulfat 1 N sampai 1000 mL. Tiap mL larutan ini setara dengan 1 µg Hg.

   Larutan pengekstraksi ditizon Buat seperti tertera pada Uji Batas Timbal <401>.

    Larutan pengekstraksi ditizon encer Buat larutan segar, encerkan 5 mL Larutan pengekstraksi ditizon dengan 25 mL klorofrom P.

    Pembakuan titran ditizon Masukkan 1,0 mL    Larutan raksa untuk pembakuan titran ditizon ke dalam corong pisah 250 mL, tambahkan 100 mL asam sulfat 1 N, 90 mL air, 1 mL asam asetat glasial P dan 10 mL larutan hidroksilamina hidroklorida P (1 dalam 5). Titrasi larutan dengan Titran ditizon menggunakan buret mikro 10 mL, kocok campuran 20 kali setiap penetesan dan biarkan lapisan kloroform memisah, kemudian buang lapisan kloroform. Lanjutkan sampai penambahan Titran ditizon terakhir berwarna hijau setelah dikocok. Hitung jumlah dalam µg kesetaraan Hg untuk tiap mL Titran ditizon dengan rumus:

 

 

V adalah volume, dalam mL Titran ditizon yang ditambahkan.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 2 g, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 mL bersumbat kaca, tambahkan 20 mL campuran asam nitrat P dan asam sulfat P volume sama, hubungkan dengan pendingin yang sesuai, refluks campuran selama 1 jam, dinginkan, encerkan hati-hati dengan air dan didihkan sampai uap asam nitrit habis. Dinginkan larutan, encerkan hati-hati dengan air, pindahkan ke dalam labu tentukur 200-mL, encerkan dengan air sampai tanda, campur dan saring.

    Prosedur Masukkan 50,0 mL Larutan uji ke dalam corong pisah 250 mL, ekstraksi beberapa kali dengan sedikit kloroform P, sampai ekstrak kloroform terakhir tidak berwarna. Buang ekstrak kloroform dan pada larutan tambahkan 50 mL asam sulfat 1 N, 90 mL air, 1 mL asam asetat glasial P dan 10 mL larutan hidroksilamina hidroklorida P (1 dalam 5). Lakukan seperti pada Pembakuan titran ditizon, mulai dengan “Titrasi larutan dengan Titran ditizon”. Hitung jumlah raksa.

 

Metode II

 

     Instrumen deteksi raksa Gunakan spektrofotometer serapan atom yang sesuai, dilengkapi dengan perekam respons cepat dan dapat mengukur radiasi yang diserap oleh uap raksa pada garis resonansi raksa pada 253,6 nm. [Catatan Bilas semua peralatan kaca yang digunakan dengan asam nitrat P, dan bilas seaksama dengan air sebelum digunakan].

    Alat aerasi (Lihat gambar) Terdiri dari pengukur laju aliran yang dapat mengukur laju aliran dari 500 mL hingga 1000 mL per menit, yang dihubungkan kran bertutup politef tiga aliran ke bejana aerasi (botol pencuci gas 250 mL), labu penjerap; tabung pengering berisi magnesium perklorat P dan sel 10 cm x 25 mm dengan jendela kuarsa, yang dihubungkan ke lemari asam.

 

 

    Pereaksi

    Larutan kalium permanganat Larutkan 5 g kalium permanganat P dalam 100 mL air.

    Larutan hidroksilamina hidroklorida Larutkan 10 g hidroksilamina hidroklorida P dalam 100 mL air.

    Larutan timah (II) klorida Larutkan 10 g timah (II) klorida, SnCl2.2H2O dalam 20 mL asam hidroklorida P hangat, tambahkan 80 mL air. Buat segar setiap minggu.

    Larutan baku raksa Buat dari Larutan persediaan raksa seperti pada Metode I. Tiap mL Larutan baku raksa mengandung setara dengan 1 µg Hg.

    Larutan uji Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, timbang dalam g, zat uji yang dihitung dengan rumus:

L adalah batas raksa dalam bpj.

 

Metode IIa

 

    Larutan baku Pipet 2,0 mL Larutan baku raksa ke dalam gelas piala 100 mL, tambahkan 35 mL air, 3 mL asam sulfat P, dan 1 mL Larutan kalium permanganat. Tutup gelas piala dengan kaca arloji, didihkan beberapa detik, dinginkan.

    Larutan uji Masukkan sejumlah zat uji ke dalam gelas piala 100 mL, dan tambahkan 35 mL air. Aduk dan hangatkan jika perlu untuk melarutkan. Tambahkan 2 tetes fenolftalein LP, dan perlahan-lahan netralkan seperlunya sambil terus diaduk, dengan natrium hidroksida 1 N atau asam sulfat 1 N. Tambahkan 3 mL asam sulfat P dan 1 mL Larutan kalium permanganat. Tutup gelas piala dengan kaca arloji, didihkan beberapa menit, dan dinginkan.

