Isosorbid Mononitrat Encer


Diluted Isosorbide Mononitrate 

1,4:3,6-Dianhidro, D-glusitol 5-nitrat [16051-77-7]

C6H9NO6                                                                                 BM 191,14

 

Isosorbid Mononitrat Encer adalah suatu campuran kering dari isosorbid mononitrat, C6H9NO6, dengan laktosa atau zat tambahan yang sesuai untuk penanganan yang aman. Mengandung isosorbid mononitrat, C6H9NO6, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

    [Perhatian Hati-hati dalam penanganan isosorbid mononitrat yang tidak diencerkan,  mudah meledak dan dapat meledak karena benturan atau pemanasan berlebih. Dalam jumlah yang sangat kecil harus diisolasi.]

 

Baku pembanding Isosorbid BPFI; Untuk penggunaan kuantitatif, lakukan penetapan kadar air secara Titrimetri. Setelah ampul dibuka simpan dalam wadah tertutup rapat; [Catatan Baku pembanding berikut adalah campuran kering dari suatu zat aktif dan zat tambahan yang sesuai untuk penanganan yang aman. Untuk penggunaan kuantitatif, hitung konsentrasi zat aktif berdasarkan pada kandungan yang tertera pada etiket.] Isosorbid Dinitrat Encer BPFI; [Perhatian  Zat yang tidak diencerkan, mudah meledak dan dapat meledak karena benturan atau pemanasan berlebih.] Campuran ini mengandung isosorbid dinitrat 25% dalam manitol. Tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari panas berlebih. Isosorbid Mononitrat EncerBPFI. Senyawa Sejenis A Isosorbid Mononitrat Encer BPFI [1,4:3,5-dianhidro-D-glusitol 2-nitrat (C6H9NO6 BM 191,14)].

 

Identifikasi

    A. Kocok sejumlah zat setara dengan lebih kurang 25 mg isosorbid mononitrat, dengan 10 mL aseton P selama 5 menit. Saring, uapkan filtrat sampai kering pada suhu di bawah 40°, keringkan residu dalam hampa udara di atas fosfor pentoksida P selama 16 jam: Spektrum serapan inframerah residuyang telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Isosorbid Mononitrat Encer BPFI.

    B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj.

 

Cemaran organik

    UJI 1

    Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Campuran etanol mutlak P-toluen P (8:2).

    Penjerap Silika gel P setebal 0,25 mm.

    Larutan baku 1 Timbang saksama sejumlah Isosorbid BPFI, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan etanol mutlak P hingga kadar lebih kurang 0,0125 mg per mL.

    Larutan baku 2 Timbang saksama sejumlah Isosorbid BPFI, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan etanol mutlak P hingga kadar lebih kurang 0,025 mg per mL.

    Larutan baku 3 Timbang saksama sejumlah Isosorbid BPFI, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan etanol mutlak P hingga kadar lebih kurang 0,05 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat setara dengan lebih kurang 200 mg isosorbid mononitrat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai, tambahkan 20,0 mL etanol mutlak P, sonikasi selama 10 menit dan sentrifus. Gunakan beningan.

    Penampak bercak Larutkan 1,25 g kalium permanganat P dan 10 g natrium hidroksida P dalam 500 mL air. Larutan ini dibuat segar untuk tiap lempeng.

    Prosedur Totolkan secara terpisah 20 µL Larutan uji dan semua Larutan baku pada lempeng kromatografi. Masukkan lempeng ke dalam Bejana kromatograf yang berisi Fase gerak. Biarkan Fase gerak merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, keringkan dengan udara hangat selama lebih kurang 10 menit, masukkan lempeng dalam penampak bercak dan panaskan pada suhu 105° selama 5 menit. Beberapa bercak yang diperoleh pada kromatogram Larutan uji dengan harga Rf yang sesuai dengan bercak yang diperoleh pada kromatogram semua Larutan baku, tidak lebih intensif dari bercak yang diperoleh pada kromatogram Larutan baku 3: masing-masing cemaran tidak lebih dari 0,5%. Jika intensitas bercak yang diperoleh pada kromatogram Larutan uji hampir sama seperti bercak yang diperoleh pada kromatogram Larutan baku 3, encerkan Larutan uji dengan etanol mutlak P (1:1), ulangi uji dan bandingkan intensitas bercak isosorbid dari enceran Larutan uji dengan intensitas bercak dari semua Larutan baku, yang telah dikoreksi tingkat persentasenya sesuai pengenceran Larutan uji.

