Estradiol Benzoat


Estradiol Benzoate

Estradiol 3-benzoat [50-50-0]

C25H28O3                                          BM 376,49

 

Estradiol Benzoat mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0%  C25H28O3, dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Serbuk hablur putih sampai hampir putih.

Kelarutan Tidak larut dalam air; sukar larut dalam dietil eter; larut dalam etanol dan dalam aseton.

 

Baku pembanding Estradiol Benzoat BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpandalamwadahtertutuprapatterlindungcahayadalamlemaripendingin.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Estradiol Benzoat BPFI. Jika spektrum yang diperolehtidaksesuai, ulangipengujianmenggunakanaseton P.

    B.      Waktu retensi puncak utama pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Rotasi jenis <1081> +57,0° sampai +63,0°; lakukan penetapan menggunakan larutan zat kering 10 mg per mLdioksan P.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan pada suhu antara 100° dan 105o selama 3 jam.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan penetapan menggunakan 250 mg zat.

 

Ukuran Partikel Tidak lebih dari 50% partikel yang berukuran kurang dari 30 µm, dan tidak kurang dari 90% partikel berukuran 450 µm. Rata-rata diameter serbuk halus zat adalah tidak lebih dari 100 µm, dan rata-rata diameter dari serbuk kasar zatadalah tidak kurang dari 100 µm dan tidak lebih dari 200 µm.

    Cairan suspensi Buat campuran gliserin P dan air (60:40) kemudian tambahkan polisorbat 20 P hingga kadar 125 µL polisorbat 20per 100 g larutan.

    Suspensi uji Jenuhkan Cairan suspensi dengan menambahkan lebih kurang 100 mg serbuk haluszatper 100 g Cairan suspensi, sonikasi selama lebih kurang 10 menit. Saring suspensi dengan penyaringnilon dengan diameter pori 0,45 µm. Tambahkan lebih kurang 50 mg zat per mL filtrat, jenuhkan Cairan supensi, vorteks hingga terdispersi (lebih kurang 1 menit).

    Prosedur Lakukan penetapan distribusi ukuran partikel dalam Suspensi uji menggunakan “multi wavelength particle size analyzer” yang sesuai. Lakukan analisis hasil dalam rentang 5 µm hingga 600 µm.

 

Metanol dan diklorometan Jumlahmetanol  dan diklorometan tidak lebih dari 0,20%.Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gasseperti tertera pada Kromatografi <931>

    Larutan baku internal Buat larutan yang mengandung etil asetat P 0,1%  dalam piridina P[Catatan Suntikkan 2 µL piridina P pada kromatografi untuk memastikan bahwa zat tidak memiliki puncak yang menganggu analisis.]

     Larutan baku Pipet 50 µL diklorometan P dan 50 µL metanol P, masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL dan tambahkan Larutan baku internal sampai tanda, campur.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam vial gelas aktinik rendah. Larutkan dalam 1,0 mL Larutan baku internal, campur.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala, dan kolom baja tahan karat 3,2 mm × 1,8 m  berisi  bahan penyangga S3. Pertahankan suhu injektor dan detektor pada lebih kurang 165°. Suhu kolom dipertahankan pada 140° selama 20 menit, kemudian diatur hingga meningkat menjadi 250° dengan kecepatan 40° per menit dan dipertahankan pada 250° selama 15 menit. Gunakan Helium P sebagai gas pembawa dengan laju alir 40 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku internal dan Larutan baku, rekamkromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: proses eluasi berturut-turut adalah metanol, diklorometan dan etil asetat; tidak ada puncak pada Larutan baku internal yang menganggu integrasi puncak metanol atau diklorometan; harus tercapai garis dasar antara puncak pelarut dan puncak Larutan baku internal; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari 5,0%.

Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 2,0 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, ukur respons puncak metanol, diklorometan dan etil asetat. Hitung persentase tiap residu pelarut (metanol dan diklorometan) dalam zat yang digunakan, dengan rumus:

RU dan RS berturut-turut adalah perbandingan respons puncak metanol atau diklorometan terhadap puncak baku internal dari Larutan uji dan Larutan baku; CI adalah kadar diklorometan P atau metanol P dalam µL per mL Larutan baku; D adalah kerapatan diklorometan P atau metanol P dalam g per mL; CU adalah kadar dalam mg per mL estradiol benzoat dalam mg per mL Larutan uji.

