<321> Uji Batas arsen


Prosedur ini disusun untuk mendeteksi adanya cemaran arsenik dengan mengubah senyawa arsenik dalam suatu senyawa pada uji terhadap arsen, kemudian dilewatkan melalui larutan perak dietilditiokarbamat untuk membentuk komplek berwarna merah. Warna merah yang terbentuk dibandingkan, baik secara visual atau secara spektrofotometri terhadap warna yang dihasilkan dari cara yang sama menggunakan kontrol yang mengandung sejumlah arsen setara dengan batasan yang diberikan dalam masing-masing monografi. Batas dinyatakan sebagai arsen (As), kadar arsenik tidak melebihi batas yang tertera dalam masing-masing monografi.

    Kedua metode yang diberikan, berbeda hanya dalam perlakuan awal terhadap zat uji dan standar. Pada umumnya digunakan Metode I untuk bahan anorganik, Metode II untuk bahan organik.

 

    Peralatan (Lihat gambar) terdiri dari (a) generator arsen, dilengkapi dengan (c) unit pembersih dan (e) tabung penjerap dengan (b) dan (d) sambungan kaca asah atau dengan sambungan setengah bola gelas  diantara unit-unit. Walaupun demikian, alat lain yang sesuai, menggunakan prinsip alat yang disebutkan dan diilustrasikan dapat digunakan.

Gambar Alat uji arsen

 

    Larutan arsen trioksida persediaan Timbang saksama 132,0 mg arsen trioksida P, yang sudah dikeringkan pada 105º selama 1 jam, masukkan ke dalam labu tentukur 1000- mL yang berisi 5 mL larutan natrium hidroksida P (1 dalam 5). Netralkan larutan dengan asam sulfat 2 N, tambahkan kembali 10 mL asam sulfat 2 N berlebih kemudian tambahkan air bebas karbondioksida P sampai tanda.

 

    Larutan baku arsen Pipet 10 mL Larutan arsen trioksida persediaan ke dalam labu tentukur 1000-mL, tambahkan 10 mL asam sulfat 2 N, kemudian tambahkan air bebas karbondioksida P sampai batas dan campur. Setiap mL Larutan baku arsen mengandung setara dengan 1 mg Arsen (As). Simpan larutan ini ke dalam wadah kaca dan gunakan dalam waktu 3 hari.

 

Metode I

 

    Larutan baku Pipet 3,0 mL Larutan baku arsen ke dalam labu generator dan encerkan dengan air sampai 35 mL.

    Larutan uji Jika tidak dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, pindahkan ke dalam labu generator sejumlah zat uji, dalam g, dihitung dengan rumus:

 

 

dimana L adalah batas arsen dalam bpj. Larutkan dalam air dan encerkan dengan air sampai 35 mL.

    Prosedur Perlakukan sama Larutan baku dan Larutan uji seperti berikut. Tambahkan 20 mL asam sulfat 7 N, 2 mL kalium iodida LP, 0,5 mL timah(II) klorida pekat LP dan 1 mL isopropanol P dan campur. Diamkan pada suhu kamar selama 30 menit. Masukkan 2 gumpal kapas yang sudah dicelupkan ke dalam larutan timbal(II) asetat P yang telah dihilangkan kelebihan larutan dengan diperas dan dikeringkan dengan vakum pada suhu kamar, masukkan ke dalam tabung pembersih (c) dengan jarak 2 mm diantara kedua gumpalan. Beri pelumas pada kedua sambungan (b) dan (d) dengan pelumas yang sesuai untuk pelarut organik, dan sambung unit pembersih dengan tabung penjerap (e). Pindahkan 3,0 mL perak dietilditiokarbamat LP ke dalam tabung penjerap. Tambahkan 3,0 g zink granul (20 mesh) ke dalam campuran di dalam labu, segera sambung unit pembersih dan biarkan pelepasan hidrogen dan pengembangan warna terjadi pada suhu ruang selama 45 menit. Putar labu secara perlahan dengan interval waktu selama 10 menit. Lepaskan tabung penjerap dari generator dan unit pembersih dan pindahkan larutan absorpsi ke dalam sel absorpsi 1 cm. Warna merah yang dihasilkan oleh Larutan uji tidak lebih intensif dari yang dihasilkan Larutan baku. Bila diperlukan atau diinginkan, ukur absorpsi pada panjang gelombang serapan maksimum antara 535 nm dan 540 nm menggunakan spektrofotometer yang sesuai atau kolorimeter, menggunakan perak dietilditiokarbamat LP sebagai blangko.

