Azitromisin


Azithromycin

9-Deokso-9a-aza-9a-metil-9a-homoeritromisin A

C38H72N2O12  [83905-01-5]                      BM 748,98

C38H72N2O12.H2O [121470-24-4]             BM 767,00

C38H72N2O12.2H2O [117772-70-0]           BM 785,02

 

Azitromisin adalah zat anhidrat atau mengandung satu atau dua molekul air. Azitromisin mengandung tidak kurang dari 945 µg per mg dan tidak lebih dari 1030 µg per mg C38H72N2O12, dihitung terhadap zat anhidrat.

 

Pemerian Serbuk putih atau hampir putih.

 

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sangat mudah larut dalam etanol mutlak dan dalam metilen klorida.

 

Baku pembanding Azitromisin BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam lemari pembeku. Azaeritromisin A BPFI; N-Demetilazitromisin BPFI Desosaminilazitromisin BPFI; Senyawa Sejenis F Azitromisin

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Azitromisin BPFI. Jika spektrum zat dan baku menunjukkan perbedaan, larutkan zat dan baku pembanding secara terpisah dalam metanol P, uapkan hingga kering pada tangas air dan keringkan pada suhu 80º dalam hampa udara selama 30 menit. Gunakan residu untuk penetapan.

    B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Rotasi jenis <1081> Antara -45° dan -49°; lakukan penetapan menggunakan larutan zat 20 mg per mL dalam etanol mutlak P pada suhu 20°.

 

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat; kecuali jika pada etiket dinyatakan sebagai bentuk amorf, sebagian besar partikel tidak menunjukkan refraksi ganda dan posisi ekstinksi.

 

pH <1071> Antara 9,0 dan 11,0; lakukan penetapan menggunakan larutan zat 2 mg per mL dalam campuran metanol P-air (1:1).

 

Air <1031> Metode I Jika pada etiket tertera: anhidrat, tidak lebih dari 2,0%;  dihidrat, antara 4,0 dan 5,0%; monohidrat, antara 1,8 dan 4,0%, kecuali jika memenuhi syarat Susut pengeringan antara 4,0 dan 6,5%.

 

Susut pengeringan Jika pada etiket dinyatakan sebagai azitromisin monohidrat dengan kadar air antara 4,0 dan 6,5%; lakukan penetapan dengan cara Analisis termal <741>[Catatan Jumlah zat yang digunakan untuk penetapan dapat disesuaikan dengan kepekaan alat]. Tetapkan persentase zat mudah menguap dengan alat analisis termogravimetri yang sesuai dan telah dikalibrasi menggunakan lebih kurang 10 mg zat yang ditimbang saksama. Panaskan antara suhu ruang dan 150° dengan kenaikan suhu 10° per menit dengan aliran gas nitrogen P 35 mL per menit. Dari termogram yang diperoleh tetapkan titik infleksi dari dua tahap kehilangan bobot pada 70° dan 130°: antara suhu ruang dan titik infleksi pada 70° kehilangan bobot tidak lebih dari 4,5% dan antara titik infleksi antara 70° dan 130° kehilangan bobot antara 1,8 dan 2,6%.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%; lakukan penetapan dengan cara: pada zat yang telah diarangkan, basahkan dengan 2 mL asam nitrat P dan 5 tetes asam sulfat P.

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 25 bpj.

 

Cemaran organik [Catatan Lakukan Prosedur 1 jika terdapat cemaran senyawa eritromisin A oksim dan eritromisin A iminoeter].

[Catatan Gunakan air dengan tahanan tidak kurang dari 18 Mohm-cm].

Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

 

 

    Prosedur 1

    Larutan A Buat larutan kalium fosfat dibasa P 20 mM.

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A- asetonitril P (750:250), atur pH hingga 10,55 ± 0,05 dengan penambahan kalium hidroksida 5 M. Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah Desosaminilazitromisin BPFI, N-Demetilazitromisin BPFI, Azaeritromisin A BPFI dan Azitromisin BPFI, larutkan dan encerkan dengan asetonitril P hingga kadar berturut-turut lebih kurang 45; 105; 150; dan 160 µg per mL. Jika perlu sonikasi sampai larut.