 

CemaranorganikMasing-masing cemarantidak lebih dari 1,0% dan total cemaran tidak lebih dari 2,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

Fase gerak Buat campuran toluen P-etil asetat P (70:30).

    Penampak bercak Timbang lebih kurang 5 g amonium molibdat P, larutkan dalam 100 mL asam sulfat 10%.

    Pengencer Buat campuran metilen klorida P-etanol P (2:1).

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Estradiol Benzoat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 5 mg per mL.

    Larutan uji 1 Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga diperoleh kadar lebih kurang 5 mg per mL.

    Larutan uji 2 Pipet 200 µL Larutan uji 1 ke dalam labu tentukur 10-mL, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

    Prosedur Totolkan masing-masing 20 µLLarutan Uji1 dan Larutan Baku, sertaberturut-turut 20 µL,15µL, 10 µL, 5 µL dan 2 µL Larutan uji 2, dan seri enceranLarutan uji 2 dengan kadar estradiol benzoat 2,0%; 1,5%; 1,0%; 0,5% dan 0,2% pada lempeng kromatografi campuran silika gel psetebal 0,25 mm. Biarkan kering, masukkan lempeng dalam bejana yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak. Biarkan Fase gerak merambat tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, dan biarkan fase gerak menguap. Semprot dengan Penampak bercak, dan keringkan. Panaskan lempeng dalam oven pada suhu lebih kurang 115° selama lebih kurang 10 menit. Hitung  retensi relatif, Rf rel, (terhadap estradiol benzoat) semua bercak dalam deretan Larutan Uji 1 dan Larutan uji 2. Cemaran yang mungkin terdapat dalam estradiol benzoat tidak terbatas pada: estradiol [estra-1,3,5(10)-triene-3, 17b-diol], 17a-estradiol benzoat [estra-1,3,5(10)-triene-3, 17a-diol 3-benzoat] dan estron [estra-1,3,5(10)-triene-17-one, 3-hidroksi]; retensi relatif, Rf rel, berturut-turut lebih kurang 0,84; 1,15; dan 1,21. Hitung persentase masing-masing cemaran dengan membandingkan intensitas bercak cemaran dalam Larutan uji 1 dengan bercak utama yang diperoleh dari seri Larutan uji 2, dengan mengabaikan adanya cemaran yang intensitasnya lebih lemah dari bercak utama yang ada pada Larutan uji 2 yang mengandung 0,2% dari jumlah estradiol benzoat dalam Larutan Uji 1.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (7:3) saring dan awaudarakan, jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama masing-masing lebih kurang 20 mg Estradiol Benzoat BPFI dan estradiol 17-asetat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL. Tambahkan 70 mL asetonitril P dan sonikasi hingga larut. Tambahkan 25 mL air, campur dan biarkan mencapai keseimbangan hingga suhu ruang, encerkan dengan air sampai tanda.

    Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg Estradiol Benzoat BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL. Tambahkan 70 mL asetonitril P dan sonikasi hingga larut. Tambahkan 25 mL air, campur dan biarkan mencapai keseimbangan hingga suhu ruang, encerkan dengan air sampai tanda.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 20 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, tambahkan 70 mL asetonitril P dan sonikasi hingga larut. Tambahkan 25 mL air, campur dan biarkan mencapai keseimbangan hingga suhu ruang, encerkan dengan air sampai tanda.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom pelindung 4,6 mm × 4,5 cm berisi bahan pengisi L1 dan kolom analitik 4,6 mm × 25 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem dan Larutan baku, rekam kromatogram dan ukurrespons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif estradiol 17-asetat dan estradiol benzoatberturut-turut adalah lebih kurang 0,5 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak estradiol 17-asetat dan puncak estradiol benzoat, tidak kurang dari 6,0; efisiensi kolom tidak kurang dari 8000 lempeng teoritis untuk estradiol benzoat, faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif untuk penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg estradiol benzoat, C25H28O3, dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku; C adalah kadar Estradiol Benzoat BPFI dalam mg per mL Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.

 

Penandaan Pada etiket harus dicantumkan bahwa hanya digunakan pada hewan. Etiket juga harus mencantumkan berbentuk serbuk kasar atau serbuk halus.