Vaksin Jerap Pertusis Aselular


tambahan monografi
VAKSIN JERAP PERTUSIS ASELULAR
Pertussis Vaccine (Acellular, Component, Adsorbed)

 

Vaksin Jerap Pertusis Aselular merupakan preparasi antigenik komponen suspensi steril sel aselular satu atau lebih galur Bordetella pertussis (B. pertussis) yang telah diinaktivasi, yang diberi perlakuan untuk memperkecil toksisitas dan menjaga potensi. Vaksin mengandung adsorben mineral seperti aluminium hidroksida atau aluminium fosfat hidrat.

Vaksin mengandung pertusis toksoid atau protein mirip pertusis-toksin yang bebas dari sifat toksik, yang dihasilkan melalui ekspresi gen yang dimodifikasi dari gen yang sesuai. Toksoid pertusis dibuat dari toksin pertusis dengan metode yang membuat toksin tidak berbahaya dengan mempertahankan sifat imunogenik yang memadai dan menghindari perubahan kembali menjadi toksin. Vaksin dapat mengandung hemaglutinin berfilamen, pertaktin (protein membran luar 69 kDa) dan komponen B. pertussis lain yang ditentukan seperti antigen fimbrial-2 dan fimbrial-3. Dua antigen terakhir dapat dimurnikan bersama. Komposisi dan karakteristik antigenik didasarkan pada bukti perlindungan dan bebas dari reaksi tak terduga dalam kelompok sasaran vaksin.

PRODUKSI 
Proses produksi harus menghasilkan vaksin yang secara konsisten sebanding dengan vaksin yang terbukti efektif secara klinis dan aman pada manusia. 

Saat bentuk rekayasa genetika B. pertussis digunakan, konsistensi produksi dan stabilitas genetik harus ditetapkan sesuai dengan persyaratan monografi Produk dari teknologi DNA rekombinan.

Baku vaksin Bets vaksin yang terbukti efektif dalam uji klinis atau bets yang representatif akan digunakan sebagai baku vaksin. Untuk pembuatan bets yang representatif, perlu mematuhi proses produksi secara ketat yang digunakan dalam pembuatan bets uji klinis. Baku vaksin sebaiknya distabilkan dengan metode yang telah terbukti tidak memiliki efek signifikan pada prosedur pengujian ketika dilakukan perbandingan terhadap bets yang distabilkan dan yang tidak distabilkan.

KARAKTERISASI KOMPONEN
Selama pengembangan vaksin, proses produksi harus divalidasi dan menunjukkan bahwa komponen yang dihasilkan konsisten dan memenuhi syarat; setelah menunjukkan konsistensi, uji tidak perlu diterapkan secara rutin untuk setiap bets.

Adenilat Siklase Tidak lebih dari 500 ng setara dengan satu dosis vaksin akhir, ditentukan dengan analisis imunoblot atau metode lain yang sesuai.

Sitotoksin trakeal Tidak lebih dari 2 pmol setara dengan satu dosis vaksin akhir, ditetapkan metode penetapan potensi secara biologi atau Kromatografi <931> yang sesuai.

Tidak adanya residu toksin dermonekrotik Suntikkan secara intradermal 0,1 mL jumlah komponen atau fraksi antigenik yang setara dengan 1 dosis vaksin akhir, pada masing-masing dari 3 bayi mencit yang sudah disapih. Amati selama 48 jam. Tidak menunjukkan adanya reaksi dermonekrotik.

Sifat Spesifik Komponen vaksin dianalisis dengan satu atau lebih metode di bawah ini untuk menentukan identitas dan sifat spesifiknya (aktivitas per unit jumlah protein) dibandingkan dengan penyiapan baku.

Toksin Pertussis

Metode in vitro: efek CHO (Chinese Hamster Ovary) cell-clustering dan hemaglutinasi.
Metode in vivo: aktifitas lymphocytosis-promoting, aktivitas sensitisasi histamin dan aktivitas sekresi insulin.
Toksin menunjukkan aktivitas
ADP-ribosyl transferase menggunakan transdusin sebagai akseptor.

Filamen hemagglutinin Hemaglutinasi dan penghambatan oleh antibodi spesifik.

Pertaktin, antigen fimbrial-2 dan fimbrial-3 Reaktivitas dengan antibodi spesifik.

Toksoid Pertusis Toksoid yang diinduksi pada hewan menghasilkan antibodi yang mampu menghambat semua sifat toksin pertusis.

KOMPONEN MURNI
Produksi setiap komponen didasarkan pada sistem lot benih. Kultur benih dari toksin yang dibuat, dikelola untuk dilestarikan atau, jika perlu, mengembalikan toksigenisitas melalui seleksi yang ditentukan.

Darah manusia atau produk darah manusia tidak digunakan dalam media kultur apapun untuk propagasi bakteri, baik untuk benih maupun untuk vaksin. Media yang digunakan untuk pembuatan lot benih dan inokula dapat mengandung darah atau produk darah yang berasal dari hewan.

Toksin pertusis (jika mengandung hemaglutinin dan pertaktin berfilamen, dimurnikan), setelah karakterisasi yang tepat, didetoksifikasi menggunakan pereaksi kimia yang sesuai, dengan metode yang menghindari perubahan kembali toksoid menjadi toksin, terutama pada penyimpanan atau paparan panas.