    Larutan baku Pipet 4 mL Larutan baku persediaan ke dalam labu tentukur 200-mL, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Larutan ini mengandung Desosaminilazitromisin BPFI, Demetilazitromisin BPFI, Azaeritromisin A BPFI dan Azitromisin BPFI dengan kadar berturut-turut lebih kurang 0,9; 2,1;3,0; dan 3,2 µg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, tambahkan asetonitril P hingga 5% volume total labu, jika perlu sonikasi untuk meningkatkan kelarutan. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Larutan ini mengandung lebih kurang 0,33 mg per mL azitromisin.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor elektrokimia amperometrik dengan elektroda ganda karbon seperti kaca dengan cara elektroda satu yang diatur pada +0,70 V dan elektroda dua yang diatur pada +0,82 V lebih kurang 28°, suhu autosampler 5°.Kolom berukuran 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L49 dengan ukuran partikel 3 mm. Laju alir lebih kurang  1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak azitromisin dan azaeritromisin A tidak kurang dari 3,0; faktor ikutan untuk azitromisin tidak lebih dari 2,0 dan N-demetilazitromisin tidak lebih dari 2,5; simpangan baku relatif untuk azitromisin, azaeritromisin A, N-demetilazitromisin dan desosaminilazitromisin pada penyuntikan ulang tidak lebih dari  10,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Lakukan kromatografi selama tidak kurang dari 3,3 kali waktu eluasi puncak azitromisin dari Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase desosaminilazitromisin dan N-demetilazitromisin dalam zat dengan rumus:

 

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran yang sesuai dari Larutan uji; rS adalah respons puncak senyawa sejenis yang sesuai dari Larutan baku; CS adalah kadar baku pembanding yang sesuai dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang dan F adalah faktor konversi (0,001 mg per mg). Hitung persentase cemaran lain dalam zat dengan rumus:

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran lain dari Larutan uji; rS adalah respons puncak azitromisin dari Larutan baku; CS adalah kadar Azitromisin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang dan F adalah faktor konversi (0,001 mg per mg). Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel 1.

 

 Tabel 1

Cemaran

Waktu

retensi relatif

(menit)

Batas

(%)

Eritromisin A iminoeter

0,19

0,5

Desosaminilazitromisin

0,29

0,3

Eritromisin A oxime

0,37

0,5

N-demetilazitromisin

0,49

0,7

Azaeritromisin A

0,80

1,0

Azitromisin

1,0

-

3-Deoksiazitromisin (azitromisin B)

2,33

1,0

Total cemaran

-

3,0

 

    Prosedur 2

[Catatan Lakukan Prosedur 1 jika terdapat cemaran senyawa eritromisin A oksim dan eritromisin A iminoeter]

    Larutan A Buat larutan kalium fosfat dibasa P 1,8 mg per mL, atur pH hingga 8,9 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N atau asam fosfat 10 %, saring dan awaudarakan.

    Larutan B Buat campuran asetonitril P-metanol P (3:1), saring dan awaudarakan.

    Larutan C Buat larutan amonium fosfat monobasa P 1,73 mg per mL, atur pH hingga 10,0 ±0,05 dengan penambahan amonia LP.

    Larutan D Buat campuran metanol P-asetonitril P-Larutan C (7:6:7).

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama secara terpisah sejumlah Senyawa Sejenis F Azitromisin BPFI dan Desosaminilazitromisin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan D hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,0165 dan 0,027 mg per mL.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Azitromisin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan D hingga kadar lebih kurang 86 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Larutan D hingga kadar lebih kurang 8,6 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 210  nm dan kolom berukuran 4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 mm. Pertahankan suhu kolom pada 60°. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu

Larutan A

Larutan B

(menit)

(%)

(%)

0

50

50

25

45

55

30

40

60

80

25

75

81

93

50

50

50

50

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: perbandingan puncak terhadap lembah tidak kurang dari 1,4. Hitung perbandingan puncak terhadap lembah menggunakan rumus:

Hp adalah tinggi puncak desosaminilazitromisin dihitung dari garis dasar; dan HV adalah kurva terendah yang memisahkan desosaminilazitromisin dan puncak senyawa sejenis F azitromisin.   Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan puncak azitromisin antara 0,8 dan 1,5.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 µL) Larutan baku  dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dengan rumus:

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah respons puncak azitromisin dalam Larutan baku; CS adalah kadar Azitromisin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang; P adalah potensi Azitromisin BPFI dalam µg per mg; F1 adalah unit faktor konversi dalam 0,001 mg per µg dan F2 adalah faktor respons relatif seperti tertera pada Tabel 2. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel 2.

