Asam Ursodeoksikolat


Ursodeoxycholic Acid

Asam 3?,7b-dihidroksi-5b-kolan-24-oat [128-13-2]

C24H40O4                                                              BM 392,6

 

Asam ursodeoksikolat mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0%, C24H40O4, dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Serbuk; putih atau hampir putih.

 

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam metilen klorida; mudah larut dalam etanol; sukar larut dalam aseton.

 

Baku pembanding Asam Ursodeoksikolat BPFI; Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat dingin, dengan ventilasi baik. Lakukan pengerjaan di tempat kering. Asam Litokolat BPFI (cemaran C). Asam Senodeoksikolat BPFI (cemaran A). Asam Ursodeoksikolat untuk Kesesuaian Sistem BPFI (mengandung cemaran A dan H).

 

Identifikasi Lakukan identifikasi A atau B dan C.

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam Kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Asam Ursodeoksikolat BPFI.

    B. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada uji Cemaran C. Nilai Rf, warna, dan ukuran bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji B sesuai dengan bercak utama Larutan baku A.

    C. Timbang saksama lebih kurang 10 mg zat, larutkan dengan 1 mL asam sulfat P, tambahkan                 0,1 mL formaldehida LP, diamkan selama 5 menit dan  tambahkan 5 mL air: terbentuk suspensi biru-kehijauan.

 

Rotasi jenis <1081> Antara +58,0º dan +62,0º, lakukan penetapan menggunakan larutan 500 mg zat dalam 25,0 mL etanol anhidrat P.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; lakukan pengeringan pada suhu 105º, menggunakan 1,000 g zat.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Lakukan penetapan menggunakan 1 g zat.

 

Titik lebur <1021> Lebih kurang 202°.

 

Logam berat <371> Metode IV Tidak lebih dari              20 bpj; lakukan penetapan menggunakan 1,0 g zat dan 2 mL Larutan baku timbal (10 bpj Pb) sebagai larutan pembanding.

 

Cemaran C Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi secara Kromatografi lapis tipis <281>.

    Pelarut Campuran air-aseton P (10:90).

    Fase gerak Campuran asam asetat gasial P-aseton P-metilen klorida P (1:30:60).

    Penampak bercak Larutkan 47,6 g per L asam fosfomolibdat P dalam campuran asam sulfat P-asam asetat glasial P (1:20).

    Larutan uji A Timbang saksama lebih kurang 400 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL,  larutkan, dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda.

    Larutan uji B Pipet 1 mL Larutan uji A, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan, dan  encerkan dengan Pelarut sampai tanda.

   Larutan baku A Timbang saksama lebih kurang             40 mg Asam Ursodeoksikolat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan, dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda.

    Larutan A Timbang saksama lebih kurang 20 mg Asam Litokolat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan, dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda.

    Larutan baku B Pipet 2,0 mL Larutan A ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan Pelarut sampai tanda.

    Larutan baku C Pipet 5 mL Larutan A, masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, tambahkan 10 mg Asam Senodeoksikolat BPFI, dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda.

    Prosedur Totolkan masing-masing 5 ?L  Larutan uji A, Larutan uji B, Larutan baku A, Larutan baku B, dan Larutan baku C pada lempeng kromatografi silika gel P. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatograf berisi Fase gerak. Biarkan Fase gerak merambat hingga dua per tiga tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, keringkan pada suhu 120º selama 10 menit. Semprot lempeng dengan Penampak bercak dan panaskan pada suhu 120º hingga terbentuk bercak biru: kromatogram Larutan baku C menunjukkan dua bercak utama terpisah. Kromatogram Larutan uji A menunjukkan bercak asam litokolat tidak lebih intensif dari bercak utama asam litokolat pada kromatogram Larutan baku B  (0,1%).

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Buat larutan natrium dihidrogen fosfat P dengan kadar 0,78 g per L. Atur pH hingga 3 dengan penambahan asam fosfat P.

    Fase gerak Campuran asetonitril P-Larutan A-metanol P (30:37:40). Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Pelarut Campuran metanol P-Fase gerak (10:90).

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 60 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 20-mL, larutkan, dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda.

    Larutan baku A Larutkan sejumlah Asam Ursodeoksikolat untuk Kesesuaian Sistem BPFI (berisi Cemaran A dan H) dengan 1 mL Pelarut.

    Larutan baku B Pipet 1 mL Larutan uji, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan Pelarut sampai tanda. Pipet 1 mL larutan ini, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, encerkan dengan Pelarut sampai tanda.

    Sistem Kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor refraksi indeks dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 “end-capped” dengan ukuran partikel 5 µm. Suhu detektor 35º ± 1º dan kolom 40º ± 1º. Laju alir lebih kurang 0,8 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku A, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak cemaran H dan asam ursodeoksikolat tidak kurang dari 1,5. Waktu retensi asam ursodeoksikolat lebih kurang 14 menit.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 150 mL) Larutan uji  dan Larutan baku B ke dalam kromatograf, rekam kromatogram 4 kali waktu retensi asam ursodeoksikolat dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

 

Tabel

Nama

Waktu retensi relatif

Batas

 

Cemaran A

2,8

Tidak lebih dari 10 kali luas puncak utama Larutan baku B (1,0%)
Cemaran H

0,9

-

Cemaran lain

-

Tidak lebih dari luas puncak utama Larutan baku B (0,1%)
Total cemaran

-

Tidak lebih dari 15 kali luas puncak utama Larutan baku B (1,5%)

Abaikan cemaran dengan puncak kurang dari 0,5 kali luas puncak utama Larutan baku B (0,05%).

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 350 mg zat, larutkan dalam 50 mL etanol P, yang telah dinetralkan dengan 0,2 mL fenolftalein P. Tambahkan 50 mL air dan titrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N LV hingga terbentuk warna merah muda. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL natrium hidroksida 0,1 N

 setara dengan 39,26 mg C24H40O4.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.