Ofloksasin


Ofloxacin

 

 

Asam (±)-9-fluoro-2,3-dihidro-3-metil-10-(4-metil-1-piperazinil)-7-okso-7H-pirido [1,2,3-de]-1,4-benzoksasin-6-karboksilat [82419-36-1].

C18H20FN3O4                                                                  BM 361,37

 

Ofloksasin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,5% C18H20FN3O4,dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

 

Pemerian Hablur atau serbuk hablur putih kekuningan pucat sampai putih kekuningan terang.

 

Kelarutan Sukar larut dalam etanol, dalam metanol, dan dalam air; agak sukar larut dalam kloroform.

 

Baku pembanding Ofloksasin BPFI, tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Ofloksasin BPFI.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Ofloksasin BPFI.

    B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 6,7 µg per mL dalam asam hidroklorida 0,1 N, menunjukan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada Ofloksasin BPFI.

 

Rotasi jenis <1081> Antara +1° dan -1°; lakukan penetapan menggunakan larutan 10 mg per mL dalam kloroform P.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 

Arsen <321> Metode II  Tidak lebih dari 1 bpj.

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.

 

Cemaran organik Masing-masing cemaran tidak lebih dari 0,3%; dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari 0,5%. Abaikan cemaran kurang dari 0,02%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Pengencer Campuran air-asetonitril P (6:1).

    Dapar Larutkan 3,1 g amonium asetat P dan 5,4 g natrium perklorat P dalam 1000 mL air. Atur pH hingga 2,2 dengan penambahan asam fosfat P.

    Fase gerak Campuran asetonitril P-Dapar (240:1300). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Ofloksasin BPFI dan Senyawa Sejenis A BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar masing-masing 0,4 µg per mL.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ofloksasin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer secara kuantitatif hingga kadar lebih kurang 0,4 µg per mL.

    Larutan uji Larutkan sejumlah zat dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor  294 nm dan kolom 4,6 mm x 15 cm yang berisi bahan pengisi L1, pertahankan suhu pada 45°. Laju alir lebih kurang 0,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara ofloksasin dan senyawa sejenis A ofloksasin tidak kurang dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram hingga 2,5 kali waktu retensi puncak ofloksasin dan ukur respons dari semua puncak setelah puncak pelarut. Hitung persentase masing-masing cemaran dengan respons puncak yang lebih besar dari 0,1 respons puncak rata-rata Ofloksasin BPFI dari Larutan baku dengan rumus:

 

 

ri adalah respons masing-masing puncak dari Larutan uji; rS adalah respons puncak ofloksasin dari Larutan baku; CS adalah kadar Ofloksasin BPFI dalam µg per mL Larutan baku; CU adalah kadar ofloksasin dalam µg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Metanol dan etanol Metanol tidak lebih dari 0,005% dan etanol tidak lebih dari 0,05%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku internal Larutan n-propilalkohol P 5,6 nl per mL dalam natrium hidroksida P 1 dalam 100.

    Larutan baku Buat larutan metanol P dan etanol mutlak P 10 µg per mL dalam Larutan baku internal. Masukkan 2 mL ke dalam vial bertutup. Panaskan vial pada 90° selama 2 menit, kocok selama 6 menit.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat ke dalam vial bertutup, tambahkan 2 mL  Larutan baku internal. Panaskan vial pada 90° selama 2 menit, kocok selama 6 menit.

    Blangko Masukkan 2 mL Larutan baku internal ke dalam vial bertutup. Panaskan vial pada 90° selama 2 menit, kocok selama 6 menit.

    Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom leburan silika 0,53 mm x 30 m berisi fase diam G43 dengan ukuran partikel 3,0 µm dan prakolom leburan silika. Pertahankan suhu injektor pada 170° dan suhu detektor pada 250°. Kolom dikondisikan pada suhu 200° selama 2 jam sampai garis dasar stabil. Suhu kolom diatur dengan kenaikan suhu 20° per menit mulai 35° sampai 90°, 40° per menit dari 90° sampai 200°, pertahankan suhu selama 2 menit. Gunakan helium P sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih kurang 7 mL per menit. Lakukan kromatografi dengan sistem injeksi “headspace” terhadap Larutan baku, rekam kromatografi dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif metanol, etanol dan n-propilalkohol berturut-turut adalah 0,5; 0,6 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak metanol dan etanol tidak kurang dari 2,0; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%.

    Prosedur Gunakan vial untuk injeksi “headspace”. Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 1,0 mL) Larutan baku, Blangko dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung persentase metanol dan etanol dalam zat dengan rumus:

 

 

Ri dan Rs berturut-turut adalah perbandingan respons puncak metanol atau etanol terhadap baku internal dalam Larutan uji dan Larutan baku; Cs adalah kadar metanol atau etanol dalam µg per mL Larutan baku; CU adalah kadar ofloksasin dalam µg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, larutkan dalam 275 mL asetat anhidrat P dalam gelas piala 400 mL, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara potensiometrik menggunakan elektroda kaca-perak klorida (Lihat Titrimetri <711>). Gunakan  loncatan pertama dari dua loncatan potensial. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL asam perklorat 0,1 N

setara dengan 36,138 mg C18H20FN3O4

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Simpan pada suhu 25°, masih diperbolehkan pada suhu antara 15° dan 30°.