   UJI 2

    Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak, Larutan resolusi, Larutan baku senyawa sejenis A isosorbid mononitrat, Larutan uji dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.            

    Larutan baku isosorbid dinitrat persediaan Timbang saksama sejumlah Isosorbid Dinitrat Encer BPFI, larutkan dalam metanol P, sonikasi dan jika perlu hangatkan. Encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih kurang  0,125 mg per mL.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid Mononitrat Encer BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai. Larutkan dalam air, tambahkan secara kuantitatif sejumlah volume Larutan baku senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan Larutan baku isosorbid dinitrat persediaan, encerkan dengan air hingga kadar isosorbid mononitrat, senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat berturut-turut lebih kurang 2,0 mg per mL; 0,005 mg per mL dan 0,005 mg per mL. Saring larutan, buang beberapa mL filtrat pertama.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur repons puncak utama. Hitung persentase senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat relatif terhadap jumlah isosorbid mononitrat dalam zat dengan  rumus:

C adalah kadar senyawa sejenis A isosorbid mononitrat atau isosorbid dinitrat, dalam mg per mL Larutan baku; V adalah volume Larutan uji dalam mL; W adalah jumlah isosorbid mononitrat dalam mg, dari isosorbid mononitrat encer yang digunakan untuk membuat Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku: senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat, masing-masing tidak lebih dari 0,25%. Hitung persentase cemaran lain(selain senyawa sejenis A isosorbid mononitrat atau isosorbid dinitrat) dalam zat dengan  rumus:

ri adalah respons puncak cemaran laindari Larutan uji dan rS adalah jumlah semua respons puncak: total cemaran termasuk senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat tidak lebih dari 0,5%; total cemaran dari hasil Uji 1 dan Uji 2, tidak lebih dari 0,5%.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Buat campuran air -metanol P (95:5), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Isosorbid Mononitrat Encer BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dalam air, tambahkan sejumlah volume metanol P lebih kurang 4% dari volume labu, encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 2,0 mg per mL.

    Larutan baku senyawa sejenis A isosorbid mononitrat Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis A Isosorbid Mononitrat Encer BPFI, larutkan dalam metanol P, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per mL. Encerkan secara kuantitatif larutan dengan air hingga kadar lebih kurang  0,05 mg per mL.

    Larutan resolusi Pipet 10 mL Larutan baku Senyawa sejenis A isosorbid mononitrat, 1 mL Larutan baku dan 4 mL metanol P ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan air sampai tanda. Saring larutan, buang beberapa mL filtrat pertama.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat yang setara dengan lebih kurang 100 mg isosorbid mononitrat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, larutkan dalam lebih kurang  25 mL air. Tambahkan 2 mL metanol P, encerkan dengan air sampai tanda. Campur dan saring, buang beberapa mL filtrat pertama.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4 mm x 12,5 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit, pada menit ke 8,5 naikkan laju alir hingga 3,0 mL per menit untuk memastikan bahwa puncak isosorbid mononitrat sudah tereluasi sempurna. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif untuk senyawa sejenis A isosorbid mononitrat, isosorbid mononitrat dan isosorbid dinitrat berturut-turut lebih kurang  0,8; 1,0 dan 4,1; resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A isosorbid mononitrat dan puncak isosorbid mononitrat tidak kurang dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak isosorbid mononitrat. Hitung jumlah dalam mg isosorbid mononitrat, C6H9NO6, dalam zat yang digunakan dengan  rumus:

C adalah kadar isosorbid mononitrat dalam mg per mL Larutan baku;V adalah volume Larutan uji dalam mL; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak  Larutan uji dan Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan  Dalam wadah tertutup rapat. Simpan pada suhu antara 20° dan 30°.