Vankomisin Hidroklorida


 

Vancomycin hydrochloride

[3S-[3R*,6S*(S*),7S*,22S*,23R*,26R*,36S*,38aS*]]-3-(2-Amino-2-oksoetil)-44-[[2-O-(3-amino-2,3,6-trideoksi-3-C-metil-a-L-likso-heksopiranosil)-?-D-glukopiranosil]oksi]-10,19-dikloro-2,3,4,5,6,7,23,24,25,26,36,37,38,38a-tetradekahidro-7,22,28,30,32-pentahidroksi-6-[[4-metil-2-(metilamino)-1-oksopentil]amino]-2,5,24,38,39-pentaokso-22H-8,11:18,21-di-eteno-23,36-(iminometano)-13,16:31,35-dimeteno-1H,16H-[1,6,9]oksadiazasikloheksadesinol[4,5-m][10,2,16]-benzoksadiazasiklotetrakosin-26-asam-karboksilat, monohidroklorida [1404-93-9]

C66H75Cl2N9O24.HCl                                  BM 1485,71

 

Vankomisin hidroklorida adalah garam hidroklorida dari vanomisin yang dihasilkan oleh pertumbuhan Streptomyces orientalis (Familia Streptomycetaceae), atau campuran dua atau lebih garam. Mempunyai potensi setara tidak kurang dari 900 mg, vankomisin, per mg, dihitung terhadap zat anhidrat.

 

Pemerian Serbuk bersifat mengalir bebas, putih, hampir putih atau coklat muda dan sampai coklat; tidak berbau dan rasa pahit.

 

Kelarutan  Mudah larut dalam air; tidak larut dalam eter dan dalam kloroform.

 

Baku pembanding Vankomisin Hidroklorida BPFI; tidak boleh dikeringkan. Untuk penetapan kadar, gunakan seluruh isi tanpa ditimbang. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Simpan di tempat dingin.Vankomisin B dengan mono-deklorovankomisin BPFI.

 

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang tidak dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama Vankomisin Hidroklorida BPFI.

 

pH <1071> Antara 2,5 dan 4,5; lakukan penetapan menggunakan larutan yang mengandung 50 mg per mL.

 

Air <1031>  Metode I Tidak lebih dari 5,0%.

 

Cemaran organik Tidak lebih dari 9,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar trietilamina Campur 4 mL trietilamina P dan 2000 mL air, atur pH 3,2 dengan penambahan asam fosfat P.

    Larutan A  Buat campuran Dapar trietilamina-asetonitril P-tetrahidrofuran P (92:7:1), saring dan  awaudarakan.

    Larutan B  Buat campuran Dapar trietilamina-asetonitril P-tetrahidrofuran P (70:29:1), saring dan  awaudarakan.

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Ubah perbandingan asetonitril P dalam Larutan A untuk mendapatkan waktu retensi puncak utama vankomisin 7,5 hingga 10,5 menit.

    Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah Vankomisin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam air hingga kadar 0,5 mg per mL, panaskan pada suhu 65º selama 48 jam, dinginkan.

    Larutan uji 1 Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dalam Larutan A hingga kadar lebih kurang 10 mg per mL.

    Larutan uji 2 Pipet 2 mL Larutan uji 1 ke dalam labu tentukur 50-mL, encerkan dengan Larutan A sampai tanda.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 mm. Laju alir lebih kurang 2 mL per menit, kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu         Larutan A       Larutan B          Eluasi

(menit)            (%)                 (%)

0-12               100                    0                   isokratik

12-20             100 ? 0          0 ? 100      gradien linier

20-22                0                     100                isokratik

22-23             0 ? 100          100 ? 0      gradien linier

23-30              100                     0                  isokratik

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: urutan eluasi adalah senyawa resolusi 1, vankomisin B dan senyawa resolusi 2; Resolusi, R, antara puncak senyawa resolusi 1 dan vankomisin B tidak kurang dari 3,0; efisiensi kolom yang dihitung dari puncak vankomisin B tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis. Senyawa resolusi 2 dieluasi antara 3menit dan 6 menit setelah Larutan B mulai bertambah secara linear dari 0% hingga 100%.

