Sitarabin


Cytarabine

 

1-?-D-Arabinofuranosilsitosina [147-94-4]

C9H13N3O5                                                                          BM 243,22

 

Sitarabin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C9H13N3O5, dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Serbuk hablur, putih hingga hampir putih; tidak berbau.

 

Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol dan dalam kloroform.

 

Baku pembanding Sitarabin BPFI; [Catatan Bersifat karsinogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati]  tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam lemari pendingin, terlindung cahaya. Urasil Arabinosida BPFI. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam minyak mineral P,  menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Sitarabin BPFI.

    B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh dari Penetapan kadar.

 

Rotasi jenis <1081> Antara +154° dan +160°, lakukan penetapan menggunakan larutan yang mengandung 10  mg per mL.

 

Susut pengeringan <1121>  Tidak lebih dari 1,0%; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 jam.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%.

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar fosfat A Timbang saksama sejumlah natrium fosfat monobasa P, larutkan dan encerkan dengan air hingga molaritas larutan lebih kurang 0,02 M.

    Dapar fosfat B Timbang saksama sejumlah natrium fosfat dibasa P, larutkan dan encerkan dengan air hingga molaritas larutan lebih kurang 0,02 M.

    Dapar Campuran Dapar fosfat A-Dapar fosfat B (1:1). Atur pH hingga 7,0 dengan penambahan natrium hidroksida 0,1 N atau asam fosfat 0,1 M.

    Larutan A Campuran Dapar-metanol P (98:2), saring dan awaudarakan.

    Larutan B Campuran Dapar-metanol P (70:30), saring dan awaudarakan.

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

    Larutan kesesuaian sistem Larutkan sejumlah uridin P, Urasil Arabinosida BPFI dan Sitarabin BPFI  dalam air, berturut-turut hingga kadar lebih kurang 0,02; 0,02 dan 5,0 mg per mL.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sitarabin BPFI, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 4 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar larutan lebih kurang 5 mg per mL. [Catatan Larutan dibuat segar setiap hari].

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu (menit)

Larutan A (%)

Larutan B (%)

0

100

0

10

100

0

20

0

100

25

0

100

30

100

0

50

100

0

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara sitarabin dan uridin tidak kurang dari 1,25. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 3,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus:

 

 

ri adalah respon puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah respons puncak  Sitarabin BPFI dari Larutan baku; CS adalah kadar Sitarabin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang; dan F adalah faktor respons relatif masing-masing cemaran seperti tertera pada Tabel. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas seperti tertera pada Tabel berikut:

 

Tabel

Cemaran

Waktu Retensi Relatif

Faktor Respons Relatif

Batas, (%)

Cemaran 1

0,38

1,5

0,10

Cemaran 2

0,43

1,5

0,10

Urasil

0,55

2,5

0,10

Uridin

1,14

1,5

0,10

Urasil arabinosida

1,62

1,34

0,30

Cemaran lain

-

1,0

0,10

Total cemaran

-

-

0,30

 

Sterilitas <71> Jika pada etiket dinyatakan steril, harus memenuhi persyaratan.

 

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,07 unit Endotoksin FI per mg, jika pada etiket dinyatakan steril atau harus digunakan untuk pembuatan sediaan injeksi  lebih lanjut.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar fosfat Larutkan 730 mg natrium fosfat monobasa P dan 1,4 g natrium fosfat dibasa P dalam 1000 mL air, campur dan  saring.

    Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat-metanol P (95:5), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sitarabin BPFI, larutkan dan encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan air hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar 0,1 mg per mL.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Urasil Arabinosida BPFI, larutkan dalam Larutan baku hingga kadar Sitarabin BPFI dan Urasil Arabinosida BPFI masing-masing lebih kurang 0,1 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,0 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif untuk sitarabin dan urasil arabinosida berturut-turut adalah 1,0 dan 1,3 dan resolusi, R, antara sitarabin dan urasil arabinosida tidak kurang dari 2,5. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur, simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 0,73%. [Catatan Setelah dilakukan kromatografi secara sempurna, bilas kolom dengan campuran air-metanol P (7:3)].

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram  dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase sitarabin, C9H13N3O5, dalam zat dengan   rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak utama Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Sitarabin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar sitarabin dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya.

 

Penandaan Jika digunakan dalam pembuatan sediaan injeksi; cantumkan steril atau digunakan dalam proses pembuatan sediaan injeksi.