Indometasin Natrium


Indomethacin Sodium 

Natrium 1-(p-klorobenzoil)-5-metoksi-2-metilindol-3-asetat, trihidrat [74252-25-8]

C19H15ClNNaO4. 3H2O                                BM 433,82

Anhidrat                                                      BM 379,78

 

Indometasin Natrium mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C19H15ClNNaO4, dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Serbuk hablur kuning muda.

 

Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; sangat sukar larut dalam kloroform dan dalam aseton.

 

Baku pembanding Indometasin BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.

 

Identifikasi

    A.  Lakukan seperti yang tertera pada Identifikasi B dalam Indometasin untuk Injeksi.

    B.  Pijarkan di atas kawat platinum dalam nyala api yang tidak berwarna: terbentuk nyala berwarna kuning.

    C.    Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Susut pengeringan <1121> Antara 11,5% dan 13,5%; lakukan pengeringan pada suhu 100º selama 2 jam dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg.

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 2 bpj.

 

Aseton Tidak lebih dari 0,1%; lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Pipet 1 mL aseton P ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan air sampai tanda dan kocok. Pipet 1 mL larutan ke dalam labu tentukur 200-mL, encerkan dengan air sampai tanda dan kocok, sumbat labu, dinginkan dalam tangas es.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam tabung sentrifuga 15 mL, larutkan dalam 1,0 mL air dingin. Vorteks larutan, tambahkan 1,0 mL asam hidroklorida 0,24 N, segera sentrifus, pisahkan beningan, saring. Kumpulkan filtrat dalam tabung yang sesuai, tutup dan dinginkan dalam tangas es.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala, dan kolom 3 mm × 1,8 m berisi bahan pengisi S3. Pertahankan suhu kolom pada 165°, gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti yang tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k’, aseton antara 4 dan 7; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 3 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram selama 6 menit, ukur respons puncak. Hitung persentase aseton dalam zat, dengan rumus:

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; WU adalah jumlah dalam mg zat yang digunakan dalam Larutan uji; 0,79 adalah bobot jenis aseton.

 

Cemaran organik Asam 4-klorobenzoat dan asam 5-metoksi-2-metil-3-indolasetat tidak lebih dari 0,2%; cemaran laintidak lebih dari 0,5% dan total cemaran tidak lebih dari 1,0%.

    Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak, Pengencer, dan Sistem kromatografi Lakukan seperti yang tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan baku Pipet 2 mL Larutan cemaran persediaan yang diperoleh dari Penetapan kadar, masukkan ke dalam labu tentukur 200-mL, encerkan dengan Pengencer sampai tanda, dan kocok. Larutan mengandung asam 4-klorobenzoat dan asam 5-metoksi-2-metil-3-indolasetat masing-masing 0,002 mg per mL.

    Larutan uji Gunakan Larutan uji yang diperoleh dari Penetapan kadar.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram selama 25 menit, dan ukur respons puncak yang memiliki waktu retensi yang sama dengan Larutan baku: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari 5,0%. Hitung persentase asam 4-klorobenzoat dan asam 5-metoksi-2-metil-3-indolasetat dalam zat, dengan rumus:

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; WU adalah jumlah dalam mg zat yang digunakan dalam Larutan uji seperti yang tertera pada Penetapan kadar; L adalah persentase penyusutan bobot pada uji Susut pengeringan. Hitung persentase masing-masing puncak selain puncak pelarut, puncak indometasin, puncak asam 4-klorobenzoat dan asam 5-metoksi-2-metil-3-indolasetat pada kromatogram Larutan uji, dengan rumus:

r adalah respons puncak masing-masing cemaran; rT adalah jumlah semua respons puncak, selain puncak pelarut.

 

Syarat lain Jika pada etiket tertera indometasin natrium steril, memenuhi syarat uji Sterilitas <71> dan Pirogen dalam Indometasin untuk Injeksi. Bila dinyatakan pada etiket dimaksudkan untuk diproses lebih lanjut selama penyiapan bentuk sediaan injeksi, memenuhi syarat Pirogen seperti tertera pada Indometasin untuk Injeksi.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Buat campuran metanol P–air–asetonitril Pasam fosfat P (550:300:150:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

    Pengencer Buat campuran asetonitril P-air (3:1)

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Indometasin BPFI, larutkan dan encerkan dalam Pengencer hingga kadar 0,16 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda, kocok. Pipet 10 mL larutan ke dalam labu tentukur 50-mL, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

    Larutan cemaran persediaan Timbang sejumlah asam 4-klorobenzoat dan asam 5-metoksi-2-metil-3-indolasetat, larutkan dan encerkan dalam Pengencer hingga diperoleh kadar masing-masing 0,2 mg per mL.

    Larutan resolusi Buat campuran Pengencer -Larutan baku-Larutan cemaran persediaan (7:2:1).

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm × 15 cm berisi bahan pengisi L1, pertahankan suhu kolom pada 35º±1°. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan resolusi dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k’, tidak kurang dari 2,5 untuk puncak indometasin; efisiensi kolom tidak kurang dari 3500 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 1,3; resolusi, R, antara puncak asam 4-klorobenzoat dan asam 5-metoksi-2-metil-3-indolasetat tidak kurang dari 3,5. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0 %

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, indometasin natrium, C19H15ClNNaO4, dalam zat yang digunakan dengan rumus:

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; 379,78 dan 357,79 berturut-turut adalah bobot molekul indometasin natrium anhidrat dan indometasin; C adalah kadar Indometasin Natrium BPFI dalam mg per mL Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya.

 

Penandaan Jika digunakan untuk pembuatan sediaan injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau memerlukan proses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi.