Morfin Hidroklorida


Morphine Hydrochloride

 7,8-Didehidro-4,5?-epoksi-17-metilmorfinan-3,6?-diol hidroklorida trihidrat [6055-06-7]

C17H19NO3.HCl.3H2O                                 BM 375,8

Morfin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C17H19NO3.HCl dihitung terhadap zat anhidrat.

Pemerian Hablur mengkilap, berbentuk kubus tak berwarna, atau serbuk hablur putih atau hampir putih.

Kelarutan Larut dalam air, sedikit larut dalam etanol, praktis tidak larut dalam toluen.

Baku pembanding Morfin Hidroklorida Trihidrat BPFI.

 

Identifikasi

Lakukan identifikasi A dan E atau B, C, D dan E.

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan bilangan gelombang yang sama seperti pada Morfin Hidroklorida Trihidrat BPFI.

    B.  Larutan persediaan Larutkan 25,0 mg zat dalam 25,0 mL air.

    Larutan A Encerkan 10,0 mL Larutan persediaan dengan air hingga 100,0 mL.

    Larutan B Encerkan 10,0 mL Larutan persediaan dengan natrium hidroksida 0,1 N hingga 100,0 mL.

    Prosedur Serapan Larutan A dan Larutan B pada panjang gelombang antara 250 nm dan 350 nm  menunjukkan maksimum pada panjang gelombang 285 nm untuk Larutan A dan 298 nm untuk Larutan B. Serapan jenis Larutan A antara 37 dan 43 dan serapan jenis Larutan B antara 64 dan 72.

    C. Pada lebih kurang 1 mg zat dalam cawan porselen, tambahkan 0,5 mL asam sulfat-formaldehid LP; terjadi warna ungu yang berubah menjadi lembayung.

    D. Menunjukkan reaksi Alkaloid seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

    E. Menunjukkan reaksi Klorida cara A seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

 

Keasaman-kebasaan Pada 10 mL larutan 2% zat dalam air bebas karbon dioksida P tambahkan 0,05 mL merah metil LP: diperlukan tidak lebih dari 0,2 mL natrium hidroksida 0,02 N atau 0,2 mL asam hidroklorida 0,02 N untuk merubah warna larutan.

Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan penetapan menggunakan larutan 2% zat dalam air bebas karbon dioksida P.

Warna dan Akromisitas <1291> Metode III Warna larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan V6 atau W6; lakukan penetapan menggunakan larutan 2% zat dalam air bebas karbon dioksida P.

Rotasi jenis <1081> Antara -110º sampai -115º terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan menggunakan larutan 2% zat dalam air bebas karbon dioksida P.

Air <1031> Metode Ia Antara 12,5% dan 15,5%, lakukan penetapan menggunakan 0,10 g zat.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan menggunakan 1,0 g zat.

Cemaran organik Lakukan penetapan secara  Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Buat larutan natrium heptansulfonat P dengan kadar 1,01 g per liter, atur pH hingga 2,6 dengan penambahan asam fosfat P 50%.

    Larutan B Gunakan metanol P.   

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

   Pengencer Gunakan larutan asam asetat P 1 %.

   Larutan uji Timbang saksama 125 mg zat, masukkan dalam labu tentukur 50-mL, larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

    Larutan baku A Pipet 1 mL Larutan uji, encerkan dengan Pengencer hingga 100,0 mL. Pipet 2 mL larutan ini, encerkan dengan Pengencer hingga 10,0 mL.

    Larutan baku B Timbang saksama 5 mg Morfin untuk kesesuaian sistem BPFI (mengandung senyawa sejenis B, C, E dan F) dalam 2,0 mL Pengencer.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom  berukuran 4,6 mm × 15 cm berisi bahan pengisi L1end capped” dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 35°. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu (menit)

Larutan A (%)

Larutan B (%)

0-2

85

15

2-35

85?50

15?50

35-40

50

50

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku B, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: perbandingan puncak terhadap lembah (Hp/Hv) dari senyawa sejenis F dan morfin tidak kurang dari 2; Hp adalah tinggi puncak senyawa sejenis F dari garis dasar dan Hv adalah tinggi di atas garis dasar dari titik terendah kurva pemisah puncak senyawa sejenis F dari morfin. Waktu retensi relatif senyawa sejenis terhadap morfin (waktu retensi lebih kurang 12,5 menit) tertera pada Tabel.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan uji dan Larutan baku A ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Masing-masing senyawa sejenis dan jumlah senyawa sejenis  tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

 

Nama

Waktu retensi relatif

Faktor koreksi

Batas

Senyawa sejenis B

1,9

0,25

Tidak lebih dari 2 kali respons puncak utama Larutan baku A (0,4%)
Senyawa sejenis C

1,6

0,4

Tidak lebih dari respons puncak utama Larutan baku A (0,2%)
Senyawa sejenis E

1,1

0,5

Tidak lebih dari respons puncak utama Larutan baku A (0,2%)
Senyawa sejenis F

0,95

-

-

Masing-masing cemaran lain

-

-

Tidak lebih dari respons puncak utama Larutan baku A (0,2%)
Total cemaran

-

-

Tidak lebih dari 5 kali respons puncak utama Larutan baku A (1,0%)

Abaikan respons puncak kurang dari 0,25 kali respons puncak utama Larutan baku A (0,05%).

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat, larutkan dalam campuran 5 mL asam hidroklorida 0,01 N dan 30 mL etanol P. Titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV. Tentukan titik akhir secara potensiometrik dengan membaca volume diantara dua titik infleksi.

Tiap mL natrium hidroksida 0,1 N

setara dengan 32,18 mg C17H20ClNO3 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik dan terlindung cahaya.