Injeksi Kortikotropin


Corticotropin Injection

 

Injeksi Kortikotropin adalah larutan steril dalam pelarut yang sesuai dari bahan yang mengandung hormon polipeptida yang dapat meningkatkan kecepatan sekresi kortikosteroid adrenal yang diperoleh dari lobus pituitaria anterior mamalia yang digunakan untuk makanan manusia. Potensi tidak kurang dari 80,0% dan tidak lebih dari 125,0% dari potensi yang tertera pada etiket dalam unit Kortikotropin FI. Dapat mengandung zat antimikroba yang sesuai.

 

Baku pembanding Kortikotropin BPFI; simpan dalam lemari pembeku. Vasopresin BPFI. Asam Askorbat BPFI; Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi seluruh isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.

 

Identifikasi

    A. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A  Gunakan Asam trifluoroasetat P 0,1%.

    Larutan B Campuran Asam trifluoroasetat P 0,1% dalam asetonitril P.

    Fase gerak Buat variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

    Larutan baku Timbang sejumlah Kortikotropin BPFI, larutkan dan encerkan hingga kadar 18,7 unit Kortikotropin FI per mL.

    Larutan uji Pipet sejumlah Kortikotropin injeksi, larutkan dan encerkan hingga kadar 22 unit FI Kortikotropin per mL.

    Sistem kromatogafi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor fluorosensi pada panjang gelombang exsitasi 295 nm dan  panjang gelombang emisi 355 nm, dan kolom 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3 ?m. Pertahankan suhu kolom pada 35°. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu

(menit)

Larutan A

(%)

Larutan B

(%)

0

75

25

1

75

25

17

70

30

27

70

30

27,5

20

80

32

20

80

32,5

75

25

35

75

25

 

 Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 25 µL) Larutan baku dan Larutan uji yang dipertahankan suhu pada 35° ke dalam kromatograf, rekam kromtogram dan ukur respons puncak utama. Waktu retensi puncak kortikotropin pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.

 

B. Memenuhi persyaratan pada Penetapan Kadar.

 

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 3,1 unit Endotoksin FI per unit Kortikotropin FI.

 

Aktivitas vasopresin Tidak lebih dari 0,05 unit Vasopresin FI per unit Kortikotropin FI. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar fosfat Larutkan 6,6 g amonium fosfat dibasa P dalam 950 mL air, atur pH hingga 3,0 dengan penambahan asam fosfat P. Encerkan dengan air hingga 1000 mL, campur.

    Fase gerak Campuran Dapar fosfat dan asetonitril P (87:13), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Waktu retensi puncak vasopresin sangat peka terhadap perubahan kecil konsentrasi asetonitril].

    Larutan baku Larutkan dan encerkan seluruh isi vial Vasopresin BPFI dalam Dapar fosfat hingga kadar lebih kurang 0,1 unit Vasopresin FI per mL.

    Larutan uji Larutkan dan encerkan seluruh isi vial injeksi dalam Dapar fosfat hingga kadar lebih kurang 2,0 unit Kortikotropin FI per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikkan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung aktivitas vasopresin dalam unit Vasopresin FI per unit Kortikotropin FI dengan rumus:

 

 

S adalah kadar Vasopresin FI dalam unit per mL Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku

 

pH <1071> Antara 3,0 dan 7,0.

 

Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi volume kecil.

 

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.

 

Penetapan kadar

    Larutan baku Pipet 2,5 mL gelatin LP masukkan ke dalam sejumlah Kortikotropin BPFI, hingga kadar ±2,0 unit Kortikotropin FI per mL. Buat 3 enceran larutan baku dengan gelatin LP sebagai pelarut, hingga kadar masing-masing kotikotropin merupakan seri geometrik seperti 1:2:4 atau 1:3:9 dan jumlah kortikotropin 10 - 300 miliunit per 0,5 mL.

    Larutan uji Dengan cara yang sama menggunakan pelarut yang sama, buat tiga enceran injeksi kortikotropin seperti tertera pada Larutan baku.

    Hewan uji Tikus sehat dengan jenis kelamin sama, yang diberi makanan cukup mengandung vitamin dan mineral. Anestesi tikus, keluarkan hipofisis dari tiap hewan dengan cara penyedotan melalui tabung dengan ujung runcing halus. Antara 16 dan 48 jam, setelah operasi, pilih tikus dengan bobot tubuh antara 80 dan 180 g, tidak seekor hewanpun mempunyai bobot berbeda lebih dari 30% dari yang paling ringan dan jumlah tikus adalah kelipatan 6. Kelompokkan tikus menjadi 6 kelompok dengan ukuran yang sama masing-masing tidak kurang dari 6 tikus dan bagikan secara acak satu dari tiga Enceran larutan baku atau dari tiga Larutan uji pada tiap kelompok.

    Prosedur Suntikkan secara subkutan pada semua tikus dalam kelompok dengan dosis uji yang telah disiapkan. Tiga jam setelah penyuntikan, anestesi tikus dan dikeluarkan kelenjar adrenal dari tiap tikus, bersihkan dari jaringan lain yang menempel, timbang segera tiap pasang menggunakan timbangan dengan ketelitian lebih kurang 0,2 mg. Masukkan kelenjar masing-masing tikus yang telah ditimbang ke dalam wadah yang mengandung 8,0 mL larutan asam metafosfat P (1 dalam 40), hancurkan kelenjar dengan cara penggilingan bersama sejumlah kecil pasir yang telah dicuci. Tutup tiap wadah dan lakukan dengan cara yang sama hingga semua kelenjar terekstraksi.

    Penetapan asam askorbat Saring ekstrak asam metafosfat, pipet 4 mL masing-masing filtrat, masukkan ke dalam masing-masing wadah yang sesuai dan berisi 4,0 mL indofenol asetat LP. Campur dan ukur serapan maksimum pada panjang gelombang 520 nm. Dari serapan yang diperoleh dan kurva baku yang dibuat seperti tertera pada Pembuatan kurva baku, hitung jumlah asam askorbat dalam mg per 100 g jaringan kelenjar adrenal.

    Pembuatan kurva baku Menggunakan 3 larutan baku masing-masing dengan kadar 6,0; 8,0 dan 10,0 µg per mL Asam Askorbat BPFI dalam larutan asam metafosfat P (1 dalam 40). Pipet 4 mL indofenol asetat LP, masukkan ke dalam 3 wadah yang sesuai, sebaiknya kuvet. Tambahkan 4,0 mL satu dari tiga Larutan baku ke dalam salah satu kuvet, campur dan segera ukur serapan dengan alat dan kondisi yang sama seperti pada ekstrak kelenjar adrenal. Ulangi prosedur untuk dua Larutan baku lainnya. Buat kurva kadar terhadap serapan, tarik garis lurus yang paling mendekati 3 titik larutan baku.

    Perhitungan Tabulasikan kadar asam askorbat dalam kelenjar adrenal yang diperoleh dari masing-masing tikus ditandai dengan y dari masing-masing kelompok dosis dari f tikus. Jika data dari satu atau lebih tikus tidak dapat digunakan, sesuaikan kelompok menjadi sama dengan cara yang sesuai seperti tertera pada Penggantian nilai yang hilang dalam Desain dan Analisis Penetapan Hayati <81>. Jumlah harga y dari masing-masing kelompok ditandai dengan T, tandai subskrip 1 - 3 untuk tiga dosis berturut-turut dan tandai S dan U untuk baku dan sediaan uji. Lakukan uji kesesuaian kemiringan dan kelengkungan garis dosis respons untuk baku dan sediaan uji untuk 3 dosis uji seperti tertera pada Pengujian Keabsahan Penetapan dalam Desain dan Analisis Penetapan Hayati <81>. Jika gabungan ketidaksesuaian seperti yang diukur sebagai F3 melebihi nilai tabel pada tabel 9 seperti tertera pada Kombinasi dari penetapan yang berdiri sendiri dalam Desain dan Analisis Penetapan Hayati <81> gunakan data ini sebagai data uji pendahuluan dan ulangi penetapan kadar. Tetapkan logaritma potensi dari injeksi dengan rumus:

 

               

Ta = ? (Tu-Ts); Tb = ? (T3-T1); i adalah interval antara log dosis berturut-turut dari Larutan baku dan Larutan uji; R = vs/vu adalah perbandingan dosis tertinggi dari baku dalam unit FI (vs) terhadap dosis tertinggi dari sediaan uji dalam mL (vu). Hitung interval log keyakinan, L, seperti tertera pada Interval dan Batas Keyakinan Potensi dalam Desain dan Analisis Penetapan Hayati <81>.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, simpan dalam lemari pendingin.

 

Penandaan Jika pada etiket merekomendasikan pemberian melalui intravena, tertera informasi spesifik tentang dosis