Benzoil Peroksida Hidrat


Hydrous Benzoyl Peroxide

Benzoil peroksida [94-36-0]

C14H10O4                                                    BM 242,23

 

Benzoil Peroksida Hidrat mengandung tidak kurang dari 65,0% dan tidak lebih dari 82,0%, C14H10O4. Mengandung lebih kurang 26% air untuk mengurangi sifat mudah menyala dan kepekaan terhadap goncangan.

[Perhatian Benzoil peroksida hidrat dapat meledak pada suhu lebih dari 60º atau menyala dengan adanya reduktor. Simpan dalam wadah asli, lakukan pengurangan muatan statik].

 

Pemerian Serbuk granul; putih; berbau khas.

 

Kelarutan Agak sukar larut dalam air dan dalam etanol; larut dalam aseton, dalam kloroform dan dalam eter.

 

Identifikasi

    A. Lakukan kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Buat campuran toluena P-diklorometan P-asam asetat glasial P (50:2:1).

    Larutan baku Timbang sejumlah Benzoil Peroksida Hidrat BPFI, larutkan dan encerkan dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 10 mg per mL. Larutan dibuat segar pada saat akan digunakan.

    Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 10 mg per mL.

    Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 mL Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng kromatografi yang dilapisi campuran silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatograf yang berisi Fase gerak dan biarkan Fase gerak merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan biarkan kering pada suhu ruang. Amati bercak di bawah cahaya ultraviolet 254 nm. Harga Rf bercak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.

    B. Lakukan Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada uji Cemaran organik dalam Gel Benzoil Peroksida.

    Larutan baku Timbang sejumlah Benzoil Peroksida Hidrat BPFI, larutkan dalam asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,32 mg per mL. Buat segar.

    Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,32 mg per mL.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.

 

Cemaran organik Hitung persentase respons tiap puncak dalam kromatogram Larutan uji, seperti yang diperoleh padacara B dalam Identifikasi: jumlah respons semua puncak selain puncak utama tidak lebih dari 2,0% dan respons masing-masing puncak selain puncak utama tidak lebih dari 1,5%.

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 mg zat yang telah dicampur homogen, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca, yang telah ditimbang saksama dan timbang kembali untuk mendapatkan bobot zat uji. Tambahkan 30 mL asam asetat glasial P, yang dialiri dengan karbon dioksida selama tidak kurang dari 2 menit sebelum digunakan, goyang labu perlahan-lahan hingga larut. Tambahkan 5 mL larutan kalium iodida P (1 dalam 2) dan campur. Diamkan selama 1 menit. Titrasi iodum bebas dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV. Mendekati titik akhir tambahkan 1 tetes pasta kanji-iodida LP dan lanjutkan titrasi hingga warna biru hilang. Lakukan penetapan blangko.

 

Tiap mL natrium tiosulfat 0,1 N

setara dengan12,11 mg C14H10O4

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah asli, pada suhu ruang. [Catatan Jangan simpan benzoil peroksida hidrat dalam wadah logam atau kaca dengan penutup yang dapat bergeser. Jangan mengembalikan zat yang tidak terpakai ke wadah asli, tetapi musnahkan dengan larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10) hingga dengan penambahan hablur kalium iodida P tidak melepaskan iodum].