<401> Uji Batas Timbal


    Ketatnya batas jumlah timbal yang diperbolehkan dalam sediaan farmasi mengakibatkan penggunaan dua metode yang salah satunya adalah metode berikut ini yang bergantung pada ekstraksi timbal dengan larutan ditizon. Untuk penetapan kadar logam berat secara umum, dihitung sebagai timbal, dapat dilihat pada Uji Batas Logam Berat <371>.

    Untuk uji berikut ini, gunakan pereaksi yang mempunyai kandungan timbal serendah mungkin dan simpan semua pereaksi dalam wadah kaca borosilikat. Bilas semua alat kaca dengan larutan asam nitrat P (1 dalam 2) hangat, kemudian bilas dengan air.

 

    Pereaksi khusus

    Larutan amonia sianida Larutkan 2 g kalium sianida P dalam 15 mL amonium hidroksida P dan encerkan dengan air hingga 100 mL.

    Larutan amonium sitrat Larutkan 40 g asam sitrat P dalam 90 mL air. Tambahkan 2 tetes atau 3 tetes merah fenol LP dan secara hati-hati tambahkan amonium hidroksida P hingga berwarna kemerahan. Hilangkan timbal yang masih ada dengan cara mengekstraksi larutan beberapa kali, tiap kali dengan 20 mL Larutan pengekstraksi ditizon, hingga tinggal larutan ditizon yang berwarna jingga-hijau.

    Enceran larutan baku timbal Encerkan sejumlah volume Larutan baku timbal yang diukur saksama seperti tertera pada Uji Batas Logam Berat <371> (mengandung 10 mg Pb per mL), dengan 9 bagian  volume larutan asam nitrat P (1 dalam 100) hingga kadar timbal 1 mg per mL.

    Larutan pengekstraksi ditizon Larutkan 30 mg ditizon P dalam 1000 mL kloroform P dan tambahkan 5 mL etanol P. Simpan larutan dalam lemari pendingin.

    Sebelum digunakan, kocok sejumlah volume Larutan pengekstraksi ditizon dengan lebih kurang setengah volume larutan asam nitrat P (1 dalam 100), buang bagian asam nitrat.

    Larutan hidroksilamina hidroklorida Larutkan 20 g hidroksilamina hidroklorida P dalam air secukupnya hingga lebih kurang 65 mL, pindahkan ke dalam corong pisah, tambahkan 5 tetes biru timol LP kemudian tambahkan amonium hidroksida P hingga terjadi warna kuning. Tambahkan 10 mL larutan natrium dietilditiokarbamat P (1 dalam 25), campur dan diamkan selama 5 menit. Ekstraksi larutan ini beberapa kali, tiap kali dengan 10 mL sampai 15 mL kloroform P hingga 5 mL ekstrak kloroform tidak menghasilkan warna kuning apabila dikocok dengan tembaga (II) sulfat LP. Tambahkan asam hidroklorida 3 N sampai larutan berwarna merah muda (jika perlu, tambahkan lagi 1 tetes atau 2 tetes bitu timol LP) dan encerkan dengan air hingga 100 mL.

    Larutan kalium sianida Larutkan 50 g kalium sianida P dalam air secukupnya hingga 100 mL. Hilangkan timbal dengan cara mengekstraksi larutan beberapa kali, tiap kali menggunakan Larutan pengekstraksi ditizon seperti tertera pada Larutan amonium sitrat di atas, kemudian ekstraksi sisa ditizon dengan kloroform P. Encerkan Larutan sianida dengan air secukupnya hingga kadar 10 g kalium sianida per 100 mL.

    Larutan baku ditizon Larutkan 10 mg ditizon P dalam 1000 mL kloroform P. Simpan larutan dalam botol bebas timbal bersumbat kaca, lindungi terhadap cahaya menggunakan pelindung yang sesuai, simpan dalam lemari pendingin.

 

    Larutan uji [Catatan Apabila dalam pembuatan larutan uji berikut ini, zat uji sangat cepat bereaksi dan mulai mengarang dengan 5 mL asam sulfat P sebelum dipanaskan, gunakan 10 mL larutan asam sulfat sulfat P (1 dalam 2) dingin dan tambahkan beberapa tetes hidrogen peroksida P sebelum dipanaskan]. Apabila dalam monografi tidak dicantumkan pembuatan larutan uji secara khusus, buat Larutan uji sebagai berikut. [Perhatian Lakukan prosedur ini dengan hati-hati, sebab beberapa zat mudah meledak apabila bereaksi dengan hidrogen peroksida]. Masukkan 1,0 g zat uji ke dalam labu yang sesuai, tambahkan 5 mL asam sulfat P dan beberapa manik kaca, dan ekstraksi di atas lempeng pemanas dalam lemari asam hingga mulai mengarang. Pemanasan dapat dilakukan dengan cara lain yang sesuai (jika perlu tambahkan asam sulfat P lagi, agar basah sempurna, tetapi penambahan jangan lebih dari 10 mL). Tambahkan hidrogen peroksida P, 30% tetes demi tetes dengan hati-hati, biarkan reaksi mereda dan panaskan lagi diantara penetesan. Tambahkan beberapa tetes pertama secara sangat pelan, campur hati-hati supaya reaksi tidak terlalu cepat, dan hentikan reaksi jika terbentuk busa berlebih. Goyang larutan dalam labu untuk mencegah zat yang tidak bereaksi menempel pada dinding labu [Catatan tambahkan peroksida jika campuran menjadi coklat atau menjadi gelap]. Lanjutkan ekstraksi hingga zat terurai sempurna, timbul asap belerang trioksida dan larutan menjadi tidak berwarna. Dinginkan, tambahkan hati-hati 10 mL air, panaskan hingga belerang trioksida timbul lagi, dan dinginkan. Ulangi prosedur ini menggunakan 10 mL air lagi untuk menghilangkan sisa hidrogen peroksida, encerkan hati-hati dengan 10 mL air dan dinginkan.

 

    Prosedur Pindahkan Larutan uji, bilas dengan 10 mL air, atau sejumlah volume larutan uji khusus seperti tertera pada monografi, ke dalam corong pisah, dan apabila tidak dinyatakan lain dalam monografi, tambahkan 6 mL Larutan amonium sitrat dan 2 mL Larutan hidroksilamina hidroklorida. (Untuk penetapan timbal dalam garam besi gunakan 10 mL Larutan amonium sitrat). Tambahkan 2 tetes merah fenol LP dan basakan dengan amonium hidroksida P, hingga berwarna merah. Dinginkan larutan jika perlu, tambahkan 2 mL Larutan kalium sianida. Ekstraksi segera larutan ini beberapa kali, tiap kali dengan 5 mL Larutan pengekstraksi ditizon, alirkan tiap ekstrak ke dalam corong pisah lain hingga larutan ditizon tetap berwarna hijau. Kocok kumpulan larutan ditizon selama 30 detik dengan 20 mL larutan asam nitrat P (1 dalam 100) dan buang lapisan kloroform. Ke dalam larutan asam, tambahkan 5,0 mL Larutan baku ditizon dan 4 mL Larutan amonia-sianida dan kocok selama 30 detik: warna lembayung lapisan kloroform tidak lebih tua dari pada larutan pembanding yang dibuat dari sejumlah volume Enceran larutan baku timbal yang setara dengan batas timbal zat uji, menggunakan pereaksi yang sama dan diperlakukan sama seperti zat uji.