    Prosedur [Catatan Apabila garis dasar pemisahan tidak dicapai, luas puncak ditetapkan oleh garis tegak lurus  yang diperpanjang dari lembah antara puncak terhadap garis dasar. Puncak komponen utama dapat terbentuk “fronting shoulder” yang dinyatakan sebagai monodeklorovankomisin. “Shoulder” ini tidak dapat dihitung secara terpisah.]. Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 mL) Larutan uji 1 dan Larutan uji 2 ke dalam kromatograf, ukur luas seluruh puncak. [Catatan Lakukan koreksi terhadap tiap puncak dalam kromatogram Larutan uji 1 dan Larutan uji 2 dengan mengurangi luas puncak pada waktu elusi yang sama dalam kromatogram Larutan A]. Hitung persentase vankomisin B dalam zat dengan rumus:

 

 

rB adalah respons puncak utama yang telah dikoreksi dari Larutan uji 2; rA adalah jumlah semua respons puncak yang telah dikoreksi kecuali puncak utama dari Larutan uji 1: Vankomisin B yang ditemukan tidak kurang dari 80,0%. Hitung persentase masing-masing puncak lain dengan rumus:

 

 

rAi adalah respons masing-masing puncak yang telah dikoreksi kecuali puncak utama dari Larutan uji 1.

 

Monodeklorovankomisin  Tidak lebih dari 4,7%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku, dan Larutan uji dimasukkan ke dalam lemari pendingin segera setelah pembuatan dan selama analisis, gunakan autosampler berpendingin. Larutan ini stabil pada lemari pendingin selama 4 hari.]

    Fase gerak Larutkan 2,2 g natrium 1-heptansulfonat P dalam 500 mL air dalam labu tentukur 1000-mL, tambahkan 125 mL asetonitril P dan 10 mL asam asetatP kemudian encerkan dengan air sampai tanda, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan pembilas Buat larutan asetonitril P 10% dalam air, sebagai pembilas jarum dan kolom.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Vankomisin B dengan Monodeklorovankomisin BPFI yang mengandung 50 mg vankomisin B, masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, larutkan dengan air sampai tanda.

    Larutan baku  Pipet 5 mL  Larutan kesesuaian sistem ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan air sampai tanda. Kadar vankomisin B lebih kurang 0,05 mg per mL.

     Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda.

    Blangko Gunakan air.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm, autosampler dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1,pertahankan suhu kolom pada lebih kurang 60º. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Pertahankan suhu autosampler pada 5º. Lakukan kromatografi terhadap Blangko dan Larutan baku selama 90 menit, serta Larutan kesesuaian sistem dan Larutan uji selama 120 menit. [Catatan Uji ini sensitif terhadap perubahan suhu. Untuk memanaskan Fase gerak, Larutan baku dan Larutan uji, panjang selang antara injektor dan kolom tidak kurang dari 91 cm dan ditempatkan dalam pemanas kolom.] Lakukan kromatografi terhadap Larutan blangko dan Larutan kesesuaian sistem. Tidak boleh ada puncak pada kromatogram blangko yang mengganggu puncak vankomisin B dan monodeklorovankomisin. Waktu retensi puncak vankomisin B adalah antara 32 dan 42 menit. Perbandingan waktu retensi mono-deklorovankomisin dan vankomisin B adalah 1,1 banding 1,0. Waktu retensi puncak monodeklorovankomisin pada kromatogram Larutan uji harus berada pada rentang ±3,0% waktu retensi rata-rata puncak monodeklorovankomisin pada kromatogram Larutan baku. Resolusi, R, antara vankomisin B dan monodeklorovankomisin tidak kurang dari 1,5 menggunakan kromatogram dari Larutan kesesuaian sistem; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur  Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 ml) Blangko, Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase monodeklorovankomisin dalam zat dengan rumus:

 

 

P adalah potensi vankomisin B dalam mg per mgVankomisin B dengan Monoklorovankomisin BPFI; CS adalah kadar Vankomisin B dengan Monodeklorovankomisin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar vankomisin hidroklorida dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang; rU adalah respons puncak monodeklorovankomisin dalam Larutan uji; rS adalah respons puncak vankomisin B dalam Larutan baku.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera pada Penetapan Potensi Antibiotik secara Mikrobiologi <131>.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.