Travoprost


Travoprost

 

 

Isopropil (Z)-7-[(1R,2R,3R,5S)-3,5-dihidroksi-2-[(1E,3R)-3-hidroksi-4-[(a,a,a-trifluoro-m-tolil)oksi]-1-butenil]siklopentil]-5-heptanoat [157283-68-6]

C26H35F3O6                                                      BM 500,55

 

Travoprost mengandung tidak kurang dari 96,0% dan tidak lebih dari 102,0% C26H35F3O6, dihitung terhadap zat anhidrat bebas pelarut. [Perhatian Lakukan dengan hati-hati untuk mencegah kontak dengan badan.]

 

Pemerian Minyak kental, jernih dan tidak berwarna.

 

Kelarutan Tidak larut dalam air.

 

Baku pembanding Travoprost BPFI; Larutan dalam campuran asetonitril-air (30:70), simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam lemari pembeku. Setelah ampul dibuka simpan sisa dengan bantuan nitrogen dalam wadah tertutup rapat.

 

Identifikasi

    A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi secara kromatografi lapis tipis <281>.

    Penjerap Campuran Silika gel P yang mengandung perak nitrat 20%.

    Fase gerak Campuran etil asetat P-etanol P (4:1).

    Penampak bercak Asam fosfomolibdat P dalam etanol P hingga kadar lebih kurang 20%.

    Larutan baku Gunakan Travoprost BPFI.

    Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µL [Catatan Jika perlu totolkan secara bertahap 1-2 µL, biarkan mengering dan ulangi kembali, agar bercak tidak melebar] Larutan baku dan Larutan uji  pada lempeng kromatografi. Biarkan bercak mengering, masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase gerak, biarkan hingga Fase gerak merambat hingga lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan keringkan. Semprot lempeng dengan Penampak bercak, panaskan lempeng pada suhu 80º-120º. Bercak travoprost berwarna hitam. Warna dan harga Rf bercak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.

B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Air <1031> Metode Ia Tidak lebih dari 1,0%; lakukan penetapan menggunakan 0,2 g zat dalam campuran asetonitril P-metanol P (1:1), 1 mL titran setara dengan 2 mg air.

 

Rotasi jenis <1081> Antara +52,0° dan +58,0°; lakukan penetapan menggunakan larutan zat 20 mg per mL dalam etanol mutlak P, dengan menggunakan sumber cahaya lampu raksa pada 365 nm.

 

Etil asetat Tidak lebih dari 5000 bpj. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah etil asetat P, larutkan dan encerkan dengan N,N-dimetilasetamida P hingga kadar lebih kurang 50 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan N,N-dimetilasetamida P hingga kadar lebih kurang 0,02 g per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kapiler leburan silika berukuran 0,53 mm x 30 m berisi fase diam G16 dengan ukuran partikel 1 µm. Gunakan gas helium P sebagai gas pembawa dengan laju alir 4 mL per menit. Suhu injektor dan detektor berturut-turut 140° dan 240°.  Kolom dikondisikan pada suhu yang diprogram sebagai berikut:

 

Suhu awal

(º)

Kenaikan suhu

(º/menit)

Suhu akhir

(º)

Waktu tahan pada suhu akhir

(menit)

55

0

55

6

55

25

240

20

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara etil asetat P dan puncak berdekatan lain tidak kurang dari 1,5; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 15% [Catatan Waktu retensi etil asetat lebih kurang 2 sampai 5 menit.]

   Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 1 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung kadar etil asetat dalam bpj dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar etil asetat dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar travoprost dalam g per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar, Fase gerak, Larutan baku, Larutan uji, Sistem kromatografi dan Kesesuaian sistem Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.      

    Prosedur Suntikkan lebih kurang 100 µL Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus:

 

 

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran;  rT adalah jumlah semua respons puncak; F adalah faktor respons relatif seperti tertera pada Tabel. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

 

Tabel

Nama

Waktu retensi relatif

Faktor respons relatif

Batas (%)

Senyawa sejenis A travoprost

0,11

1,0

0,2

Derivat epoksid

0,55

1,0

0,4

15-epi Diastereomer

0,90

1,1

0,1

5,6-trans Isomer

1,16

1,0

3,5

15-Keto derivat

1,45

1,6

0,3

Cemaran lain

-

-

0,1

Total cemaran

-

-

4,0

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar Pipet lebih kurang 2 mL asam fosfat P, encerkan dengan 1 L air, atur pH hingga 3,0 dengan penambahan natrium hidroksida LP.

    Fase gerak Campuran asetonitril  P-Dapar  (3:7). Saring dan awaudarakan, jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Gunakan Travoprost BPFI 0,5 mg per mL tanpa pengenceran.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, encerkan dengan 15 mL asetonitril P. Tambahkan  25 mL air, campur, diamkan hingga suhu ruang. Encerkan dengan air sampai tanda.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom berukuran 4,6 mm x 5 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 3 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam komatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak travoprost dan 5,6-trans isomer tidak kurang dari 1,5; efisiensi kolom puncak analit tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2,0; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. [Catatan Travoprost BPFI mengandung sejumlah kecil 5,6-trans isomer. Waktu retensi relatif travoprost dan 5,6-trans isomer berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 1,1.]

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 100 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase travoprost, C26H35F3O6 dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Travoprost BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar travoprost dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dengan bantuan nitrogen, tidak tembus cahaya, pada suhu antara -25° dan -15°.