DIameter Benang Bedah


Alat ukur yang dipakai untuk penentuan diameter benang bedah adalah tipe bobot mati, mekanis, atau elektris, dan dilengkapi dengan cara baca langsung, digital terbaca, atau tercetak. Gunakan alat ukur dengan skala sampai 0,002 mm atau lebih kecil. Diameter dasar alat ukur adalah lebih kurang 50 mm dan diameter penekan 12,70 ± 0,02 mm. Penekan dan bagian-bagian bergerak yang dihubungkan dengan benang uji harus mempunyai total bobot 210 ± 3 g. Permukaan alat penekan dan dasar alat ukur datar dalam batas 0,005 mm dan sejajar satu sama lain dengan jarak 0,005 mm. Untuk mengukur diameter benang bedah dan ukuran metrik 0,4 atau lebih kecil, berat alat penekan harus dikurangi hingga jumlah beban yang diterima benang bedah tidak lebih dari 60 g.

    Benang bedah kolagen yang dapat diabsorpsi  Tetapkan diameter benang bedah segera setelah dikeluarkan dari tempatnya tanpa diregangkan. Letakkan lilitan benang tersebut melalui bagian tengah dasar alat ukur dan alat penekan, kemudian perlahan-lahan alat penekan diturunkan sehingga seluruh bobotnya tertumpu pada benang bedah. Ukur diameter tiap lilitan pada tiga tempat berbeda, yaitu pada seperempat, setengah, dan tiga per empat panjangnya.

    Benang bedah sintetik dapat diabsorpsi Lakukan penetapan seperti tertera pada Benang bedah tidak dapat diabsorpsi.

    Benang bedah tidak dapat diabsorpsi Letakkan lilitan melalui bagian tengah dasar alat ukur dan alat penekan. Kemudian turunkan beban penekan perlahan-lahan hingga seluruh bobot beban penekan tertumpu pada benang bedah. Ukur benang bedah tidak dapat diabsorpsi, baik yang dikemas dalam keadaan kering maupun dalam cairan, segera setelah dikeluarkan dari kemasannya, tanpa proses pengeringan atau pengkondisian.

    Ukur diameter benang bedah pada tiga tempat, pada seperempat, setengah dan tiga per empat dari panjangnya. Dalam hal benang bedah yang dikepang dengan ukuran lebih dari 3-0 (ukuran metrik 2), buat pengukuran pada dua titik yang tegak lurus sesamanya dan gunakan nilai rata-rata sebagai diameter yang teramati pada titik tersebut.

     Pada pengukuran benang bedah multifilamen, jepitkan bagian dari lilitan yang akan diukur dengan penjepit sedemikian sehingga lilitan terletak melalui bagian tengah dasar alat ukur. Sambil memegang lilitan benang pada bidang yang sama dengan dasar alat ukur, regangkan dengan alat sesuai misalnya dengan cara meletakkan ujung lilitan yang bebas di sekeliling silinder atau gulungan dan diberi beban lebih kurang setengah dari batas tarikan simpul untuk benang bedah tidak steril kelas I dengan ukuran tersebut, hati-hati agar lilitan tidak terpelintir. Ukur diameter pada tempat-tempat yang telah ditentukan dan hitung harga rata-ratanya.