Prokain Penisilin G


Penicillin G Procain 

 

 

Asam (2S,5R,6R)-3,3-dimetil-7-okso-6-(2-fenil asetamido)-4-tia-l-azabisiklo[3.2.0]heptan-2-karboksilat bersenyawa dengan 2-(dietilamino)etil p-aminobenzoat (1:1) monohidrat [6130-64-9]

C16H18N2O4S.C13H20N2O2.H2O                BM 588,72

Anhidrat [54-35-3]                                                   BM 570,71

 

Potensi tidak kurang dari 900 unit dan tidak lebih dari 1050 unit Penisilin G FI per mg. 

 

Pemerian Hablur putih atau serbuk mikrokristal sangat halus putih; tidak berbau atau praktis tidak berbau, relatif stabil dalam udara. Larutannya memutar bidang polarisasi ke kanan. Cepat tidak diaktifkan oleh asam, oleh alkali hidroksida dan oleh zat oksidator. 

 

Kelarutan Sukar  larut dalam air; larut dalam etanol dan dalam kloroform.

 

Baku pembanding Kalium Benzilpenisilin BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, pada tempat dingin. Prokain Hidroklorida BPFI; lakukan pengeringan dalam desikator di atas silika gel P  selama 18 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik. Penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.

 

Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi secara kromatografi lapis tipis <281>.

    Fase gerak Campuran toluena P-dioksan P-asam asetat glasial P (90:25:4).

    Pelarut Campuran aseton P-asam sitrat 0,1 M-natrium sitrat 0,1 M (2:1:1).

    Larutan baku 1 Timbang sejumlah Kalium Penisilin G BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar lebih kurang 12.000 unit Penisilin G per mL.

    Larutan baku 2 Timbang sejumlah Prokain Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Pelarut hingga kadar lebih kurang 5 mg per mL.

    Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam Pelarut hingga kadar lebih kurang 12.000 unit Penisilin G per mL.

    Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 20 µL Larutan uji, Larutan baku 1 dan Larutan baku 2 pada tepi lempeng kromatografi yang dilapisi dengan campuran silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatograf yang berisi Fase gerak. Biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan menguap dan amati di bawah cahaya ultraviolet pada gelombang 254 nm dan 366 nm, tandai bercak. Semprot lempeng dengan kanji LP kemudian dengan iodum LP (1 dalam 10). Penisilin G terlihat sebagai bercak putih dengan latar belakang ungu: Rbercak utama Penisilin G yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan baku 1. Semprot bercak yang terlihat di bawah cahaya ultraviolet dengan p-dimetilamino-benzaldehid P dalam larutan metanol P (1 dalam 20). Prokain tampak sebagai bercak kuning terang: harga Rf bercak utama prokain yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh dari Larutan baku 2.

 

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.

 

Endotoksin bakteri <201> Jika pada etiket tertera prokain penisilin G steril atau harus diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi, mengandung tidak lebih dari 0,01 unit Endotoksin FI per 100 unit Penisilin G FI.

 

Sterilitas <71> Jika pada etiket tertera prokain penisilin G steril, harus memenuhi syarat bila diuji menggunakan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji Sterilitas, kecuali menggunakan Cairan A yang ditambahkan enzim penisilinase P steril secukupnya untuk menginaktifkan penisilin G dan goyang bejana sampai homogen, sebelum disaring.

 

pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5; lakukan penetapan menggunakan larutan jenuh yang mengandung lebih kurang 300 mg zat per mL.

 

Air <1031> Metode I Antara 2,8% dan 4,2%.

 

Penisilin G dan prokain Penisilin G antara 51,0% dan 59,6% C16H18N2O4S; prokain antara 37,5% dan 43,0% C13H20N2O2. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Larutkan 14 g kalium fosfat monobasa P dan 6,5 g larutan tetrabutilamonium hidroksida P (4 dalam 10) dalam lebih kurang 700 mL air, atur hingga pH 7,0 dengan penambahan kalium hidroksida 1 N, encerkan dengan air hingga 1000 mL. Campur 500 mL larutan dengan 250 mL asetonitril P dan 250 mL air. Atur pH hingga 7,5 ± 0,05 dengan penambahan kalium hidroksida 1 N, atau larutan asam fosfat P (1 dalam 10), saring menggunakan penyaring membran porositas 5 µm atau lebih halus dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kalium Penisilin G BPFI dan Prokain Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,8 mg per mL dan 0,54 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 70 mg zat,masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, tambahkan 30 mL Fase gerak, sonikasi hingga larut, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.

    Larutan resolusi Buat larutan Kalium Penisilin V dalam Fase gerak, hingga kadar 2,4 mg per mL. Campur 1 bagian volume larutan ini dengan 3 bagian volume Larutan baku.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 235 nm dan kolom 4 mm × 30 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 10 µm. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak penisilin G dan penisilin V tidak kurang dari 2,0.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, ukur respons puncak utama. Waktu retensi relatif prokain dan penisilin G berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 2,2. Hitung persentase penisilin G, C16H18N2O4S, dalam sediaan dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak penisilin G dari Larutan uji dan Larutan baku; C adalah kadar Kalium Penisilin G BPFI dalam mg per mL Larutan baku;Gs adalah kandungan penisilin G dalam persen pada Kalium Penisilin G BPFI; WU adalah jumlah dalam mg prokain penisilin G yang digunakan. Hitung persentase prokaina, C13H20N2O2, dalam sediaan dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak prokain dari Larutan uji dan Larutan baku; C adalah kadar Prokain Hidroklorida BPFI dalam mg per mL Larutan baku; WU adalah jumlah dalam mg prokain penisilin G steril yang digunakan; 236,32 dan 272,78 berturut-turut adalah bobot molekul prokain dan prokain hidroklorida.

 

Penetapan kadar

    Larutan baku Gunakan Kalium Penisilin G BPFI, buat seperti tertera pada Larutan baku dalam Penetapan Kadar Antibiotik secara Iodometri <521>.

    Larutan uji Buat seperti tertera pada Penetapan Kadar Antibiotik secara Iodometri <521>. Lakukan penetapan menggunakan lebih kurang 100 mg zat yang ditimbang saksama, larutkan dalam 2,0 mL metanol P, dan encerkan secara kuantitatif dengan Dapar nomor 1 hingga kadar lebih kurang 2000 unit Penisilin G FI per mL.

    Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan Kadar Antibiotik secara Iodometri <521>. Hitung potensi dalam unit penisilin G FI per mL dari prokain penisilin G yang digunakan dengan rumus:

 

 

D adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot Prokain Penisilin G yang digunakan dan pengencerannya.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk Padatan Steril seperti yang tertera pada Injeksi.

 

Penandaan Jika prokain penisilin G ditujukan untuk pembuatan sediaan injeksi, pada etiket harus tertera steril atau harus diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi.