Halotan


Halothane

(±)-2-Bromo-2-kloro-1,1,1-trifluoroetana [151-67-7]

 

C2HBrClF3                                                      BM 197,38

 

Halotan mengandung timol sebagai stabilisator tidak  kurang dari 0,008% dan tidak lebih dari 0,012%.

 

Pemerian Cairan berat; tidak berwarna; mudah bergerak; tidak mudah terbakar; bau khas seperti kloroform; rasa manis dan seperti terbakar.

 

Kelarutan Agak sukar larut dalam air; bercampur dengan etanol, kloroform, eter dan minyak lemak.

 

Baku pembanding Halotan BPFI; tidak boleh dikeringkan, sangat mudah menguap. Setelah ampul dibuka, simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya, dalam lemari pendingin.

 

Identifikasi Spektrum serapan inframerah larutan (1 dalam 25) dalam karbon disulfida P menggunakan sel 0,1-mm, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Halotan BPFI.

Bobot jenis <981> Antara 1,872 dan 1,877; lakukan penetapan pada suhu 20°.

 

Jarak destilasi <1011>Metode II Tidak kurang dari 95% terdestilasi antara 49° dan 51° dalam rentang 1° dan tidak kurang dari 100% terdestilasi pada suhu antara 49° dan 51°. Jika perlu lakukan koreksi dengan faktor koreksi 0,040° per mm.

 

Indeks bias <1001> Antara 1,369 dan 1,371; lakukan penetapan pada suhu 20°.

 

Keasaman atau kebasaan Kocok 20 mL zat dengan 20 mL air bebas karbon dioksida P selama 3 menit, biarkan lapisan memisah: lapisan air memerlukan tidak lebih dari 0,1 mL natrium hidroksida 0,010 N atau tidak lebih dari 0,6 mL asam klorida 0,010 N untuk menetralkan, sebagai indikator gunakan ungu bromokresol LP.

 

Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 0,03%.

 

Residu tidak mudah menguapLakukan penetapan sebagai berikut: Uapkan 50 mL zat dalam cawan yang telah ditara di atas tangas uap hingga kering dan keringkan residu pada suhu 105° selama 2 jam: residu tidak lebih dari 1 mg.

 

Klorida dan bromida Kocok 25 mL zat dengan 25 mL air selama 5 menit, biarkan cairan memisah sempurna. Pada 10 mL lapisan air tambahkan 1 tetes asam nitrat P dan 5 tetes perak nitrat LP: tidak terbentuk kekeruhan.

 

Timol

    Larutan baku timol Timbang saksama sejumlah timol, larutkan dalam natrium hidroksida 0,25 N hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per mL.

    Dapar Gunakan dapar borat alkali pH 8,0.

    Larutan klorimida Larutkan 100 mg 2,6-dibromokinon klorimida P dalam 25 mL etanol mutlak P. Larutan harus dibuat segar.

    Kurva baku timol Pipet masing-masing 1; 3 dan 5 mL Larutan baku timol ke dalam 3 labu tentukur 100-mL, tambahkan natrium hidroksida 0,25 N hingga 5,0 mL. Buat larutan blangko dalam labu tentukur100-mL ke-4 yang berisi 5,0 mL natrium hidroksida 0,25 N. Pada masing-masing labu tambahkan 1 mL Larutan klorimida. Diamkan tepat 15 menit, tambahkan 3 mL natrium hidroksida 0,25 N dan encerkan dengan air sampai tanda. Ukur serapan pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 590 nm terhadap blangko dan buat kurva baku.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 2 mL zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL yang berisi 5 mL natrium hidroksida 0,25 N, goyang perlahan-lahan. Uapkan dengan dialiri gas nitrogen P, tambahkan 10 mL Dapar dan 1 mL Larutan klorimida. Goyang perlahan-lahan, diamkan tepat selama 15 menit, tambahkan 3 mL natrium hidroksida 0,25 N dan encerkan dengan air sampai tanda.

    Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan bandingkan dengan Kurva baku timol, hitung persentase timol dalam halotan yang digunakan.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Tambahkan 1,0 µL 1,1,2-trikloro-1,2,2-trifluoroetana ke dalam 20,0 mL zat.

    Sistem kromatografi Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom baja tahan karat 2 mm x 3m,  berisi bahan pengisi 20% fase diam G24 pada partikel penyangga S1AB. Pertahankan suhu injektor, detektor dan kolom berturut-turut pada suhu 200°, 200° dan 60°. Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa dengan laju alir lebih kurang 15 mL per menit. Waktu retensi 1,1,2-trikloro-1,2,2-trifluoroetana dan halotan berturut-turut lebih kurang 5 dan 13 menit.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 2 µL) Larutan baku dan zat ke dalam kromatograf gas, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Jumlah semua respons puncak (kecuali puncak halotan) tidak lebih dari respons puncak 1,1,2-trikloro-1,2,2-trifluoroetana dari Larutan baku: cemaran tidak lebih dari 50 bpj.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya, sebaiknya dari kaca Tipe NP dan hindarkan dari panas berlebih. Diberikan hanya dalam wadah asli.