Asam Sitrat Anhidrat


Anhydrous Citric Acid

Asam sitrat [77-92-9]

C6H8O                                                      BM 192,1

 

Asam Sitrat Anhidrat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 100,5% C6H8O7, dihitung terhadap zat anhidrat.

 

Pemerian Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus; putih. Melebur pada suhu lebih kurang 153° yang disertai peruraian.

 

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam eter.

 

Baku pembanding Asam sitrat BPFI; lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam, sebelum digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat. Zat ini adalah bentuk anhidrat dari asam sitrat. Endotoksin BPFI; [Catatan  Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi] Rekonstitusi seluruh isi,  simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.

 

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan  pada suhu 105° selama 2 jam dan didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Asam Sitrat BPFI.

 

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%; lakukan penetapan menggunakan 2,0 g zat.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan menggunakan 1,0 g zat.

 

Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj.

 

Sulfat Tidak lebih dari 0,015%.

    Larutan baku sulfat A Buat larutan kalium sulfat 1,81 mg per mL dalam larutan etanol P 30%. Segera sebelum digunakan, pipet 10 mL larutan ini, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-mL dan encerkan dengan larutan etanol P 30% sampai tanda. Larutan ini mengandung sulfat 10 ?g per mL.

    Larutan baku sulfat B Buat larutan kalium sulfat 1,81 mg per mL dalam air. Segera sebelum digunakan, pipet 10 mL larutan ini masukkan ke dalam labu tentukur 1000-mL dan encerkan dengan air hingga tanda. Larutan ini mengandung sulfat 10 ?g per mL.

    Larutan uji persediaan Buat larutan asam sitrat anhidrat dengan kadar 66,7 mg per mL.

    Larutan uji Pada 4,5 mL Larutan baku sulfat A tambahkan 3 mL larutan barium klorida P (1 dalam 4), kocok dan diamkan selama 1 menit. Pada 2,5 mL suspensi yang terbentuk, tambahkan 15 mL Larutan uji persediaan dan 0,5 mL asam asetat 5 N, campur.

    Larutan baku Lakukan seperti yang tertera pada Larutan uji, kecuali  Larutan uji persediaan diganti dengan 15 mL Larutan baku sulfat B.

    Setelah didiamkan selama 5 menit kekeruhan yang terbentuk dari Larutan uji tidak lebih keruh dari Larutan baku.

 

Aluminium (jika pada etiket tertera untuk dialisis) Tidak lebih dari 0,2 bpj.

    Larutan baku aluminium Timbang 352 mg aluminium kalium sulfat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, tambahkan sedikit air, goyang hingga larut. Tambahkan 10 mL asam sulfat encer LP dan encerkan dengan air sampai tanda. Segera sebelum digunakan, pipet 1 mL larutan ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan air sampai tanda.

    Dapar asetat pH 6,0 Timbang 50 g amonium asetat, larutkan dalam 150 mL air. Atur pH hingga 6,0 dengan penambahan asam asetat glasial P. Encerkan dengan air sampai 250 mL.

    Larutan uji Timbang 20,0 g zat, larutkan dalam 100 mL air dan tambahkan 10 mL Dapar asetat pH 6,0. Ekstraksi larutan ini tiga kali, tiap kali dengan 20, 20, dan 10 mL larutan 8-hidroksikuinolin 0,5% dalam kloroform P. Kumpulkan ekstrak kloroform dalam labu tentukur 50-mL dan encerkan dengan kloroform P sampai tanda.

    Larutan baku Campur 2,0 mL Larutan baku aluminium, 10 mL Dapar asetat pH 6,0, dan 98 mL air. Lakukan seperti yang tertera pada Larutan uji.

    Blangko Campur 10 mL Dapar asetat pH 6,0 dan 100 mL air. Lakukan seperti yang tertera pada Larutan uji.

    Prosedur Ukur intensitas fluorosensi Larutan uji dan Larutan baku pada panjang gelombang eksitasi 392 nm dan panjang gelombang emisi 518 nm: fluorosensi Larutan uji tidak lebih intensif dari Larutan baku.

 

Asam oksalat Tidak lebih dari 0,036%.

    Larutan  uji persediaan Timbang 800 mg zat, larutkan dalam 4 mL air.

