Injeksi Salbutamol


Salbutamol Injection

 

Injeksi Salbutamol adalah larutan steril salbutamol sulfat dalam Air untuk Injeksi. Mengandung salbutamol, C13H21NO3, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

 

Baku pembanding Salbutamol Sulfat BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi  harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi seluruh isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku. Senyawa Sejenis B Salbutamol BPFI; Senyawa Sejenis D Salbutamol BPFI; Senyawa Sejenis Salbutamol Keton BPFI.

 

Identifikasi

    A. Encerkan sejumlah volume injeksi dengan sejumlah asam hidroklorida 0,1 N hingga kadar setara dengan 0,04 mg per mL salbutamol. Spektrum serapan ultraviolet larutan menunjukkan serapan maksimum pada panjang gelombang lebih kurang 276 nm.

    B. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi secara kromatografi lapis tipis <281>.

    Fase gerak Buat campuran amonium 13,5 M-air-propanol P-etil asetat P (4:16:30:50).

    Penampak bercak Gunakan p-Nitroanilin diazotasi LP.

    Larutan uji Uapkan sejumlah volume injeksi sampai kering menggunakan penguap berputar, bilas residu empat kali, tiap kali dengan 5 mL etanol mutlak P, saring, uapkan filtrat sampai kering dan larutkan residu dalam sejumlah air hingga larutan mengandung kadar setara 1 mg per mL salbutamol.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Salbutamol Sulfat BPFI, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 1,2 mg per mL.

    Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 2 µL Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng kromatografi yang dilapisi dengan campuran silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase gerak dan biarkan Fase gerak merambat hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan keringkan dengan aliran udara, tempatkan pada udara jenuh dengan dietilamin P selama beberapa menit dan semprot dengan Penampak bercak: harga RF, warna dan intensitas bercak utama dari Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.

    C. Ukur saksama sejumlah volume injeksi setara dengan 0,5 mg salbutamol, encerkan dengan                   50 mL air, tambahkan 1 mL amonia 5 M, 1 mL 4-aminofenazon P 3%, 10 mL kalium besi(III) heksasianoferat P 2% dan 10 mL kloroform P, kocok dan diamkan hingga terpisah: terjadi warna merah-jingga pada lapisan kloroform.

    D. Sejumlah volume injeksi setara dengan 1 mg salbutamol sulfat menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <281>.

 

pH <1071> Antara 3,4 dan 5,0.

 

Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Campuran natrium heptansulfonat P 0,287% dan kalium dihidrogen fosfat P 0,25%, atur pH hingga 3,65 dengan penambahan asam fosfat 2 M.

    Fase gerak Campuran asetonitril P-Larutan A (22:78), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan uji persediaan Ukur saksama sejumlah volume injeksi, jika perlu encerkan dengan Fase gerak hingga kadar setara dengan lebih kurang 50 µg per mL salbutamol.

    Larutan uji 1 Pipet 1 mL Larutan uji persediaan, encerkan dengan Fase gerak hingga 100 mL.

    Larutan uji 2 Pipet 1 mL Larutan uji 1, encerkan dengan Fase gerak hingga 10 mL.

    Larutan baku Senyawa Sejenis B Salbutamol BPFI dan Salbutamol Sulfat BPFI Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis B Salbutamol BPFI dan Salbutamol Sulfat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar berturut-turut lebih kurang 4 µg per mL dan 5 µg per mL.

    Larutan baku Senyawa Sejenis D Salbutamol BPFI Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis D Salbutamol BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,25 µg per mL.

     Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 3,9 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L7 “end-capped” dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku Senyawa Sejenis B Salbutamol BPFI dan Salbutamol Sulfat BPFI, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara dua puncak utama tidak kurang dari 3,0. [Catatan Waktu retensi lebih kurang 2 menit dan waktu retensi relatif senyawa sejenis D salbutomol lebih kurang 2,7.]

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan uji persediaan, Larutan uji 1, Larutan baku Senyawa Sejenis B Salbutamol BPFI dan Salbutamol Sulfat BPFI; dan Larutan baku Senyawa Sejenis D Salbutamol BPFI ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak: Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

 

Tabel

Nama

Batas

Senyawa sejenis D salbutamol

Tidak lebih dari 2 kali respons puncak utama Larutan baku Senyawa Sejenis D Salbutamol BPFI (1,0%)

Cemaran lain

Tidak lebih dari 0,5 kali respons puncak utama Larutan uji 1 (0,5%)

Total cemaran

Tidak lebih dari 2,0%

Abaikan respons puncak lebih kecil dari respons puncak utama Larutan uji 2 (0,1%).

 

Salbutamol keton Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Campuran isopropanol P-amonium asetat P 0,1 M (1,5:98,5), atur pH hingga 4,5 dengan penambahan asam asetat glasial P, saring dan awaudarakan.

    Larutan B Gunakan isopropanol P.

    Fase gerak Gunakan variasi campuran antara Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

    Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi, jika perlu encerkan dengan air hingga kadar larutan mengandung setara lebih kurang 500 µg per mL salbutamol.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis Salbutamol Keton BPFI, larutkan dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 2,5 µg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan  detektor 276 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L7 “end-capped” dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 30°. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu

(menit)

Larutan A

(%)

Larutan B

(%)

0-5

100

0

5-20

100à86

0à14

20-30

86

14

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 mL) Larutan uji dan Larutan baku ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama: respons puncak salbutamol keton (senyawa sejenis J salbutamol) pada Larutan uji tidak lebih dari respons puncak utama Larutan baku (0,5%).

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan kadar dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Campuran isopropanol P-amonium asetat P 0,05 M-air (15:300:685), atur pH hingga 4,5 dengan penambahan asam asetat glasial P, saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi, jika perlu encerkan dengan Fase gerak hingga kadar larutan mengandung setara lebih kurang 25 µg per mL salbutamol.

    Larutan baku Salbutamol Sulfat BPFI Timbang saksama sejumlah Salbutamol Sulfat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 30 µg per mL.

    Larutan baku Salbutamol Sulfat BPFI dan Senyawa Sejenis B Salbutamol BPFI Timbang saksama sejumlah Salbutamol Sulfat BPFI dan Senyawa Sejenis B Salbutamol BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga kadar masing-masing lebih kurang 30 µg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 276 nm dan kolom berukuran 5 mm x 20 cm berisi bahan pengisi L10 dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 2 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan Salbutamol Sulfat BPFI dan Senyawa Sejenis B Salbutamol BPFI, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara dua puncak utama tidak kurang dari 1,5.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan uji, Larutan baku Salbutamol Sulfat BPFI dan Larutan baku Salbutamol Sulfat BPFI dan Senyawa Sejenis B Salbutamol BPFI ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase salbutamol, C13H21NO3, dalam injeksi yang digunakan dengan rumus:

 

                               

rU dan rs berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; Cs adalah kadar Salbutamol Sulfat BPFI dalam µg per mL Larutan baku; CU adalah kadar salbutamol dalam µg per mL Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket; 576,70 dan 239,32 berturut-turut adalah bobot molekul salbutamol sulfat dan salbutamol.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal atau ganda sebaiknya dari kaca tipe 1.

 

Penandaan Cantumkan jumlah salbutamol sulfat setara dengan salbutamol.