<481> Cemaran Umum


Uji cemaran umum yang tertera pada masing-masing monografi digunakan untuk menilai profil cemaran suatu bahan. Cemaran umum didefenisikan sebagai bahan yang ada dalam  senyawa obat dan/atau sediaan obat dalam jumlah tertentu mempunyai aktivitas biologi yang tidak diinginkan. Cemaran ini dapat timbul akibat sintesa, proses pembuatan sediaan, atau peruraian bahan. Dalam beberapa kasus, cemaran yang berisiko terhadap kesehatan dapat diidentifikasi. Pada bab ini masing-masing cemaran tidak akan diidentifikasi, uji terpisah mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa cemaran yang diidentifikasi telah memenuhi persyaratan batas seperti tertera dalam definisi cemaran umum. Pemilihan uji dan penetapan kadar memungkinkan untuk menetapkan jumlah cemaran yang dapat diterima pada  suatu bahan untuk digunakan.

 

    Pelaporan dan persyaratan Kecuali dinyatakan lain pada masing-masing monografi, jumlah cemaran umum tidak lebih dari 2,0%.

    Jika pada monografi tertera batas komponen tertentu dan/atau cemaran atau produk terurai yang dapat diidentifikasi, cemaran umum tidak termasuk dalam perhitungan total cemaran kecuali dinyatakan lain dalam monografi. Komponen yang ada bersama-sama dalam bahan didefinisikan sebagai bahan tertentu dari sediaan obat yang tidak dianggap sebagai cemaran dalam konteks Farmakope. Contoh komponen yang ada bersama-sama dalam bahan ini adalah campuran isomer geometrik dan optik (atau rasemat) dan antibiotik. Komponen lain yang dianggap toksik karena efek biologis tertentu yang tidak diinginkan tidak disebut sebagai komponen yang ada bersama-sama dengan bahan.

 

    Metode Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, perhitungan persentase dan jumlah cemaran umum ditetapkan dengan metode relatif daripada membandingkan dengan masing-masing baku pembanding. Deteksi cemaran lain yang tidak spesifik  juga sesuai dengan metode ini.

    Uji khas cemaran umum menggunakan teknik Kromatografi lapis tipis, lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Uji untuk senyawa sejenis atau kemurnian kromatografi dapat juga digunakan untuk evaluasi cemaran umum.  Metode lain (seperti Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi) dapat juga digunakan sebagai metode alternatif dengan alasan yang jelas. Jika tidak dicantumkan pada masing-masing monografi, gunakan metode berikut.

 

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan pelarut seperti tertera pada monografi, hingga kadar lebih kurang 10 mg per mL. [Catatan Pemanasan atau sonikasi dapat dilakukan untuk melarutkan jika hal ini tidak merusak bahan.]

 

    Larutan baku Timbang saksama  sejumlah Baku Pembanding FI larutkan dan encerkan dengan pelarut seperti tertera pada monografi hingga kadar 0,01; 0,05; 0,1 dan 0,2 mg per mL. [Catatan Pemanasan atau sonikasi dapat dilakukan untuk  melarutkan jika hal ini tidak merusak  bahan].

 

    Prosedur Lakukan Kromatografi lapis tipis menggunakan lempeng silika gel P setebal 0,25 mm dan Fase gerak seperti tertera pada monografi. Totolkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µl) Larutan uji dan Larutan baku, gunakan aliran nitrogen P untuk mengeringkan bercak. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak hingga merambat lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, keringkan di udara. Amati lempeng menggunakan teknik penampakan bercak yang tertera. Tentukan intensitas relatif bercak lain selain bercak utama Larutan uji dengan membandingkan terhadap kromatogram Larutan baku.

 

    Petunjuk Teknik Penampak Bercak

    (1) Gunakan cahaya ultra violet pada 254 nm atau 366 nm.

    (2) Gunakan iodoplatinat LP.

    (3) Larutan A Buat campuran 850 mg bismut subnitrat P dengan 40 mL air dan 10 mL asam asetat glasial P.

        Larutan B Larutkan 8 g kalium iodida P dalam 20 mL air.

