Sorbitol


Sorbitol

 

 

D-glusitol [50-70-4]

C6H14O6                                                                                        BM 182,17

 

Sorbitol mengandung tidak kurang dari 91,0% dan tidak lebih dari 100,5% C6H14O6, dihitung terhadap zat anhidrat. Dapat mengandung sejumlah kecil alkohol polihidrik lain.

 

Pemerian Serbuk, granul atau lempengan; higroskopis; warna putih; rasa manis.

 

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol, dalam metanol dan dalam asam asetat.

 

Baku pembanding Sorbitol BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan.

 

Identifikasi

Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam Kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Sorbitol BPFI

 

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 1,0%

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%

 

Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj

 

Klorida <361> Tidak lebih dari 0,005%; lakukan penetapan menggunakan 1,5 g dan bandingkan kekeruhan dengan 0,10 mL asam hidroklorida 0,020 N.

 

Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,01%; lakukan penetapan menggunakan 1,0 g dan bandingkan kekeruhan dengan 0,10 mL asam sulfat 0,020 N.

 

Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan dengan melarutkan 2 g dalam 25 mL air

 

Gula mereduksi Timbang saksama 7 g, masukkan ke dalam gelas piala 400 mL dengan 35 mL air. Tambahkan 50 mL tembaga (II) tartrat alkali LP, tutup, panaskan dengan mengatur suhu hingga waktu yang dibutuhkan untuk mendidih adalah 4 menit, dan didihkan selama 2 menit tepat. Kumpulkan endapan tembaga (I) oksida di dalam krus penyaring yang telah ditara dan sebelumnya dicuci berturut-turut dengan air panas, dengan etanol P, dengan eter P dan kemudian dikeringkan pada suhu 105° selama 30 menit. Cuci endapan dengan air panas, kemudian dengan 10 mL etanol P, dengan 10 mL eter P, dan keringkan pada suhu 105° selama 30 menit: bobot endapan tembaga (I) oksida tidak lebih dari 50 mg.

 

Gula total Masukkan 2,1 g ke dalam labu 250 mL bertutup asah, tambahkan 40 mL asam hidroklorida 0,1 N, refluks selama 4 jam. Pindahkan larutan ke dalam gelas piala 400 mL, bilas labu dengan lebih kurang 10 mL air, netralkan dengan natrium hidroksida 6 N, dan lanjutkan pengujian seperti tertera pada Gula mereduksi, mulai dengan “Tambahkan 50 mL tembaga (II) tartrat alkali LP”: bobot tembaga (I) oksida tidak lebih dari 50 mg.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Gunakan air yang sudah diawaudarakan.

    Larutan resolusi Larutkan manitol dan Sorbitol BPFI dalam air hingga kadar masing-masing larutan lebih kurang 4,8 mg per mL.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Sorbitol BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang 4,8 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 240 mg, masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, larutkan dalam 10 mL air, encerkan dengan air sampai tanda.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor indeks refraktif yang suhunya dipertahankan tetap dan kolom 7,8 mm x 30 cm berisi bahan pengisi L19. Suhu kolom dipertahankan 30°±2° dan laju alir lebih kurang 0,2 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Dengan cara yang sama lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi: resolusi, R, antara puncak sorbitol dan manitol tidak kurang dari 2,0.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg sorbitol, C6H14O6, dalam zat yang di gunakan dengan rumus:

               

 

C adalah kadar Sorbitol BPFI  dalam mg per mL Larutan Baku; RU dan RS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.