Komponen lain seperti antigen fimbrial-2 dan fimbrial-3 dimurnikan baik secara terpisah atau bersama-sama, dikarakterisasi dan terbukti bebas dari zat beracun. Prosedur pemurnian divalidasi untuk menunjukkan pembersihan zat yang digunakan selama kultur atau pemurnian. Kandungan endotoksin bakteri ditetapkan untuk memantau prosedur pemurnian dan membatasi jumlah dalam vaksin akhir. Batas yang ditetapkan untuk masing-masing komponen adalah sedemikian rupa sehingga vaksin akhir mengandung kurang dari 100 UI per dosis tunggal manusia.

Sebelum detoksifikasi, kemurnian komponen ditentukan dengan metode yang sesuai seperti elektroforesis gel poliakrilamida (PAGE) atau kromatografi cair. SDS-PAGE atau analisis imunoblot dengan antibodi monoklonal atau poliklonal spesifik dapat digunakan untuk mengkarakterisasi subunit.

Persyaratan ditetapkan untuk setiap produk individual.

Hanya komponen murni yang memenuhi syarat di bawah ini yang dapat digunakan pada pembuatan vaksin ruahan akhir.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Lakukan penetapan menggunakan sejumlah media komponen yang dimurnikan setara dengan tidak kurang dari 100 dosis.

Residu toksin pertusis Memenuhi syarat. Uji yang sudah divalidasi berdasarkan efek Chinese hamster ovary (CHO) cell-clustering dapat digunakan sebagai pengganti uji menggunakan mencit.

Residu agens detoksifikasi dan reagen lainnya Kandungan Residu agens detoksifikasi dan reagen lainnya ditetapkan dan menunjukkan berada di bawah batas yang disetujui kecuali proses validasi menunjukkan kelulusan yang dapat diterima.

Kandungan antigen Tentukan kandungan antigen dengan Metode imunokimia <1385> yang sesuai dan protein nitrogen oleh Penetapan Kadar Nitrogen <581> atau metode yang sesuai. Rasio kandungan antigen terhadap protein nitrogen berada dalam batas yang ditentukan untuk produk.

VAKSIN RUAHAN AKHIR
Vaksin disiapkan dengan adsorpsi sejumlah komponen murni yang sesuai, secara terpisah atau bersama-sama, pada aluminium hidroksida atau aluminium fosfat hidrat.
Pengawet antimikroba yang cocok dapat ditambahkan.
Hanya vaksin ruahan akhir yang memenuhi syarat di bawah ini yang dapat digunakan pada lot akhir.

Pengawet antimikroba <61> Tidak kurang dari 85% dan tidak lebih dari 115% dari jumlah yang ditetapkan. Jika digunakan, tentukan jumlah pengawet antimikroba menggunakan metode yang sesuai.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat. Lakukan penetapan menggunakan 10 mL untuk setiap media.

LOT AKHIR
Hanya lot akhir yang memenuhi syarat Identifikasi, Uji batas dan Penetapan potensi yang dapat diluluskan untuk penggunaan. Jika uji residu toksin pertusis, ireversibilitas toksoid pertusis, formaldehid bebas, pengawet antimikroba, dan penetapan potensi telah dilakukan dengan hasil memenuhi syarat pada vaksin ruahan akhir, uji tersebut dapat dihilangkan pada lot akhir.

IDENTIFIKASI
Larutkan sejumlah natrium sitrat P dalam vaksin yang akan diuji, hingga diperoleh larutan 10 g per L. Pertahankan suhu pada 37° selama lebih kurang 16 jam dan sentrifus untuk memperoleh beningan. Lakukan penetapan menggunakan Metode imunokimia <1385> yang sesuai: beningan bereaksi dengan antiserum spesifik terhadap komponen yang tertera pada etiket.

UJI BATAS 
Residu toksin pertusis dan ireversibilitas toksoid pertusis Memenuhi syarat.

Aluminium <1391> Tidak lebih dari 1,25 mg per dosis tunggal manusia, jika aluminium hidroksida atau aluminium fosfat hidrat digunakan sebagai adsorben.

Formaldehid bebas <1395> Tidak lebih dari 0,2 g per L.

Pengawet antimikroba <61> Tidak kurang dari jumlah minimum efektif dan tidak lebih dari 115% dari jumlah yang tertera pada etiket. Jika digunakan, tentukan jumlah pengawet antimikroba menggunakan metode yang sesuai.

Sterilitas <71> Memenuhi syarat.

PENETAPAN POTENSI
Lakukan salah satu metode yang ditentukan untuk pengujian Penetapan Potensi Vaksin Jerap Pertusis Aselular <175>.
Kapasitas vaksin untuk menginduksi antibodi untuk masing-masing antigen pertusis aselular tidak lebih rendah secara signifikan (P = 0,95) dari baku vaksin.

Penandaan
Cantumkan nama dan jumlah komponen yang terkandung dalam vaksin; jika ada, nama pertussis toxin-like protein yang dihasilkan dari modifikasi genetic; nama dan jumlah adsorben; vaksin harus dikocok sebelum digunakan; dan vaksin tidak boleh dibekukan.