Tabel 2

 

Komponen

Waktu Retensi Relatif

Faktor Respons Relatif

Batas

(%)

Azitromisin-N-oksida

0,29

0,43

0,5

3’-(N,N-Didemetil)-3’-N-formilazitromisin

0,37

1,7

0,5

3’-(N,N-Didemetil)azitromisin(aminoazitromisin)

0,43

1,0

0,5

Senyawa sejenis F azitromisin

0,51

3,8

0,5

Desosaminilazitromisin

0,54

1,0

0,3

3’-N-{[4-(asetilamino)fenil]sulfonil}-3’, 3’-didemetilazitromisin

0,55

12

0,15

N-Demetilazitromisin

0,61

1,0

0,7

Azitromisin C (3’’-O-demetilazitromisin)

0,73

1,0

0,5

3’-De(dimetilamino)-3’-oksoazitromisin

0,76

1,5

0,5

3’-N-{[4-(asetilamino)fenil]sulfonil}-3’-demetilazitromisin

0,79

10

0,5

Azaeritromisin A

0,83

1,0

0,5

Cemaran P Azitromisin

0,92

1,0

0,2

Azitromisin

1,0

-

-

2-Desetil-2-propilazitromisin

1,23

1,0

0,5

3’-N-Demetil-3’-N-[(4-metilfenil)sulfonil]azitromisin

1,26

5

0,5

3-Deoksiazitromisin (azitromisin B)

1,31

1,0

1,0

Cemaran yang tidak diketahui

-

1,0

0,2

Total cemaran

-

-

3,0

[Catatan Abaikan puncak yang tereluasi sebelum azitromisin N-oksida dan sesudah 3-Deoksiazitromisin (Azitromisin B). Abaikan puncak dengan respons puncak kurang dari 0,1 kali respons puncak azitromisin dalam Larutan baku (0,1%)].

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Buat larutan kalium hidroksida P 10 M.

    Larutan B Buat larutan kalium fosfat dibasa P 6,7 g per liter, atur pH hingga 11,0 dengan penambahan Larutan A.

    Larutan C Buat larutan kalium fosfat dibasa P 6,7 g per liter, atur pH hingga 8,0 dengan penambahan asam fosfat P.

    Fase gerak Campuran asetonitril P-Larutan B (60:40). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Pengencer Campuran asetonitril P-Larutan C (60:40).

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Azitromisin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai. Larutkan dengan asetonitril P sejumlah 2% volume labu, encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Larutan mengandung 0,53 mg azitromisin per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai. Larutkan dengan asetonitril P sejumlah 2% volume labu, encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Larutan mengandung 0,53 mg azitromisin per mL.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Azitromisin BPFI dan Azaeritromisin A BPFI , masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai. Larutkan dengan asetonitril P sejumlah 5% volume labu, encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Larutan mengandung azitromisin dan azaeritromisin A masing-masing 0,5 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom berukuran 4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L67 dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 40°. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R antara puncak azaeritromisin A dan azitromisin tidak kurang dari 3,0.  Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan puncak azitromisin antara 0,8 dan 1,5; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,10% untuk azitromisin. [Catatan Waktu retensi relatif untuk azaeritromisin A dan azitromisin berturut-turut adalah 0,7 dan 1,0].

     Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 mL)  Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg azitromisin, C38H72N2O12 dalam tiap mg zat dengan rumus:

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak utama dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Azitromisin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang dan P adalah potensi Azitromisin BPFI dalam µg per mg azitromisin.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

 

Penandaan Pada etiket tertera anhidrat, monohidrat atau dihidrat. Bentuk amorf juga dicantumkan. Jika pada etiket sediaan tertera mengandung azitromisin, maka yang dimaksud adalah azitromisin anhidrat, C38H72N2O12. Pada etiket harus dicantumkan prosedur cemaran organik yang digunakan jika tidak menggunakan Prosedur 1.