Spiramisin


Spiramycin

 

 

(4R,5S,6S,7R,9R,10R,11E,13E,16R)-6[[3,6-dideoksi-4-O-(2,6-dideoksi-3-C-metil-a-L-riboheksopiranosil)-3-(dimetilamino)-b-D-glukopiranosil]oksi]-4-hidroksi-5-metoksi-9,16-dimetil-7-(2-oksoetil)-10[[2,3,4,6,tetradeoksi-4-(dimetilamino)-D-eritro-heksapiranosil]oksi]oksa sikloheksadeksa-11,13-dien-2-on

Spiramisin I          

C43H74N2O14                                                      BM 843,1

Spiramisin II (4-O-asetilspiramisin I)

C45H76N2                                                            BM 885,1

Spiramisin III (4-O-propanoilspiramisin I)

C46H78N2O15                                                                            BM 899,1

 

Spiramisin merupakan antibiotik golongan makrolida yang diproduksi oleh Streptomyces ambofaciens atau Streptomyces yang lainnya. Mengandung tidak kurang dari 4100 IU per mg, dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Serbuk putih atau kekuningan, sedikit higroskopis.

 

Kelarutan Sukar larut dalam air; mudah larut dalam aseton, dalam etanol dan dalam metanol.

 

Baku pembanding  Spiramisin BPFI, Eritromisin A BPFI.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam metanol P (1 dalam 100.000); yang diukur pada panjang gelombang antara 220 nm dan 350 nm, menunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang lebih kurang 232 nm, dengan serapan spesifik maksimum 340.

    B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi secara kromatografi lapis tipis <281>.

    Fase gerak Buat campuran 2-propanol P-amonium asetat (150 g per l) pH 9,6-etilasetat P (4:8:9).

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 40 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai tanda.

    Larutan baku 1 Timbang saksama lebih kurang 40 mg Spiramisin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan  encerkan dengan metanol P sampai tanda.  

    Larutan baku 2 Timbang saksama lebih kurang 40 mg Eritromisin A BPFI ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dan encerkan dengan metanol P sampai tanda.

    Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 mL Larutan baku 1, Larutan baku 2 dan Larutan uji pada lempeng kromatografi silika gel G. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase gerak dan biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, keringkan, semprot dengan penampak bercak anisaldehid LP dan panaskan pada suhu 110° selama 5 menit. Intensitas, warna dan harga Rf bercak utama pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan bercak utama pada kromatogram Larutan baku 1. Jika pada kromatogram Larutan uji diperoleh 1 atau 2 bercak lain dengan harga Rf lebih besar dari harga Rf bercak utama, maka bercak tersebut letak dan warnanya harus sesuai dengan bercak lain selain bercak utama yang diperoleh dari Larutan baku 1 dan berbeda dari bercak pada kromatogram Larutan baku 2.

    C. Larutkan 0,5 g zat dalam 10 mL asam sulfat 0,05 M, dan tambahkan 25 mL air, atur pH hingga 8 dengan penambahan natrium hidroksida 0,1 N dan encerkan dengan air hingga 50 mL. Pipet 5 mL larutan, tambahkan 2 mL campuran air-asam sulfat P (1:2): terjadi warna coklat.

 

Rotasi jenis <1081> Antara -80° dan -85° terhadap zat kering; lakukan penetapan menggunakan larutan 1 g zat dalam 50 mL asam asetat 10 % v/v.

 

pH <1071> Antara 8,5 dan 10,5; lakukan penetapan menggunakan larutan sebagai berikut: Larutkan 0,5 mg zat dalam 5 mL metanol P dan encerkan dengan air bebas karbon dioksida P hingga 100 mL.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,5%; lakukan pengeringan di atas fosfor pentoksida P pada suhu 800 dengan tekanan tidak lebih dari 0,67 kPa selama 6 jam, lakukan penetapan menggunakan 500 mg zat.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan menggunakan 1 g zat.

 

Logam berat <371> Metode V  Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan menggunakan 1 g zat.

 

Komposisi Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi  seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku, Larutan uji, dan Sistem kromatografi lakukan seperti tertera pada Cemaran organik.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 mL) Larutan baku 2 dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung persentase komposisi spiramisin I, II dan III berdasarkan komposisi yang tertera pada etiket Spiramisin BPFI. Komposisi spiramisin dihitung terhadap zat kering adalah spiramisin I tidak kurang dari 80,0%; spiramisin II tidak lebih dari 5,0%; spiramisin III tidak lebih dari 10,0%; jumlah semua spiramisin I, II dan III tidak kurang dari 90,0%

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Semua larutan dibuat segar]

    Dapar pH 6,5 Buat larutan kalium fosfat dibasa P 34,8 g per 1000 mL dalam air, atur pH hingga 6,5 dengan penambahan larutan kalium fosfat monobasa P 27,2 g per 1000 mL.

    Fase gerak Buat campuran Dapar pH 6,5-asetonitril P-air (5:40:55). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931> .

    Pelarut Buat campuran metanol P-air (3:7).

    Larutan baku 1 Timbang saksama lebih kurang 25 mg Spiramisin BPFI masukkan ke dalam labu tentukur 25-mL. Larutkan dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda.

    Larutan baku 2 Pipet 2 mL Larutan baku 1 ke dalam labu tentukur 100-mL. Encerkan dengan Pelarut sampai tanda.

    Larutan baku 3 Timbang saksama lebih kurang 5 mg Spiramisin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 25-mL. Larutkan dan encerkan dengan Dapar pH 2,2  sampai tanda. Panaskan diatas tangas air pada suhu 60° selama 30 menit. Dinginkan dalam air dingin.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-mL. Larutkan dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda.

    Blangko Gunakan Pelarut sebagai blangko.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 232 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 mm, ukuran pori 12,5 nm, dan muatan karbon 15%. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit, dan pertahankan suhu kolom pada 70°. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku 1, 2 dan 3, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara cemaran A dan spiramisin tidak kurang dari 10,0; waktu retensi relatif spiramisin I, spiramisin II, spiramisin III, cemaran A, cemaran B, cemaran D, cemaran E, cemaran F, cemaran G dan cemaran H berturut-turut adalah lebih kurang 1,0; 1,4; 2,0; 0,45; 0,73; 0,50; 2,5; 0,41; 0,66 dan 0,87.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku 1 dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons semua puncak kecuali puncak pelarut, spiramisin I, II dan III. Masing-masing Cemaran A (neospiramisin I); Cemaran B (spiramisin IV); Cemaran D (spiramisin V); Cemaran E (18-deoksi-18-dihidrospiramisin atau DSPM); Cemaran F (spiramisin dimer); Cemaran G (neospiramisin II); dan Cemaran H (neospiramisin III); respons puncak masing-masing cemaran tidak lebih dari respons puncak utama Larutan baku 2 (2,0%); cemaran lain: respons puncak masing-masing cemaran tidak lebih dari respons puncak utama Larutan baku 2 (2,0%); total cemaran tidak lebih dari 5 kali respons puncak utama Larutan baku 2 (10,0%). Abaikan respons puncak yang lebih kecil dari 0,05 kali respons puncak utama Larutan baku 2 (0,1%).

 

Penetapan kadar  Lakukan penetapan seperti tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup kedap.