Levotiroksin Natrium


Levothyroxine Sodium

 

L-Tiroksin hidrat mononatrium [25416-65-3]

C15H10I4NNaO4.xH2O          

Anhidrat [55-03-8]                                      BM 798,85

 

Levotiroksin Natrium adalah garam natrium                    L-3,3’,5,5’-tetraiodotironin. Mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C15H10I4NNaO4, dihitung terhadap zat anhidrat.

 

Pemerian Serbuk higroskopik, kuning muda sampai warna kusam, tidak berasa; tidak berbau. Stabil di udara kering tetapi merah muda lemah bila terpapar cahaya.

 

Kelarutan sangat sukar larut dalam air; larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam larutan alkali karbonat panas; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam aseton, dalam kloroform dan dalam eter. pH larutan jenuh lebih kurang 8,9.

 

Baku pembanding Levotiroksin BPFI; Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Levotiroksin  natrium BPFI;  Levotiroksin untuk Identifikasi Puncak BPFI; Liotironin BPFI.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P atau langsung ke dalam alat <197A>, menunjukan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Levotiroksin BPFI.

    B. Waktu retensi puncak utama kromatogram   Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti  yang diperoleh pada Penetapan kadar.

    C. Memenuhi syarat; Menunjukkan reaksi Natrium cara B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. Pada 200 mg zat, tambahkan 2 mL asam sulfat 2 N, panaskan pada tangas air, kemudian panaskan hati-hati pada api langsung dan masukkan ke dalam tanur. Naikkan suhu secara bertahap sampai lebih kurang 600°. [Catatan Dapat digunakan prosedur pemijaran yang lain.] Lanjutkan pemijaran sampai partikel hilang. Larutkan sisa residu dalam 2 mL air.

   

Rotasi jenis <1081> Antara -5° dan -6°: lakukan penetapan menggunakan campuran etanol P- natrium hidroksida 1 N (2:1) mengandung setara dengan 30 mg levotiroksin natrium anhidrat per mL.

 

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 11,0%.

 

Cemaran organik [Catatan Untuk bahan sintetis, lakukan penetapan menggunakan Prosedur 1 atau Prosedur 2. Prosedur 2 dianjurkan  untuk senyawa  yang tercantum pada Tabel 2.]

    Prosedur 1

Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Pengencer Campuran asetonitril P-air (1:1).

    Larutan A Pipet 5 mL asam fosfat P, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

    Blangko Pipet 7 mL Larutan A ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

    Fase gerak Timbang saksama lebih kurang 1,0 gram natrium 1-heptansulfonat, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-mL. Larutkan dalam 200 mL air, tambahkan 200 mL asetonitril P, 400 mL metanol P dan 1,0 mL asam fosfat P. Encerkan dengan air sampai tanda. Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku persediaan 1 Timbang seksama 25 mg Levotiroksin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, tambahkan 50 mL Pengencer dan 1 tetes natrium hidroksida 10 N. Sonikasi hingga larut, tambahkan 7 mL Larutan A, dan encerkan  dengan Pengencer sampai tanda.

    Larutan baku persediaan 2 Timbang seksama 25 mg Liotironin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, tambahkan 50 mL Pengencer dan 1 tetes natrium hidroksida 10 N. Sonikasi hingga larut, tambahkan 7 mL Larutan A, dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

    Larutan kesesuaian sistem  Pipet masing-masing 5 mL Larutan baku persediaan 1 dan Larutan baku persediaan 2 ke dalam labu tentukur 100-mL. Tambahkan 7 mL Larutan A, dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

    Larutan baku Pipet 4 mL Larutan kesesuaian sistem, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL. Tambahkan 7 mL Larutan A, dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang               25 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur                  100-mL. Tambahkan 50 mL Pengencer, sonikasi hingga larut. Tambahkan 7 mL Larutan A, dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor UV 225 nm dan kolom 4,6 mm x 15 cm dan berisi bahan pengisi L7, dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 35º. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak levotiroksin dan liotironin tidak kurang dari 5,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% untuk levotiroksin.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 15 µL) Larutan baku, Blangko dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. [Catatan Rekam kromatogram sekurang-kurangnya 6 kali waktu retensi puncak levotiroksin. Pastikan bahwa tidak ada puncak yang terelusi dalam Blangko pada waktu retensi yang diharapkan untuk levotiroksin dan senyawa sejenis.] Hitung persentase masing-masing senyawa sejenis dalam zat dengan rumus:

 

 

radalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah respons puncak levotiroksin dari Larutan baku; CS adalah kadar Levotiroksin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar levotiroksin natrium dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang; 798,85 dan 776,87 berturut-turut adalah bobot molekul levotiroksin natrium dan levotiroksin. [Catatan Faktor respons relatif untuk cemaran dan cemaran lain yang tertera pada Tabel 1 adalah 1,00.] Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas seperti yang tertera pada Tabel 1.

 


 

 

Tabel 1

Nama

Waktu retensi relatif

Batas

(%)

Liotironin

0,65 – 0,70

1,0

b-hidroksi-T4

0,71 – 0,76

0,15

Levotiroksin

1,0

T4-asam hidroksiasetat

1,13 – 1,28

0,15

N-formil-T4 dan          T4-asetamida

1,47 – 1,53

0,15

N-asetil-T4

1,50 – 1,86

0,20

T4-asam asetat

2,42 – 2,51

0,30

T4-aldehid

3,17 – 3,45

0,15

T4-asam benzoat

3,46 – 3,70

0,15

Cemaran lain

0,10

Total cemaran

2,0

Abaikan cemaran dengan respons puncak kurang dari 0,03%.

