Siprofloksasin Hidroklorida


Ciprofloxacin Hydrochloride 

 

 

Asam 1-siklopropil-6-fluoro-1,4-dihidro-4-okso-7-(1-piperazinil)-3-kuinolinkarboksilat, mono-hidroklorida, monohidrat   [86393-32-0]

 

C17H18 FN3O3. HCl.H2O                                  BM 385,82

 

Siprofloksasin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C17H18FN3O3, dihitung terhadap zat anhidrat.

 

Baku pembanding Siprofloksasin Hidroklorida BPFI, adalah bentuk monohidrat dari siprofloksasin hidroklorida, tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Tetapkan kandungan air secara titrimetri pada saat akan digunakan analisa kuantitatif. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Siprofloksasin Etilendiamina Analog BPFI {asam [1-siklopropil-6-fluoro-1,4-dihidro-4-okso-7-(2aminoetil) amino]-3-kuinolin–karboksilat hidroklorida}; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Asam fluorokuinolonat BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti Siprofloksasin BPFI.

    B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi secara kromatografi lapis tipis <281>. Larutkan sejumlah zat dalam air hingga   diperoleh Larutan uji  dengan kadar  lebih kurang 10 mg per mL. Larutkan sejumlah Siprofloksasin Hidroklorida BPFI  dalam air hingga diperoleh Larutan baku  dengan kadar 10,0 mg per mL. Totolkan secara terpisah, dalam bentuk pita 1 cm, masing-masing 5 mL Larutan  uji dan Larutan baku pada lempeng kromatografi yang dilapisi campuran silika gel P setebal 0,25 mm.  Masukkan lempeng ke dalam  bejana yang jenuh dengan amonia selama lebih kurang 15 menit kemudian angkat lempeng, masukkan ke dalam bejana berisi metilen klorida P-metanol P-amonium hidroksida P-asetonitril P (4:4:2:1) yang tidak jenuh. Biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan kering di udara lebih kurang 15 menit. Amati bercak di bawah sinar ultraviolet pada panjang gelompang pendek dan panjang: intensitas dan harga Rf bercak yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan Larutan  baku.

    C. Menunjukkan reaksi Klorida seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

 

pH <1071> Antara 3,0 dan 4,5; lakukan penetapan menggunakan larutan (1:40).

 

Air  <1031> Metode 1 Antara 4,7% dan 6,7%.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 

Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,04%, lakukan penetapan menggunakan 375 mg, kekeruhan yang terjadi tidak lebih dari 0,15 mL asam sulfat 0,02 N.

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 0,02%.

 

Batas asam Fluorokuinolonat Lakukan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>. Larutkan sejumlah zat  dalam air hingga diperoleh Larutan uji yang mengandung lebih kurang 10 mg per mL. Timbang saksama lebih kurang 5 mg Asam Fluorokuinolonat BPFI masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL yang berisi 0,05 mL amonium hidroksida 6 N, kemudian tambahkan air sampai tanda dan campur. Pipet 2 mL larutan, masukkan dalam labu tentukur 10-mL, encerkan dengan air sampai tanda (Larutan baku). Totolkan secara terpisah masing-masing 5 mL Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng kromatografi lapis tipis yang dilapisi dengan campuran silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana yang sesuai yang di dalamnya telah diletakkan gelas piala yang berisi 50 mL amonium hidroksida P. Setelah 15 menit, angkat lempeng masukkan ke dalam bejana kromatografi yang berisi fase gerak metilen klorida P-metanol P-amonium hidroksida P-asetonitril P (4:4:2:1), biarkan merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, biarkan kering di udara lebih kurang 15 menit. Amati bercak di bawah sinar ultraviolet pada panjang gelompang pendek dan panjang. Intensitas setiap bercak dari Larutan  uji tidak boleh lebih dari  Larutan  baku dengan harga Rf  yang sama.

 

Cemaran organik Tidak lebih dari 0,2%   siprofloksasin etilendiamina  analog atau tidak satupun   puncak cemaran yang lain lebih besar dari 0,2% dan  total puncak cemaran  tidak lebih dari  0,5%.

    Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi, Larutan uji dan  Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada   Penetapan kadar.

    Prosedur  Lakukan menurut Prosedur  seperti tertera pada Penetapan kadar. Hitung persentase puncak dari masing-masing cemaran pada  kromatogram dengan menggunakan rumus:

 

 

ri adalah respons puncak masing masing cemaran dan rn adalah total respons puncak.

 

Penetapan Kadar Lakukan Penetapan kadar dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Buat  asam  fosfat 0,025 M, atur pH hingga 3,0 ± 0,1 dengan penambahan trietilamina P, campur  dengan  asetonitril P  (87:13), saring dan awaudarakan.  Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama  sejumlah tertentu Siprofloksasin Hidroklorida BPFI, larutkan secara kuantitatif dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mL.

    Larutan resolusi Larutkan sejumlah Siprofloksasin Eetilendiamin Analog BPFI dalam Larutan  baku  hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, masukkan dalam labu tentukur 50-mL, encerkan  dengan Fase gerak sampai tanda.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 278 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1, pertahankan   suhu  pada 30 ± 1o. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi dan rekam  kromatogram dan ukur respons  puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi untuk siprofloksasin adalah  antara 6,4 dan 10,8 menit  dan waktu retensi relatif untuk siprofloksasin etilendiamin analog dan siprofloksasin berturut-turut adalah 0,7 dan 1,0; dan resolusi, R antara puncak siprofloksasin etilendiamin  analog dan puncak siprofloksasin tidak kurang dari 6. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak  seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom ditentukan dari puncak siprofloksasin tidak kurang dari 2500 lempeng teoritis; faktor ikutan  puncak siprofloksasin tidak lebih dari 4,0; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 mL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg sifrofloksasin hidroklorida, C17H18FN3O3.HCl, dalam  zat yang digunakan, dengan rumus :

                               

 

dimana C adalah kadar  Siprofloksasin  BPFI dalam mg per mL Larutan baku, dihitung terhadap zat anhidrat; rU dan rS adalah respons  puncak siprofloksasin yang diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Simpan pada suhu 25o, diperbolehkan antara 15o dan 30o.