Tetrakain Hidroklorida


Tetracaine Hydrochloride

 

2-(Dimetilamino)etil p-(butilamino)benzoat monohidroklorida [136-47-0]

 

C15H24N2O2.HCl                                         BM 300,82

 

Tetrakain hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C15H24N2O2.HCl, dihitung terhadap zat anhidrat.

 

Pemerian Serbuk, hablur, halus, putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit diikuti rasa kebas; bersifat higroskopis. Larutan bersifat netral terhadap lakmus.

 

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam etanol; tidak larut dalam benzen dan dalam eter. Melebur pada lebih kurang 148°.  Pada 2 polimorfis yang lain dapat melebur masing-masing pada lebih kurang 134° dan 139°. Campuran 2 bentuk polimorfis tersebut dapat melebur antara 134° sampai 147°.

 

Baku pembanding Tetrakain Hidroklorida BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor pentoksida P selama 18 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku. Senyawa Sejenis B Tetrakain BPFI. Senyawa Sejenis C Tetrakain BPFI. Asam aminobenzoat BPFI.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Tetrakain Hidroklorida BPFI.

    B. Larutan 100 mg zat dalam 5 mL air menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti tertera pada Uji identifikasi umum <291>.

    C. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku, seperti diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 2,0%.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 

Syarat lain Jika pada etiket tertera Tetrakain hidroklorida steril, memenuhi syarat uji Sterilitas <71> dan Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,7 unit Endotoksin FI per mg tetrakain hidroklorida, jika pada etiket tertera tetrakain hidroklorida harus diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi, harus memenuhi syarat uji Endotoksin bakteri <201> seperti tertera pada Tetrakain Hidroklorida untuk Injeksi.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar, Fase gerak, Pengencer dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Tetrakain Hidroklorida BPFI, Senyawa Sejenis B Tetrakain BPFI, Senyawa Sejenis C Tetrakain BPFI dan  Asam Aminobenzoat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar  masing-masing lebih kurang 0,004 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 1 mg per mL.

    Sistem kromatografi Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara tetrakain dan senyawa sejenis B tetrakain tidak kurang dari 5,0; simpangan baku relatif tetrakain pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%. [Catatan  waktu retensi relatif tertera pada Tabel.]

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase asam aminobenzoat, senyawa sejenis B tetrakain, dan senyawa sejenis C tetrakain dengan rumus:

 

 

radalah respons puncak masing-masing cemaran dalam Larutan uji; rS adalah respons puncak masing-masing cemaran dalam Larutan baku; CS adalah kadar masing-masing cemaran dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang. Hitung persentase masing-masing cemaran lain dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

 

ri  adalah respons puncak masing-masing senyawa sejenis lain dari Larutan uji; rS adalah respons puncak dari Larutan baku; CS adalah kadar Tetrakain Hidroklorida BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

 

Tabel

Nama

Waktu retensi relatif

Batas

(%)

Asam aminobenzoat

0,3

0,4

Tetrakain hidroklorida

1

-

Senyawa sejenis B tetrakain

1,7

0,4

Senyawa sejenis C tetrakain

2,1

0,4

Cemaran yang tidak diketahui

-

0,4

Total cemaran

-

0,8

Abaikan puncak lebih kecil dari 0,05%

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan persiapkan Larutan baku dan Larutan uji segera sebelum digunakan atau simpan pada suhu 2°-8° dan terlindung cahaya.]

    Dapar Buat larutan 1,36 g per liter kalium fosfat monobasa P dalam air yang dibuat sebagai berikut: larutkan 1,36 g kalium fosfat monobasa P dalam 600 mL air dan tambahkan 0,5 mL asam fosfat P. Encerkan dengan air hingga 1 L.

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Dapar dan asetonitril P seperti tertera pada Sistem Kromatografi.

    Pengencer Campuran air-asetonitril P (80:20).

    Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah Tetrakain Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per mL. Sonikasi selama 5 menit.

    Larutan baku Pipet sejumlah Larutan baku persediaan, encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,04 mg per mL.

    Larutan uji persediaan Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per mL. Sonikasi selama 5 menit.

    Larutan uji Pipet sejumlah Larutan uji persediaan, encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,04 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 300 nm dan kolom 4,6 mm × 15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 30°, “autosampler” pada 4°. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Kromatogram diprogram sebagai berikut:

 

Waktu (menit)

Dapar

(%)

Asetonitril

(%)

0

80

20

3

80

20

18

40

60

23

40

60

23,1

80

20

28

80

20

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 1,5; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 0,73%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase tetrakain hidroklorida, C15H24N2O2.HCl  dalam zat dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak  Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Tetrakain Hidroklorida BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

 

Penandaan Jika digunakan untuk sediaan injeksi, etiket menyatakan steril atau harus diproses lebih lanjut untuk pembuatan injeksi atau sediaan steril lainnya.