    Zat Kimia Pengganggu Logam atau garam logam seperti kromium, kobalt, tembaga, raksa, molibdenum, nikel, valadium dan perak dapat mengganggu pelepasan arsen. Antimon dalam bentuk stibin menghasilkan pengganggu positif pada pengembangan warna menggunakan perak dietilditiokarbamat LP. Bila diperkirakan terdapat antimon, warna merah yang dihasilkan dalam 2 larutan perak dietilditiokarbamat dapat dibandingkan pada panjang gelombang serapan maksimum antara 535 nm dan 540 nm menggunakan kolorimeter yang sesuai, dimana pada panjang gelombang ini gangguan yang disebabkan oleh stibin dapat diabaikan.

 

Metode II

Catatan:

(1)  Perhatian Lakukan dengan hati-hati. Beberapa zat dapat bereaksi dengan ledakan yang membahayakan bila dicampur dengan hidrogen peroksida.

(2)  Apabila terdapat campuran mengandung halogen gunakan suhu lebih rendah pada saat memanaskan zat uji dengan asam sulfat P, hindari mendidihnya campuran dan tambahkan hidrogen peroksid dengan hati-hati sebelum terjadi pengarangan, untuk mencegah hilangnya arsen trivalen.

(3)  Apabila zat uji bereaksi dengan asam sulfat 5 mL sangat cepat, dan sudah terjadi pengarangan pada penambahan 5 mL asam sulfat P sebelum pemanasan, sebagai pengganti gunakan  10 mL asam sulfat encer dingin (1 dalam 2) dan tambahkan beberapa tetes hidrogen peroksida P sebelum pemanasan.

    Larutan baku Pipet 3,0 mL Larutan baku arsen ke dalam labu generator, tambah 2 mL asam sulfat P, campur dan tambahkan sejumlah hidrogen peroksida P yang digunakan dalam pembuatan Larutan uji. Panaskan campuran hingga terjadi asap putih tebal, dinginkan tambahkan perlahan-lahan 10 mL air, dan panaskan lagi sampai terjadi asap putih tebal. Ulangi prosedur dengan menggunakan 10 mL air untuk menghilangkan sisa hidrogen peroksida. Dinginkan dan encerkan dengan air sampai 35 mL.

    Larutan uji Jika tidak dinyatakan lain dalam masing-masing monografi masukkan ke dalam labu generator sejumlah zat uji, dalam g, dihitung menggunakan rumus:

 

 

dimana L adalah batasan arsen dalam bpj. Tambahkan 5 mL asam sulfat P dan beberapa manik kaca, ekstraksi dalam lemari asam, lebih baik menggunakan lempeng pemanas dan pada suhu tidak lebih dari 120º hingga terjadi pengarangan. (Mungkin diperlukan asam sulfat berlebih untuk membasahkan zat uji secara sempurna, tetapi jumlah volume yang ditambahkan tidak lebih 10 mL). Tambahkan hati-hati tetes demi tetes hidrogen peroksida P biarkan reaksi terjadi dan panaskan kembali diantara penetesan. (Tambahkan dengan sangat  hati-hati beberapa tetes pertama dengan mencampur secukupnya, untuk menghindari reaksi cepat). Hentikan pemanasan bila terbentuk busa berlebih. Bila reaksi berkurang, panaskan hati-hati, goyangkan labu sesekali untuk mencegah zat melekat pada dinding labu yang kontak dengan pemanasan. Pertahankan kondisi oksidasi setiap saat selama digesti, jika campuran menjadi coklat atau gelap tambahkan hidrogen peroksida P sedikit demi sedikit. Lanjutkan digesti hingga zat organik terurai, naikkan suhu lempeng pemanas secara bertahap hingga asap dari belerang trioksida dibebaskan dan larutan menjadi tidak berwarna atau berwarna kuning pucat. Dinginkan, tambahkan hati-hati 10 mL air, campur dan uapkan sekali lagi hingga terjadi asap tebal. Ulangi prosedur ini untuk menghilangkan sisa hidrogen peroksida. Dinginkan, tambahkan hati-hati 10 mL air, bilas dinding labu dengan beberapa mL air, dan encerkan dengan air hingga 30 mL.

    Prosedur Lakukan seperti yang tertera pada Metode I

    Zat Kimia Pengganggu Lihat seperti yang tertera pada Metode I.