Oksitetrasiklin Hidroklorida


Oxytetracycline Hydrochloride

 

4-(Dimetilamino)-1,4,4a,5,5a,6,11,12a-oktahidro-3,5,6,10,12,12a-heksahidroksi-6-metil-1,11-diokso-2-naftasenakarboksamida monohidroklorida [2058-46-0]

C22H24N2O9.HCI                                      BM 496,89

 

Oksitetrasiklin Hidroklorida mempunyai potensi setara dengan tidak kurang dari 835 µg C22H24N2O9 per mg, dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Serbuk hablur, kuning; tidak berbau; rasa pahit; higroskopik. Oleh pengaruh cahaya matahari kuat atau suhu lebih dari 90º pada udara lembab, warna berubah menjadi gelap. Terurai pada suhu lebih dari 180º. Dalam larutan dengan pH kurang dari 2, potensi turun; cepat rusak oleh pengaruh larutan alkali hidroksida.

 

Kelarutan Mudah larut dalam air, tetapi terhidrolisa menjadi hablur oksitetrasiklin dan hidroklorida; agak sukar larut dalam etanol dan dalam metanol; sukar larut dalam etanol mutlak; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

 

Baku pembanding Oksitetrasiklin BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam lemari pembeku. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik. Penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan ultaviolet larutan 20 mg per mL dalam asam hidroklorida 0,1 N menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada Oksitetrasiklin BPFI. Daya serap dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan, pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 353 nm adalah antara 88,2% dan 96,8% dari Oksitetrasiklin BPFI, potensi baku pembanding diperhitungkan.

    B. Tambahkan 2 mL asam sulfat P pada 1 mg zat: terjadi warna merah terang.

 

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.

 

pH <1071> Antara 2,0 dan 3,0; lakukan penetapan menggunakan larutan 10 mg per mL.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2%; lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg dan suhu 60° selama 3 jam menggunakan 100 mg zat yang ditimbang saksama.

 

Syarat lain  Jika pada etiket dinyatakan bahwa oksitetrasiklin hidroklorida steril, harus memenuhi syarat uji Sterilitas dan Endotoksin bakteri seperti tertera pada Oksitetrasiklin untuk Injeksi. Jika pada etiket dinyatakan bahwa oksitetrasiklin hidroklorida mengalami proses lebih lanjut selama pembuatan sediaan injeksi harus memenuhi syarat uji Endotoksin bakteri seperti tertera pada Oksitetrasiklin untuk Injeksi. Jika dimaksudkan untuk  pembuatan sediaan obat mata tidak harus memenuhi uji Endotoksin bakteri.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan tetrabutilamonium hidrogen sulfat Larutkan 1 g tetrabutilamonium hidrogen sulfat P dalam 100 mL air. Atur pH hingga 7,5 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N.

    Larutan dinatrium edetat Larutkan 40 mg dinatrium edetat P dalam 100 mL air. Atur pH hingga 7,5 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N.

    Dapar fosfat pH 7,5 Buat campuran kalium fosfat dibasa P 0,33 M-natrium fosfat monobasa P 0,33 M (85:15). Jika perlu atur pH hingga 7,5 dengan penambahan salah satu komponen yang sesuai.

    Fase gerak Masukkan 50 g butil alkohol tersier P ke dalam labu tentukur 1000-mL, dengan bantuan 200 mL air. Tambahkan 60 mL Dapar fosfat pH 7,5; 50 mL Larutan tetrabutil amonium hidrogen sulfat dan 10 mL Larutan dinatrium edetat, encerkan dengan air sampai tanda, awaudarakan sebelum digunakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Oksitetrasiklin BPFI, larutkan dan encerkan dalam asam hidroklorida 0,01 N hingga kadar lebih kurang 0,22 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang                   44 mg zat ke dalam labu tentukur 200-mL. Tambahkan 25 mL asam hidroklorida 0,01 N, goyang hingga larut, encerkan dengan asam hidroklorida 0,01 N sampai tanda dan campur. Larutan ini mengandung oksitetrasiklin hidroklorida lebih kurang 0,22 mg per mL.

    Larutan kesesuaian sistem Buat larutan tetrasiklin hidroklorida dalam asam hidroklorida 0,01 N dengan kadar lebih kurang 0,2 mg per mL. Campur 3 mL larutan ini dengan 1,5 mL Larutan baku, encerkan dengan air hingga 25 mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L21, pertahankan suhu kolom pada 60º ± 2°. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif untuk oksitetrasiklin dan tetrasiklin berturut-turut adalah lebih kurang 0,6 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak oksiterasiklin dan puncak tetrasiklin tidak kurang dari 5. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 1,25 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg oksitetrasiklin, C22H24N2O9, dalam tiap mg zat yang digunakan dengan rumus:

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak oksitetrasiklin dari Larutan uji dan Larutan baku; C adalah kadar Oksitetrasiklin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; P adalah potensi Oksitetrasiklin BPFI dalam mg per mg; W adalah bobot dalam mg oksitetrasiklin hidroklorida dalam Larutan uji.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

 

Penandaan Jika digunakan untuk sediaan injeksi atau sediaan untuk mata, pada etiket harus tercantum steril atau harus ditujukan untuk proses selanjutnya selama pembuatan sediaan injeksi atau sediaan untuk mata