Setirizin Hidroklorida


Cetirizine Hydrochloride

 

 

Asam (±)-[2-[4- (p-kloro-?-fenilbenzil)-1-piperazinil]etoksi]asetat, dihidroklorida [83881-52-1]   

C21H25 Cl N2O3.2HCl                                   BM 461,81

 

Setirizin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C21H25Cl N2O3.2HCl, dihitung terhadap zat kering.

 

Baku pembanding Setirizin Hidroklorida BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Senyawa Sejenis A Setirizin Hidroklorida BPFI.

 

Pemerian Serbuk berwarna putih sampai hampir putih.

 

Kelarutan Mudah larut dalam air; praktis tidak larut dalam aseton dan dalam metilen klorida.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Setirizin Hidroklorida BPFI.

    B. Menunjukkan reaksi klorida seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot tetap.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%.

 

Logam berat <371> Metode I Tidak lebih dari 10 bpj.

 

pH <1071> Antara 1,2 dan 1,8; lakukan penetapan menggunakan larutan zat (1 dalam 20)

 

Cemaran organik [Catatan Prosedur 2 dilakukan jika senyawa setirizin etanol (2-{4-[(4-klorofenil)fenilmetil]piperazin-1-il}etanol) atau asam setirizin asetat (asam 2-{4-[(4-klorofenil)fenilmetil ]piperazin-1-il} asetat) mungkin ada di dalam zat].

Prosedur 1

Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak dan Larutan uji Lakukan seperti pada Penetapan kadar.

   Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Setirizin Hidroklorida BPFI dan Senyawa Sejenis A Setirizin Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar masing-masing 4 µg per mL.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Setirizin Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak  hingga diperoleh kadar 0,5 µg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L3 ukuran partikel 5 µm. Laju alir 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur [Catatan Eluasi selama tiga kali waktu retensi puncak setirizin]: resolusi, R, antara puncak setirizin dan senyawa sejenis A setirizin tidak kurang dari 2,0; faktor ikutan puncak setirizin tidak lebih dari 2,0; Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran terhadap zat dengan rumus:

 

 

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran  pada Larutan uji; rS adalah  respons puncak setirizin pada Larutan baku; CS adalah kadar Setirizin Hidroklorida BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar setirizin hidroklorida dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang; F adalah faktor respons relatif (seperti tertera pada Tabel 1). [Catatan Abaikan puncak di bawah 0,02%]. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas seperti tertera pada Tabel 1.

 

Tabel 1

Nama

Waktu Retensi Relatif

Faktor Respon Relatif

Batas tidak lebih dari

 (%)

4-CBH

0,3

1,4

0,1

Dimer

0,5

1,8

0,1

2-Klorosetirizin

0,85

0,49

0,1

Senyawa sejenis A Setirizin

0,9

0,95

0,1

Setirizin

1,0

-

-

Desklorosetirizin

1,4

0,45

0,1

CBHPf

1,45

1,6

0,1

Cemaran lain

-

1,0

0,1

Total cemaran

-

-

0,3

 

Prosedur 2

Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Larutan A Timbang masing-masing 2 g tetrabutilamonium hidrogen sulfat P dan 3 g natrium fosfat monobasa monohidrat P, larutkan dan encerkan dengan 1 liter air, atur pH hingga 2,8 ± 0,05 dengan penambahan natrium hidroksida 1 M, saring dan awaudarakan.

Larutan B Gunakan metanol P, saring dan awaudarakan.

Dapar Timbang masing-masing 1,4 g natrium fosfat monobasa monohidrat P dan 2,7 g natrium fosfat dibasa heptahidrat P, larutkan dan encerkan dengan 1 liter air, atur pH hingga 6,9 ± 0,1 dengan penambahan natrium hidroksida 1 M atau asam fosfat P 10%.

    Pengencer Buat campuran asetonitril P-dapar (1:1).

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

Larutan baku Timbang saksama sejumlah Setirizin Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 2 µg per mL.

 Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat,  larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 2 µg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 232 nm dan kolom 4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 40o. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu

(menit)

Larutan A

(%)

Larutan B

(%)

Laju Alir

(mL per menit)

0

58

42

1,2

40

58

42

1,2

68

20

80

1,5

108

20

80

1,5

110

58

42

1,2

120

58

42

1,2

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 6000 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran terhadap zat dengan rumus:

 

 

 

ri adalah  respons puncak masing-masing cemaran pada Larutan uji; rS adalah  respons puncak setirizin pada Larutan baku; CS adalah kadar Setirizin Hidroklorida BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar setirizin hidroklorida dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang; F adalah faktor respons relatif (seperti tertera pada Tabel 2); [Catatan Abaikan puncak dibawah 0,05%]. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas seperti tertera pada Tabel 2.

 

Tabel 2

Nama

Waktu Retensi Relatif

Faktor Respons Relatif

Batas

 (%)

Desklorosetirizin

0,35

0,56

0,1

Setirizin etanol

0,53

1,2

0,1

CBHP

0,66

1,3

0,1

2-Klorosetirizin

0,70

0,52

0,1

Setirizin metil ester

0,81

0,96

0,1

3-Klorosetirizin

0,87

0,52

0,1

Setirizin

1,0

-

-

Asam setirizin asetat

1,15

0,97

0,1

Setirizine N-oksid

1,25

0,81

0,1

4-CBH

1,55

1,2

0,1

4-Klorobenzofenon

1,66

0,50

0,1

Setirizin Dimer

2,48

1,4

0,1

Cemaran lain

-

1,0

0,1

Total cemaran

-

-

0,3

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air-asam sulfat 1 M (93:6,6:0,4), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Setirizin Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L3 dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase setirizin hidroklorida, C21H25Cl N2O3.2HCl, dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak setirizin dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Setirizin Hidroklorida BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar setirizin hidroklorida dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya dan kelembapan, pada suhu ruang.

 

Penandaan Pada etiket dicantumkan prosedur cemaran yang digunakan.