Sistein Hidroklorida


Cysteine Hidrochloride 

 

L-Sistein hidroklorida monohidrat [7048-04-6]

L-Sistein hidroklorida anhidrat[52-89-1]          

C3H7NO2S.HCl.H2O                                  BM 175,63

C3H7NO2S.HCl                                             BM 157,62

 

Sistein Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,5% C3H7NO2S.HCl, sebagai L-sistein hidroklorida dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih.

 

Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol dan dalam aseton.

 

Baku pembanding L-Sistein Hidroklorida BPFI; Bentuk monohidrat. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. L-Tirosin BPFI.

 

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada L-Sistein Hidroklorida BPFI.                

 

Rotasi jenis <1081> Antara +5,7°dan +6,8°;  lakukan penetapan menggunakan larutan 80 mg per  mL dalam asam hidroklorida 6 N.

 

Susut pengeringan <1121> Antara 8,0% dan 12,0%; lakukan penetapan pada suhu ruang dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg selama 24 jam.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,4%.

 

Sulfat<361> Tidak lebih dari 0,03%; lakukan penetapan menggunakan larutan yang mengandung 330 mg sistein hidroklorida dan bandingkan kekeruhan dengan 0,10 mL asam sulfat 0,020 N.

 

Besi <331> Tidak lebih dari 30 bpj.

 

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari           15 bpj.

 

Cemaran organik Masing-masing cemaran tidak lebih dari 0,5% dan total cemaran tidak lebih dari 2,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Buat campuran butil alkohol P-asam asetat glasial P-air (3:1:1).

    Larutan N-etilmaleimid Buat larutan N-etilmaleimid 40 mg per mL dalam etanol P.

    Penampak bercak Larutkan 0,2 g ninhidrin P dalam 100 mL campuran butil alkohol P-asam asetat 2 N (95:5).

    Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih kurang 20 mg L-Sistein Hidroklorida BPFI, larutkan dalam 10,0 mL air, tambahkan 10,0 mL Larutan N-etilmaleimid, campur, diamkan larutan selama 5 menit sebelum digunakan.

    Larutan baku Pipet sejumlah Larutan baku persediaan, encerkan dengan air hingga kadar           0,05 mg per mL. [Catatan Larutan ini mempunyai kadar setara dengan 0,5% Larutan uji].

    Larutan uji persediaan Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL. larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.

    Larutan uji Pipet 5 mL Larutan uji persediaan, tambahkan 5,0 mL Larutan N-etilmaleimid. Diamkan selama 5 menit sebelum digunakan.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama 10 mg L-Tirosin BPFImasukkan ke dalam labu tentukur 25-mL, tambahkan 10 mL Larutan baku persediaan, encerkan dengan air sampai tanda.

    Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µL Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem dan Larutan uji pada lempeng kromatografi yang dilapisi dengan campuran silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak, biarkan Fase gerak merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng,  angkat lempeng,  tandai batas rambat, dan biarkan kering di udara. Kemudian semprot dengan Penampak bercak, keringkan lempeng pada suhu antara 100° dan 105°  selama lebih kurang 15 menit. Amati bercak di bawah cahaya putih: kromatogram dari Larutan kesesuaian sistem menunjukkan dua bercak yang terpisah dengan baik; intensitas bercak sekunder pada Larutan uji tidak lebih besar dari bercak utama pada Larutan baku.

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 250 mg zat, masukkan ke dalam labu iodum. Tambahkan 20 mL air dan 4 g kalium iodida P, campur hingga larut. Dinginkan larutan dalam tangas es, tambahkan 5 mL asam hidroklorida 3 N dan 25,0 mL  iodum 0,1 N LV, tutup, diamkan di tempat gelap selama 20 menit. Titrasi kelebihan iodum dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV. Mendekati titik akhir tambahkan 3 mL kanji LP. Lakukan penetapan blangko. Hitung persentase sistein hidroklorida, C3H7NO2S.HCl, dalam zat dengan rumus :

 

 

VB dan VS ­ berturut-turut adalah volume titran dalam mL yang digunakan pada titrasi kembali blangko dan zat uji; N adalah normalitas titran dalam mEq per mL; F adalah faktor ekuivalen, 157,6 mg per mEq; W  bobot dalam mg zat uji.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.