<841> Identifikasi Serat


Ruangan Terkondisi

    Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, kondisi ruangan untuk pengujian adalah pada suhu 18° hingga 22° dengan kelembaban relatif 60% hingga 70%.

 

Penyiapan Sediaan

    Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi sediaan yang akan diuji bobot, jumlah benang per satuan luas, beban regang minimum dan daya serap, sebelum diuji harus dilepaskan dari gulungan, didiamkan selama tidak kurang dari 24 jam dalam ruang terkondisi seperti tertera di atas dan diuji pada kondisi yang sama.

 

Identifikasi Serat

    KATUN

    A. Jika diamati di bawah mikroskop, tiap serat terdiri dari sel tunggal, dengan panjang sampai lebih kurang 4 cm dan lebar sampai lebih kurang 40 µm, berbentuk pipa pipih dengan dinding tebal dan bulat dan sering membelit.

    B. Dengan larutan zink klorida teriodinasi, serat menjadi ungu.

    C. Serat larut dalam asam sulfat P 66%. Mengembang secara merata kecuali isi lumen, larut dalam tembaga(II) oksida amonia LP. Tidak larut dalam natrium hidroksida 1,25 N.

    D. Pada 100 mg zat tambahkan 10 mL zink klorida-larutan asam format, panaskan sampai suhu 40° dan diamkan selama 2,5 jam, kocok sekali-sekali: serat tidak melarut.

 

    VISKOSA

    Bila pada pengujian identifikasi serat dipakai istilah viskosa yang dimaksudkan adalah viskosa mengkilat atau viskosa tidak mengkilat.

 

    Viskosa mengkilat

    A. Jika dalam keadaan kering diamati di bawah mikroskop, serat terlihat terdiri dari lebar yang seragam dan garis-garis membujur paralel yang tersebar tidak sama di  daerah lebar. Pada ujung potongan gumpalan bentuknya agak lurus. Pada potongan melintang, terlihat bentuk seperti lingkaran atau elips, dengan diameter lebih kurang 10 µm hingga 20 µm: permukaan serat kelihatan tidak rata.

    B. Jika dilihat di bawah mikroskop, dalam kloralhidrat LP dan dalam laktofenol P serat terlihat jelas, dalam kresol P hampir tidak terlihat dan jika diamati antara polaritas silang dalam posisi ortogonal juga tidak terlihat.

    C. Dengan zink klorida LP, serat menjadi ungu.

    D. Larutkan residu yang diperoleh dari sisa pemijaran dalam 5 mL asam sulfat P, dengan sedikit pemanasan, biarkan dingin dan tambahkan hati-hati 0,2 mL larutan hidrogen peroksida P 3,0%: tidak terjadi warna kuning jingga.

    E. Rendam dalam iodum LP beberapa menit, buang kelebihan pereaksi dengan menggunakan kertas saring dan tambahkan 0,05 mL hingga 0,1 mL asam sulfat P 66%: serat berwarna biru.

    F. Tambahkan larutan floroglusinol P 1,0% dalam etanol P 90%, kemudian tambahkan asam hidroklorida P: serat tidak berwarna merah.

    G. Serat larut dalam asam sulfat P 66%. Mengembang dan larut dalam tembaga(II) oksida amonia LP. Tidak larut dalam asam format P dan hampir tidak larut dalam natrium hidroksida 1,25 N.

    H. Pada 100 mg serat tambahkan 10 mL zink klorida LP, panaskan pada suhu 40° dan biarkan selama 2,5 jam sambil sekali-sekali dikocok: serat larut sempurna.

 

    Viskosa tidak mengkilat

    Lakukan seperti tertera pada identifikasi Viskosa mengkilat dengan modifikasi A dan B. Bila dilihat di bawah mikroskop, serat terdiri dari partikel berbentuk granul dengan diameter rata-rata 0,25 µm hingga 1µm.

    A. Dengan penambahan hidrogen peroksida LP: terjadi warna kuning jingga.

    B. Partikel berbentuk granul tidak larut.