        Campur Larutan A dan B hingga diperoleh Larutan persediaan yang dapat disimpan beberapa bulan dalam botol gelap. Campur 10 mL Larutan persediaan dengan 20 mL asam asetat glasial P, encerkan dengan air sampai 100 mL, untuk larutan penampak bercak.

    (4) Pereaksi penampak bercak ninhidrin Larutkan 200 mg ninhidrin P dalam 100 mL etanol P, panaskan lempeng setelah penyemprotan.

    (5) Pereaksi penampak bercak asam Tambahkan perlahan-lahan dan hati-hati sambil diaduk, 10 mL  asam sulfat P ke dalam 90 mL etanol P dalam tangas  es. Semprot lempeng dan panaskan sampai timbul bercak.

    (6) Pereaksi penampak bercak dikromat-asam Tambahkan kalium dikromat P secukupnya ke dalam 100 mL asam sulfat P hingga  diperoleh larutan jenuh. Semprot lempeng, dan panaskan sampai timbul  bercak.

    (7) Vanilin Larutkan 1 g vanilin P dalam 100 mL asam sulfat P.

    (8) Kloramin T-asam trikloroasetat Campur 10 mL dalam larutan kloramin T 3 % dalam air dengan 40 mL larutan asam trikloroasetat P 25% dalam etanol P.  Buat larutan segar sebelum digunakan.

    (9) Folin-C Tambahkan 10 g natrium tungstat P dan 2,5 g natrium moblidat P ke dalam 70 mL air, tambahkan 5 mL larutan asam fosfat P 85%  dan 10 mL larutan asam hidroklorida P 36%, refluks larutan ini selama 10 jam.

    (10) KMnO4 Larutkan 100 mg kalium permanganat P dalam 100 mL air.

    (11) DAB Campur 1 g p-dimetilamino-benzaldehida P dalam 100 mL asam hidroklorida  0,6 N.

    (12) DAC Campur 100 mg p-dimetilamino-sinamaldehida P dalam 100 mL asam hidroklorida 1  N.

   (13) Besi(III) sianida Campur sejumlah volume  sama larutan besi(III) klorida P 1% dan larutan kalium besi(II) sianida P 1%. Gunakan segera.

    (14) Fast Blue B - Pereaksi A larutkan 500 mg garam Fast Blue B dalam 100 mL air.

    Pereaksi B Natrium hidroksida 0,1 N.

    Semprot mula-mula dengan Pereaksi A, kemudian dengan Pereaksi B.

    (15) Besi(III) sianida basa Encerkan 1,5 mL  larutan kalium besi (III) sianida P 1% dengan air hingga 20 mL, tambahkan 10 mL larutan natrium  hidroksida P 15%.

    (16) Pereaksi penampak bercak iodum Buat larutan iodum P 0,5 % dalam kloroform P.

    (17) Letakkan lempeng selama 10 menit dalam bejana tertutup yang telah dijenuhkan dengan uap iodum  dan pada dasar bejana terdapat hablur iodum P.

    (18) Larutan A Larutkan kalium iodida P dalam 50 mL air.

    Larutan B buat larutan 500 mg pati larut P dalam 50 mL air panas.

    Segera sebelum digunakan, campur sejumlah volume sama Larutan A dan Larutan B.

    (19) PTSS Larutkan 20 g asam p-toluenasulfonat P dalam 100 mL etanol P, semprot lempeng, keringkan selama 15 menit pada suhu 110°, amati dibawah cahaya ultra violet pada 366 nm.

    (20) Pereaksi penampak bercak o-tolidina Larutkan 160 mg o-tolidina P dalam 30 mL asam asetat glasial P. Encerkan dengan air hingga 500 mL, tambahkan 1 g kalium iodida P, aduk hingga larut.

    (21) Campur 3 mL larutan asam kloroplatinat P (1 dalam 10), dengan 97 mL air,  kemudian tambahkan 100 mL larutan kalium iodida P (6 dalam 100) untuk membuat pereaksi penampak bercak.

    (22) Pereaksi penampak bercak metanol-iodum Buat campuran iodum LP dan metanol P (1:1).