Klaritromisin


Clarithromycin

 

6-O-Metil-6-O-metileritromisin [81103-11-9]

C38H69NO13                                                                          BM 747,95

 

Klaritromisin mengandung tidak kurang dari 96,0% dan tidak lebih dari 102,0% C38H69NO13, dihitung terhadap zat anhidrat.

 

Pemerian Serbuk hablur putih sampai hampir putih.

 

Kelarutan praktis tidak larut dalam air, larut dalam aseton; sukar larut dalam etanol absolut, dalam metanol, dalam asetonitril dan dalam dapar fosfat pH 2-5.

 

Baku pembanding Klaritromisin BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam lemari pembeku. Bersifat higroskopik.  Klaritromisin untuk identifikasi BPFI.

 

Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Klaritromisin BPFI.

 

Rotasi jenis <1081> Antara -94º dan -102º, lakukan penetapan pada suhu 20° menggunakan larutan 10 mg per mL dalam metilen klorida P.

 

Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat.

 

pH <1071> Antara 8,0 dan 10,0; lakukan penetapan menggunakan suspensi 2 mg per mL dalam campuran air-metanol P (19:1).

 

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan penetapan menggunakan 0,5 g zat.

 

Logam berat  <371> Metode I Tidak lebih dari 20 bpj. Gunakan Pelarut, Larutan uji, Larutan baku dan blangko sebagai berikut:

    Pelarut Larutan dioksan P 85% dalam air.

    Larutan baku timbal nitrat persediaan Larutkan 159,8 mg Timbal nitrat P dalam 100 mL air yang telah ditambahkan 1 mL asam nitrat P. Encerkan dengan air hingga 1000 mL. Simpan dalam wadah yang bebas garam timbal.

    Larutan baku Lakukan pengenceran terhadap Larutan baku timbal nitrat persediaan (mengandung 100 bpj Pb) menggunakan Pelarut hingga kadar 1 bpj Pb. Tambahkan 10 mL larutan ini dan 2 mL Larutan uji ke dalam tabung pembanding warna.

    Larutan uji Masukkan 1 g zat dalam labu tentukur 20-mL, larutkan dan encerkan dengan Pelarut sampai tanda. Pipet 12 mL larutan ini dan masukkan dalam tabung pembanding warna.

    Blangko Campurkan 10 mL Pelarut dan 2 mL Larutan uji ke dalam tabung pembanding warna.

         

Cemaran organik Tidak lebih dari empat cemaran lebih besar dari 0,4%; tidak satupun cemaran lebih besar dari 1,0%. Total cemaran tidak lebih dari 3,5%.

Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Larutkan 4,76 g kalium fosfat monobasa  P dalam 1000 mL air. Atur pH hingga 4,4 dengan penambahan enceran asam fosfat P (1 dalam 10) atau kalium hidroksida P 45%. Saring larutan manggunakan penyaring C18.

    Larutan B  Gunakan asetonitril P.

    Pengencer Campuran asetonitril P-air (1:1).

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian seperti tertera pada Kesesuaian sistem dalam Kromatografi <931> .

    Larutan baku 1 Timbang saksama sejumlah Klaritromisin BPFI, masukkan dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dalam asetonitril P hingga 50% dari volume akhir dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 1,5 mg per mL.

    Larutan baku 2 Pipet sejumlah Larutan baku 1, encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 75 µg per mL.

    Larutan baku 3 Pipet sejumlah Larutan baku 2, encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 7,5 µg per mL.

    Larutan baku 4 Timbang saksama sejumlah Klaritromisin untuk identifikasi BPFI, masukkan dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dalam asetonitril P hingga 50% dari volume akhir dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 1,5 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 1,5 mg per mL. Lakukan sonikasi dan saring dengan penyaring yang sesuai.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 205 nm dan kolom 4,6 mm x 10 cm berisi bahan pengisi L1. Pertahankan suhu kolom pada 40°. Laju alir lebih kurang 1,1 mL per menit. Kromatograf diprogram seperti pada tabel berikut :

 

Waktu

(menit)

Larutan A

(%)

Larutan B

(%)

0

75

25

32

40

60

34

40

60

36

75

25

42

75

25

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku 2, rekam komatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan  tidak lebih dari 1,7. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku 4, rekam komatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: perbandingan puncak terhadap lembah tidak kurang dari 3,0, dihitung menggunakan rumus :

 

 

HP adalah tinggi puncak cemaran klaritromisin D Larutan baku 4 dihitung dari garis dasar;  Hadalah kurva terendah yang memisahkan puncak cemaran klaritromisin D dan puncak klaritromisin Larutan baku 4.

     Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Pengencer, Larutan baku 2, Larutan baku 3 , Larutan baku 4  dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus:

 

 

radalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah respons puncak klaritromisin dalam Larutan baku 3; CS adalah kadar klaritromisin dalam mg per mL Larutan baku 3; CU adalah kadar klaritromisin dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang. F adalah faktor respons relatif seperti tertera pada Tabel.

 

Tabel

Nama

Waktu Retensi Relatif

Faktor respons relatif

Cemaran klaritromisin Ia

0,38

1,0

Cemaran klaritromisin Ab (klaritromisin F)

0,42

1,0

Cemaran klaritromisin Ic

0,63

1,0

Cemaran klaritromisin L

0,74

1,0

Cemaran klaritromisin B

0,79

1,0

Cemaran klaritromisin M

0,81

1,0

Cemaran klaritromisin C

0,89

1,0

Cemaran klaritromisin D

0,96

1,0

Klaritromisin

1,0

-

Cemaran klaritromisin N

1,15

1,0

Senyawa sejenis Aj klaritromisin

1,27

1,0

Cemaran klaritromisin F

1,33

1,0

Cemaran klaritromisin P

1,35

1,0

Cemaran klaritromisin O

1,38

1,0

Cemaran klaritromisin K

1,59

1,0

Cemaran klaritromisin G

1,72

3,7

Cemaran klaritromisin H

1,82

6,7

a3-O-dekladinosil-6-O-metileritromisin A

b2-demetil-2-(hidroksimetil)-6-O-metileritromisin A

cEritromisin A (E)-9-oksim

j6,11-Di-O-metileritromisin A

Abaikan setiap puncak cemaran yang kurang dari 0,1%.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi  seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Pengencer, Larutan A, Larutan B, Larutan baku 1 , Larutan baku 2 , Larutan baku3, Larutan baku 4 dan Larutan uji Lakukan seperti yang tertera pada Cemaran organik.   

    Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Cematan organik. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku 2, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan  tidak lebih dari 1,7. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku 4, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: perbandingan puncak terhadap lembah tidak kurang dari 3,0, dihitung menggunakan rumus :

 

 

HP adalah tinggi puncak cemaran klaritromisin D dihitung dari garis dasar Larutan baku 4Hadalah kurva terendah yang memisahkan puncak cemaran klaritromisin D dan puncak klaritromisin Larutan baku 4. Simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Larutan baku 1 tidak lebih dari 1,5%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku 1, dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase klaritromisin, C38H69NO13, dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak klaritromisin dari Larutan uji dan Larutan baku 1; CS adalah kadar Klaritromisin BPFI dalam mg per mL Larutan baku 1; CU adalah kadar klaritromisin dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.