    Prosedur Pasang alat aerasi seperti pada gambar, dengan bejana aerasi dan labu penjerap dalam keadaan kosong, dan kran pada posisi langsung ke labu penjerap. Hubungkan alat dengan sel serapan, dan atur laju aliran udara atau nitrogen P sehingga dalam prosedur berikut diperoleh serapan maksimum dan keberulangan, tanpa busa berlebih dalam Larutan uji. Usahakan pembacaan garis dasar yang lurus pada 253,6 nm, sesuai buku petunjuk penggunaan alat. Perlakukan Larutan baku dan Larutan uji dengan cara yang sama sebagai berikut: Hilangkan kelebihan permanganat dengan penambahan tetes demi tetes Larutan hidroksilamina hidroksida, sampai larutan tidak berwarna. Segera masukkan larutan ke dalam bejana aerasi, bilas dan encerkan dengan air hingga 100 mL. Tambahkan 2 mL Larutan timah(II) klorida, dan segera hubungkan kembali bejana aerasi dengan Alat aerasi, putar kran dari posisi langsung ke labu penjerap ke posisi aerasi, dan teruskan aerasi sampai puncak serapan telah terlampaui dan pena pencatat kembali ke garis dasar. Lepaskan bejana aerasi dari alat, dan cuci alat setelah digunakan. Setelah dikoreksi dengan blangko pereaksi, serapan Larutan uji tidak lebih besar dari Larutan baku.

 

Metode IIb

 

    [Perhatian Beberapa zat pada waktu didigesti dengan hidrogen peroksida dapat menimbulkan ledakan hebat. Perhatikan keamanan selama bekerja].

    Larutan baku Pipet 2 mL Larutan baku raksa ke dalam Erlenmeyer 125 mL, tambahkan masing-masing 3 mL asam nitrat P dan asam sulfat P, campur, dan tambahkan sejumlah hidrogen peroksida P sejumlah yang sama seperti yang digunakan pada pembuatan Larutan uji. Hubungkan labu dengan kondensor air dingin yang sesuai, dan refluks di dalam lemari asam selama 1 jam. Hentikan sirkulasi air yang melewati kondensor, dan panaskan hingga terjadi uap putih di dalam labu. Dinginkan, dan secara hati-hati tambahkan 10 mL air melalui pendingin, sambil goyangkan labu. Panaskan kembali hingga terjadi uap putih, dinginkan dan tambahkan lagi 15 mL air. Lepaskan kondensor dan bilas dinding labu bagian dalam hingga diperoleh volume 35 mL. Tambahkan 1 mL Larutan kalium permanganat, didihkan selama beberapa detik, dan dinginkan.

    Larutan uji Masukkan sejumlah zat uji yang telah dihitung ke dalam labu Erlenmeyer 125 mL. Tambahkan masing-masing 5 mL asam nitrat P dan asam sulfat P dan beberapa manik kaca. Hubungkan labu dengan kondensor air dingin dan digesti dalam lemari asam, sebaiknya dengan lempeng pemanas pada suhu tidak lebih dari 120° sampai mulai pengarangan. (Jika diperlukan penambahan asam sulfat P untuk membasahi spesimen secara sempurna, tambahkan hati-hati melalui kondensor, tetapi jumlahnya tidak boleh lebih dari 10 mL). Setelah zat uji terurai oleh asam, tambahkan hati-hati melalui pendingin, tetes demi tetes hidrogen peroksida P, biarkan reaksi reda dan panaskan lagi di antara penetesan (tambahkan beberapa tetes pertama dengan sangat hati-hati dengan pencampuran yang cukup, untuk mencegah reaksi yang cepat; hentikan pemanasan jika terjadi buih berlebihan). Jika reaksi telah reda, panaskan hati-hati, goyang labu sesekali untuk mencegah zat melekat pada dinding dasar labu yang kontak dengan pemanas. Pertahankan kondisi oksidasi selama digesti dengan penambahan sedikit hidrogen peroksida apabila campuran menjadi coklat atau hitam. Lanjutkan digesti sampai zat organik terurai, dan kemudian refluks campuran selama 1 jam. Hentikan sirkulasi air pendingin, dan panaskan hingga terjadi asap putih belerang trioksida berlebih dan larutan menjadi tidak berwarna atau agak kuning muda. Dinginkan, dan tambahkan 10 mL air hati-hati melalui kondensor, sambil menggoyangkan labu. Panaskan kembali hingga terjadi uap putih. Dinginkan, tambahkan 15 mL air hati-hati. Lepaskan pendingin, bilas dinding labu bagian dalam dengan beberapa mL air hingga diperoleh volume 35 mL. Tambahkan 1 mL Larutan kalium permanganat, didihkan selama beberapa detik, dan dinginkan.

    Prosedur Lakukan seperti tertera pada Prosedur dalam Metode IIa.