    Larutan uji Pada Larutan  uji persediaan tambahkan 3 mL asam hidroklorida P dan 1 g zink granul. Didihkan selama 1 menit lalu diamkan selama 2 menit. Pindahkan lapisan atas ke dalam tabung reaksi yang berisi 0,2 mL larutan fenilhidrazin hidroklorida P (1 dalam 100) dan panaskan hingga mendidih. Segera dinginkan dan pindahkan ke dalam gelas ukur. Tambahkan asam hidroklorida P dengan volume sama dan 0,25 mL larutan kalium besi(III) sianida P (1 dalam 20). Kocok dan diamkan selama 30 menit.

    Larutan baku Lakukan seperti yang tertera pada Larutan uji, kecuali Larutan  uji persediaan diganti dengan 4 mL larutan asam oksalat 100 ?g per mL, setara dengan asam oksalat anhidrat 71,4 ?g per mL. [Catatan Lakukan bersamaan dengan Larutan uji]    Intensitas warna merah muda yang terjadi pada Larutan uji tidak lebih intensif dari Larutan baku.

 

Endotoksin bakteri <201> Sesuai dengan persyaratan yang terdapat pada monografi bentuk sediaan yang menggunakan asam sitrat anhidrat. Jika pada penandaan disebutkan asam sitrat anhidrat digunakan untuk diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi, maka gunakan persyaratan pada bentuk sediaan tersebut.

 

Sterilitas <71> (jika pada etiket tertera steril) Memenuhi syarat uji Sterilitas <71> sesuai monografi bentuk sediaan yang mengandung asam sitrat anhidrat.

 

Kejernihan larutan

[Catatan Larutan uji dibandingkan dengan suspensi baku A yang telah terpapar sinar matahari selama 5 menit setelah pembuatan suspensi baku A]

    Larutan hidrazina sulfat Buat larutan hidrazina sulfat 10 mg per mL dalam air, diamkan selama 4 – 6 jam sebelum digunakan.

    Larutan metenamin Timbang 2,5 g metenamin  dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 100 mL bersumbat kaca. Tambahkan 25,0 mL air, tutup, dan campur hingga larut.

    Suspensi opalesen primer Pindahkan 25,0 mL larutan hidrazina sulfat ke Larutan metenamin dalam labu Erlenmeyer 100 mL bersumbat kaca, campur dan diamkan selama 24 jam [Catatan Larutan ini stabil selama 2 bulan, pastikan disimpan dalam wadah gelas yang bebas cacat pada permukaannya. Suspensi tidak boleh melekat pada dinding wadah dan kocok sampai tercampur dengan baik sebelum digunakan].

    Baku opalesen Encerkan 15 mL Suspensi opalesen primer dengan air hingga 1000 mL [Catatan Gunakan larutan sebelum 24 jam].

    Suspensi baku A Encerkan 5,0 mL Baku opalesen dengan 95 mL air.

    Suspensi baku B Encerkan 10,0 mL Baku opalesen dengan 90 mL air.

    Larutan uji Buat larutan zat 200 mg per mL dalam air.

    Prosedur Pindahkan sejumlah volume Larutan uji ke dalam tabung reaksi yang memiliki persyaratan tidak berwarna, transparan, dari bahan kaca yang bersifat netral dengan dasar rata, dan diameter dalam 15-25 mm agar tercapai kedalaman tabung sekitar 40 mm. Pindahkan dengan jumlah volume yang sama ke tabung reaksi terpisah Suspensi baku A, Suspensi baku B, dan air. Bandingkan secara visual Larutan uji, Suspensi baku A, Suspensi baku B, dan air. Di bawah paparan cahaya matahari, amati secara vertikal dengan latar belakang hitam sesuai seperti yang tertera pada Spektrofotometer dan Hamburan Cahaya <1191> [Catatan Difusi cahaya pada Suspensi baku A harus terlihat lebih jelas dari air dan difusi cahaya pada Suspensi baku B harus terlihat lebih jelas dari Suspensi baku A]: Larutan uji menunjukkan kejernihan yang sama dengan air atau opalesensinya tidak lebih dari Suspensi baku A.

