Asebutolol Hidroklorida


Acebutolol Hydrochloride

(±)-3’-Asetil-4’-[2-hidroksi-3-(isopropilamino) propoksi]-butiranilida monohidroklorida [34381-68-5]

C18H28N2O4. HCl                                      BM 372,89

 

Asebutolol Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C18H28N2O4.HCl, dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Serbuk hablur putih atau agak putih. Melebur antara 141° dan 144°.

 

Kelarutan  Larut dalam air dan dalam etanol; sangat sukar larut dalam aseton dan dalam metilen klorida; praktis tidak larut dalam eter.

 

Baku pembanding Asebutolol Hidroklorida BPFI, tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat. Senyawa Sejenis A Asebutolol BPFI; Senyawa Sejenis B Asebutolol BPFI; Senyawa Sejenis I Asebutolol BPFI.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Asebutolol Hidroklorida BPFI.

    B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.

    C. Menunjukkan reaksi Klorida cara B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

 

pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0; lakukan penetapan menggunakan larutan zat 10 mg per mL.

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 3 jam.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 

Cemaran Organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Campur 2,0 mL asam fosfat P dan 3,0 mL trietilamin P, encerkan dengan air sampai 1 liter.

    Larutan B   Buat campuran asetonitril PLarutan A (1 : 1).

    Larutan baku persediaan 1 Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis A Asebutolol BPFI, masukkan dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dengan asetonitril P lebih kurang 50% dari total volume, dan encerkan dengan Larutan A sampai tanda hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per mL.

    Larutan baku persediaan 2 Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis B Asebutolol BPFI, masukkan dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dengan asetonitril P lebih kurang 50% dari total volume, dan encerkan dengan Larutan A sampai tanda hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per mL.

    Larutan baku A Timbang saksama sejumlah Asebutolol Hidroklorida BPFI, masukkan dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 0,002 mg per mL.

    Larutan baku B Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis I Asebutolol BPFI, masukkan dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 0,004 mg per mL.

    Larutan baku C Pipet sejumlah volume Larutan baku persediaan 1, encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 0,002 mg per mL.

    Larutan baku D Pipet sejumlah volume Larutan baku persediaan 2, encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 0,004 mg per mL.

    Larutan kesesuaian sistem Pipet sejumlah volume Larutan baku A dan Larutan baku B, masukkan dalam labu tentukur yang sesuai, encerkan dengan Larutan A hingga kadar masing-masing lebih kurang 0,4 µg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, masukkan dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 2 mg per mL

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom berukuran 4,0 mm × 12,5 cm berisi bahan pengisi L1 dengan  ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 40°. Laju alir lebih kurang 1,2 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu

(menit)

Larutan A

(%)

Larutan B

(%)

0

98

2

2

98

2

30,5

10

90

41

10

90

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara asebutolol dan  Senyawa Sejenis I Asebutolol BPFI  tidak kurang dari 7,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku A, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 25 ?L) Larutan baku A, Larutan baku BLarutan baku C, Larutan baku D dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase senyawa sejenis A asebutolol atau senyawa sejenis B asebutolol atau senyawa sejenis I asebutolol dalam zat dengan rumus:

radalah respons puncak masing-masing cemaran yang sesuai dalam Larutan uji; rS adalah respons puncak masing-masing cemaran dalam Larutan baku B, Larutan baku C, dan Larutan baku D; CS adalah kadar masing-masing cemaran dalam mg per mL Larutan baku B, Larutan baku C atau Larutan baku D; CU adalah kadar asebutolol hidroklorida dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang. Hitung persentase cemaran lain dalam zat dengan rumus:

radalah respons puncak masing-masing cemaran  dari Larutan uji; rS adalah respons puncak asebutolol dari Larutan baku A; CS adalah kadar Asebutolol Hidroklorida BPFI dalam mg per mL Larutan baku A; CU adalah kadar asebutolol hidroklorida dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

Tabel

Cemaran

Waktu retensi relatif

Batas

(%)

Senyawa sejenis B asebutolol

0,72

0,2

Senyawa sejenis I asebutolol

0,91

0,2

Asebutolol

1,00

-

Senyawa sejenis A  asebutolol

1,48

0,1

Cemaran  lain

-

0,10

Total cemaran

-

0,5

Abaikan cemaran dengan puncak kurang dari 0,05%

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Buat campuran metanol P-larutan natrium dodesil sulfat 0,3%-asam asetat glasial P (675:325:20), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>, hingga waktu retensi asebutolol antara 4 dan 7 menit.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asebutolol Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 0,14 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 0,14 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 3,9 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 2 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 0,73%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 mL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase asebutolol hidroklorida, C18H28N2O4.HCl, dalam zat dengan rumus:

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Asebutolol Hidroklorida BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar asebutolol hidroklorida dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu ruang terkendali.