Penetapan Kadar Tiamin


Prosedur berikut ini digunakan untuk menetapkan tiamin sebagai bahan dalam sediaan farmasi yang mengandung zat aktif lain. Prosedur melibatkan reaksi antara tiamin dengan kalium besi(III) sianida dengan cara deteksi fluorosensi. Selama pengujian gunakan alat kaca aktinik rendah untuk melindungi larutan uji dan larutan baku pembanding dari cahaya dan kondisi ruangan.

    Lakukan penetapan secara Spektrofluorometri seperti yang tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191>

    Baku pembanding Tiamin Hidroklorida BPFI; tidak boleh dikeringkan, tetapkan kadar air secara titrimetri pada waktu akan digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.

    Larutan dan pelarut khusus

    Larutan kalium besi(III) sianida Larutkan 1,0 g kalium besi(III) sianida P dalam air hingga 100 mL. Larutan dibuat segar.

    Pereaksi pengoksidasi Pada 4,0 mL Larutan kalium besi(III) sianida tambahkan natrium hidroksida 3,5 N hingga 100 mL. Gunakan larutan ini dalam 4 jam.

    Larutan persediaan kuinin sulfat  Larutkan 10 mg kuinin sulfat dalam asam sulfat 0,1 N hingga 1000 mL.  Simpan larutan ini dalam lemari pendingin dan terlindung cahaya.

    Larutan baku kuinin sulfat Encerkan Larutan persediaan kuinin sulfat dengan asam sulfat 0,1 N (1:39). Larutan ini mempunyai derajat fluoresensi yang hampir sama dengan tiokrom yang diperoleh dari 1 µg tiamin hidroklorida dan digunakan untuk koreksi fluorometer pada interval tertentu terhadap variasi kepekaan tiap pengukuran. Larutan dibuat segar.

    Larutan baku persediaan  Timbang saksama lebih kurang 25 mg Tiamin Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-mL, larutkan dalam lebih kurang 300 mL larutan etanol P (1 dalam 5) yang diatur pH 4,0 dengan penambahan asam hidroklorida 3 N dan tambahkan pelarut yang sama sampai tanda. Simpan dalam wadah tidak tembus cahaya di dalam lemari pendingin. Gunakan larutan ini dalam waktu satu bulan.

    Larutan baku Pipet sejumlah Larutan baku persediaan encerkan secara bertahap dengan asam hidroklorida 0,2 N hingga kadar tiamin hidroklorida lebih kurang 0,2 µg per mL.

    Larutan uji  Timbang atau ukur saksama sejumlah zat, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, encerkan dengan asam hidroklorida 0,2 N hingga kadar tiamin hidroklorida (atau mononitrat) lebih kurang 100 µg per mL. Jika zat sukar larut, panaskan di atas tangas uap, kemudian dinginkan dan encerkan dengan asam hidroklorida 0,2 N sampai tanda. Pipet 5 mL larutan ini encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap, dengan asam hidroklorida 0,2 N hingga kadar tiamin hidroklorida (mononitrat) lebih kurang 0,2 µg per mL.

    Prosedur Pipet 5 mL Larutan baku ke dalam tiap tabung dari tiga atau lebih tabung (atau wadah lain yang sesuai) berkapasitas lebih kurang 40 mL. Ke dalam dua tabung tersebut, masing-masing tambahkan secara cepat (dalam 1 sampai 2 detik) 3,0 mL Pereaksi pengoksidasi sambil dicampur, dan dalam 30 detik tambahkan 20,0 mL isobutil alkohol P, tutup tabung kocok kuat selama 90 detik dengan tangan atau dengan mengalirkan gelembung udara ke dalam campuran. Buat larutan blangko menggunakan tabung sisa berisi Larutan baku, sebagai pengganti Pereaksi pengoksidasi digunakan natrium hidroksida 3,5 N sejumlah volume yang sama dan diperlakukan sama seperti di atas.

Pipet 5 mL Larutan uji ke dalam tiap tabung dari tiga atau lebih tabung yang serupa, dan diperlakukan sama seperti Larutan baku.

Pada keenam tabung diatas masukkan masing-masing 2,0 mL etanol mutlak P, goyang selama beberapa detik, biarkan lapisan memisah dan enaptuangkan atau ambil lebih kurang 10 mL beningan larutan isobutil-alkohol ke dalam kuvet yang telah dibakukan, ukur fluoresensi pada panjang gelombang maksimum emisi lebih kurang 435 nm dengan panjang gelombang maksimum eksitasi lebih kurang 365 nm.

    Perhitungan Hitung jumlah tiamin hidroklorida, C12H17ClN4OS.HCl dalam µg per 5 mL Larutan uji, dengan rumus:

 

 

A dan S berturut-turut adalah fluoresensi rata-rata dari Larutan uji dan Larutan baku yang direaksikan dengan Pereaksi pengoksidasi; b dan d berturut-turut adalah fluoresensi larutan blangko dari Larutan uji dan Larutan baku. Hitung jumlah tiamin hidroklorida C12H17ClN4OS.HCl, dalam mg contoh berdasarkan jumlah alikot yang digunakan.  Bila yang diuji adalah tiamin mononitrat, C12H17N5O4S, kalikan dengan faktor 0,9706.