 

Warna larutan

    Larutan baku persediaan A Buat campuran besi(III) klorida LK-kobalt(I) klorida LK-asam hidroklorida P encer (10 g per liter) (2,4: 0,6: 7,0).

     Larutan baku persediaan B Buat campuran besi(III) klorida LK-kobalt(I) klorida LK-tembaga(II) sulfat LK-asam hidroklorida P encer (10 g per liter) (2,4:1,0:0,4: 6,2).

     Larutan baku persediaan C Buat campuran besi (III) klorida LK-kobalt(I) klorida LK-tembaga(II) sulfat LK (9,6:0

,2:0,2).

 [Catatan Buat Larutan baku segera sebelum digunakan]

    Larutan baku A Encerkan 2,5 mL Larutan baku persediaan A dengan asam hidroklorida P encer (10 g per liter) hingga 100 mL.

    Larutan baku B Encerkan 2,5 mL Larutan baku persediaan B dengan asam hidroklorida P encer (10 g per liter) hingga 100 mL.

    Larutan baku C Encerkan 0,75 mL Larutan baku persediaan C dengan asam hidroklorida P encer (10 g per liter) hingga 100 mL.

    Larutan uji Buat larutan zat 200 mg per mL dalam air.

    Prosedur 1 Pindahkan sejumlah volume Larutan uji ke dalam tabung yang memiliki persyaratan tidak berwarna, transparan, dari bahan kaca yang bersifat netral dengan dasar rata, dan diameter dalam 15-25 mm agar tercapai kedalaman tabung sekitar 40 mm. Pindahkan dengan jumlah volume sama ke dalam tabung terpisah yang sesuai untuk air. Bandingkan secara visual Larutan uji dan air dalam paparan difusi cahaya matahari, amati secara vertikal dengan latar belakang putih sesuai seperti yang tertera pada Spektrofotometer dan Hamburan Cahaya <1191>: Larutan uji tidak menunjukkan intensitas warna lebih intensif dari air. Jika intensitas warna lebih intensif dari air, lakukan Prosedur 2.

    Prosedur 2 Pindahkan sejumlah volume sama Larutan baku A, Larutan baku B, dan Larutan baku C ke dalam tabung yang memiliki persyaratan tidak berwarna, transparan, dari bahan kaca yang bersifat netral dengan dasar  rata, dan diameter dalam 15-25 mm agar tercapai kedalaman tabung sekitar 40 mm. Bandingkan secara visual Larutan uji  dari Prosedur 1 terhadap  Larutan baku A, Larutan baku B dan Larutan baku C dalam paparan difusi cahaya matahari, amati secara vertikal dengan latar belakang putih  seperti yang tertera pada Spektrofotometer dan Hamburan Cahaya <1191>: Larutan uji tidak menunjukkan intensitas warna lebih intensif dari Larutan baku A, B, dan C.

 

Zat mudah terarangkan Masukkan 1,0 g zat yang sudah diserbukkan ke dalam tabung dengan ukuran 22 × 175 mm yang telah dibilas dengan 10 mL asam sulfat P dan tiriskan selama 10 menit. Tambahkan 10 mL asam sulfat P, goyang sampai larut sempurna dan celupkan dalam tangas air pada suhu 90 ± 1° selama 60 ± 0,5 menit, jaga permukaan asam di bawah permukaan air selama pemanasan. Dinginkan tabung dengan air mengalir dan pindahkan larutan asam ke dalam tabung pembanding warna: warna asam tidak lebih tua dari volume sama Larutan padanan K seperti tertera pada Warna dan Akromisitas <1291> dalam tabung padanan, tabung diamati vertikal dengan latar belakang putih.

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 550 mg zat. Larutkan dalam 50 mL air, tambahkan 0,5 mL indikator fenolftalein LP dan titrasi dengan natrium hidroksida 1 N LV.

 

Tiap mL natrium hidroksida 1 N

setara dengan 64,03 mg C6H8O7

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.

 

Penandaan Pada etiket tertera jika asam sitrat anhidrat digunakan untuk larutan dialisis atau jika perlu diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi yang mempersyaratkan tingkat endotoksin bakteri.  Pada etiket dinyatakan steril, harus sudah dilakukan uji sterilitas.