 

    Prosedur 2

Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatrografi <931>.

    Larutan A Timbang saksama lebih kurang 9,7 gram asam sulfamat P, larutkan dalam 2000 mL air. Tambahkan 1,5 gram natrium hidroksida P, campur hingga larut. Atur pH hingga 2,0 dengan penambahan natrium hidroksida 2 N.

    Larutan B Gunakan Asetonitril P.

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

    Pengencer 1 Campuran metanol P-Larutan A (90:10).

    Pengencer 2 Campuran asetonitril P-Larutan A (30:70), kemudian campur dengan Pengencer 1 (1:1).

    Blangko Gunakan Pengencer 2.

    Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah Levotiroksin BPFI dan Liotironin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer 1 hingga kadar masing-masing lebih kurang 0,1 mg per mL.

    Larutan baku Pipet Larutan baku persediaan, encerkan dengan Pengencer 2 hingga diperoleh kadar Levotiroksin BPFI dan Liotironin BPFI masing-masing 2 µg per mL.

    Larutan sensitivitas Pipet sejumlah Larutan baku, encerkan dengan Pengencer 2 hingga kadar Levotiroksin BPFI dan Liotironin BPFI masing-masing 0,2 µg per mL.

    Larutan identifikasi Timbang saksama lebih kurang 5,0 mg Levotiroksin untuk Identifikasi Puncak BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai. Larutkan dalam 4,5 mL metanol P, tambahkan 0,5 mL Larutan A. Encerkan dengan Pengencer 2 hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Pengencer 1 hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per mL. Pipet sejumlah larutan ini, encerkan dengan Pengencer 2 hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom 4,0 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3 mm. Laju alir lebih kurang 1,0 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut :

 

Waktu

(menit)

Larutan A

(%)

Larutan B

(%)

0

70

30

10

70

30

40

20

80

50

20

80

53

70

30

75

70

30

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,  rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara levotiroksin dan liotironin tidak kurang dari 5. Lakukan kromatografi terhadap Larutan sensitivitas, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: perbandingan “signal to noise” untuk masing-masing puncak tidak kurang dari 5, dapat dihitung dengan rumus:

H adalah tinggi puncak; h adalah amplitudo dari rata-rata pengukuran baseline noise.

     Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 25 µL) Larutan baku, Blangko, Larutan uji, dan Larutan identifikasi ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase liotironin natrium dalam zat dengan rumus:

ru dan rS berturut-turut adalah respons puncak liotironin dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Liotironin BPFI  dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar levotiroksin natrium dalam mg per mL Larutan uji; 672,96 dan 650,98 berturut-turut adalah bobot molekul liotironin natrium dan liotironinHitung persentase masing-masing cemaran lain dalam zat dengan rumus:

 

radalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah respons puncak levotiroksin dari Larutan baku; CS adalah kadar Levotiroksin BPFI  dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar levotiroksin natrium dalam mg per mL Larutan uji; 798,85 dan 776,87 berturut-turut adalah bobot molekul levotiroksin natrium dan levotiroksin. [Catatan Faktor respons relatif untuk masing-masing cemaran dan cemaran lain yang tertera pada Tabel 2 adalah 1,00.] Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas seperti yang tertera pada Tabel 2.

 

Tabel. 2

Nama

Waktu retensi relatif

Batas

 (%)

Liotironin

0,65

1,0

Monoklorotriiodotironin

0,94

0,15

Levotiroksin N-metilamida

0,97

0,15

Levotiroksin

1,0

-

Asam triiodotiroasetik atau T3-asam asetat

1,57

0,15

O-(4-hidroksi-3,5-diodofenil)tiroksin atau T6

1,61

0,50

O-metil-tetraiodotiroetilamin atau T4-amin O-metil

1,76

0,30

T4-asam asetat

1,79

0,30

Cemaran lain

0,10

Total cemaran

2,0

Abaikan cemaran dengan respons puncak kurang dari 0,03%.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (4:6) yang mengandung 0,5 mL asam fosfat P untuk 1000 mL larutan, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Larutkan 400 mg natrium hidroksida P dalam 500 mL air, dinginkan, tambahkan 500 mL metanol P. 

    Larutan persediaan Levotiroksin Timbang seksama sejumlah Levotiroksin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per mL.

    Larutan persediaan Liotironin Timbang seksama sejumlah Liotironin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per mL. Buat pengenceran larutan ini 1:100 menggunakan Fase gerak.                     

    Larutan baku Pipet sejumlah Larutan persediaan Levotiroksin dan Larutan persediaan Liotironin, encerkan secara kuantitatif dan bertahap dengan Fase gerak hingga diperoleh kadar levotiroksin lebih kurang 10 µg per mL dan liotironin lebih kurang 0,2 µg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan  dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 10 µg per mL. [Catatan Sejumlah kecil natrium hidroksida metanolat 0,01 M dapat digunakan untuk membantu melarutkan zat.]

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 225 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm dan berisi bahan pengisi L10. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak levotiroksin dan liotironin tidak kurang dari 5,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0% untuk levotiroksin.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 100 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase levotiroksin natrium, C15H10I4NNaO4 dalam zat, dengan rumus:

 

rU dan rs berturut-turut adalah respons puncak levotiroksin dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Levotiroksin BPFI  dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar levotiroksin natrium dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang; 798,85 dan 776,87 berturut-turut adalah bobot molekul levotiroksin natrium dan levotiroksin

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya. Simpan seperti yang tertera pada etiket.

 

Penandaan Pada etiket cantumkan uji Cemaran organik yang digunakan, jika tidak menggunakan Prosedur 1.