Risedronat Natrium


Risedronate Sodium

 

 

Asam fosfonat,[1-hidroksi-2-(3-piridinil)etiliden]bis

C7H10NNaO7 P2                                                                 BM 305,09

Natrium trihidrogen [1-hidroksi-2-(3-piridil)etiliden]difosfonat

Hemipentahidrat [329003-65-8]              BM 350,13

Monohidrat[353228-19-0]                       BM 323,12

 

Risedronat Natrium mengandung satu atau dua dan setengah molekul hidrasi. Bentuk monohidrat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C7H10NNaO7P2, dihitung terhadap zat yang dikeringkan.

Bentuk hemi-pentahidrat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C7H10NNaO7P2,  dihitung terhadap bentuk anhidrat.

 

Baku pembanding Risedronat Natrium BPFI, Senyawa Sejenis A Risedronat BPFI, Senyawa Sejenis B Risedronat BPFI.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam polimer trifluorovinil klorida dan minyak mineral P, menunjukkan maksimum berturut-turut pada daerah 4000 sampai 1350 cm-1 dan 1350 sampai 450  cm-1 , hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Risedronat Natrium BPFI. [Catatan Bila terjadi perbedaan spektrum inframerah antara analit dan pembanding, larutkan sejumlah sama zat dan baku pembanding FI dalam sejumlah volume air yang sama mengandung lebih kurang 50 mg kalium bromida P per mL. Uapkan larutan sampai kering pada suhu 105º selama 120 menit. Ulangi pengujian pada residu.]

    B. Memenuhi syarat uji reaksi nyala Natrium seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <191>.

 

Air <1031> Metode 1c Antara 11,9% dan 13,9%. [Jika pada etiket tertera sebagai hemipentahidrat]

 

Susut pengeringan <1121> [Jika pada etiket tertera sebagai monohidrat] Lakukan seperti tertera pada Analisis termal <741>. Tetapkan persentase penguapan bahan secara analisis termografimetri dengan alat yang sudah terkalibrasi, timbang saksama lebih kurang 7-15 mg risedronat natrium. Panaskan dengan kecepatan 10º per menit dengan mengalirkan nitrogen P dengan laju alir lebih kurang 40 mL per menit. Rekam termogram pada suhu ruang sampai 250º: pengurangan berat antara 5,5% dan 7,5% dari bobot asal.

 

Logam berat <371> Tidak lebih dari 20 bpj.

    Larutan timbal nitrat Tambahkan 1 mL asam nitrat P ke dalam 100 mL air. Larutkan 100 mg timbal nitrat P ke dalamnya, dan encerkan dengan air hingga 1000 mL.

    Larutan natrium bikarbonat Masukkan 0,840 g natrium bikarbonat P ke dalam labu tentukur 1000-mL yang berisi lebih kurang 950 mL air, larutkan dan encerkan sampai tanda. Atur pH hingga 4,40 ± 0,02 dengan penambahan natrium hidroksida 0,1 N atau asam hidroklorida 0,1 N.

    Larutan hidrogen sulfida Masukkan 200 mL larutan natrium bikarbonat P ke dalam Erlenmeyer yang sesuai, dan alirkan gas hidrogen sulfida ke dalam larutan sampai terbentuk garis berwarna hitam pada kertas uji timbal asetat.

    Larutan baku Masukkan lebih kurang 500 mg risedronat natrium ke dalam masing-masing 3 gelas piala, tambahkan 40 mL air ke dalam masing-masing gelas piala dan aduk hingga larut. Atur pH hingga 4,40 ± 0,02 dengan penambahan natrium hidroksida 0,1 N atau asam hidroklorida 0,1 N. Tandai gelas piala pertama sebagai Larutan baku 1. Masukkan 200 ?L Larutan timbal nitrat ke dalam gelas piala kedua (Larutan baku 2) dan 400 ?L  ke dalam gelas piala ke tiga (Larutan baku 3). Semua larutan ini setara dengan 0 ?g; 12,5 ?g dan 25 ?g timbal (atau berturut-turut 0 bpj, 10 bpj dan 20 bpj).

    Larutan uji Masukkan 1,75 g zat ke dalam gelas piala yang sesuai. Tambahkan 40 mL air, aduk sampai larut. Atur pH hingga 4,40 ± 0,02 dengan penambahan natrium hidroksida 0,1 N atau asam hidroklorida 0,1 N.

    Prosedur Tambahkan 7 mL Larutan hidrogen sulfida ke dalam masing-masing gelas piala yang berisi Larutan baku dan Larutan uji. Biarkan larutan selama 5 menit. Tambahkan 60  ?L asam hidroklorida 1 N ke dalam masing-masing gelas piala yang berisi Larutan baku, tambahkan 200  ?L asam hidroklorida 1 N ke dalam gelas piala yang berisi Larutan uji, aduk. Pindahkan larutan ke dalam tabung pembanding warna 50 mL, dan lihat di atas permukaan putih; warna larutan yang diperoleh dari Larutan uji tidak boleh lebih gelap dibandingkan larutan dari Larutan baku 3.

 

Cemaran organik  Total cemaran (Prosedur 1 dan Prosedur 2) tidak lebih dari 0,50%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. [Catatan Lakukan Prosedur 1 dan Prosedur 2]

  Prosedur 1 Masing-masing cemaran tidak lebih dari 0,10%.

    Fase gerak, Larutan baku, Larutan uji Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Enceran larutan baku Encerkan satu bagian Larutan baku dengan Fase gerak hingga kadar natrium risedronat anhidrat dan senyawa sejenis A risedronat berturut-turut lebih kurang 5 ?g dan 0,5 ?g per mL.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti  tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A risedronat dan risedronat tidak kurang dari 2,3; faktor ikutan untuk puncak risedronat tidak lebih dari 1,5; dan simpangan baku relatif untuk puncak risedronat pada tiga kali penyuntikan tidak lebih dari 1,0%. Lakukan kromatografi terhadap Enceran larutan baku dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif untuk puncak senyawa sejenis A risedronat pada tiga kali penyuntikan tidak lebih dari 15%.

 


 

Nama

Faktor Respons Relatif (F)

Waktu Retensi Relatif

3-Asam asetat piridil

1,65

0,08

2-Isomer piridinil (Senyawa  Sejenis A Risedronat BPFI)1

1,0

0,81

Risedronat natrium  

-

1,0

1[1-Hidroksi-2-(2-piridinil) etiliden] bis (asam fosfonat monohidrat)

 

    Prosedur Suntikkan secara terpisah volume sama (lebih kurang 20 ?L) masing-masing Enceran larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, identifikasi senyawa seperti tertera pada Tabel, dan ukur respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus:

 

 

 

radalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah respons puncak risedronat natrium dari Enceran larutan baku; CS adalah kadar Risedronat Natrium BPFI dalam mg per mL Enceran larutan baku; CU adalah kadar risedronat natrium dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang; F adalah faktor respons relatif yang tertera pada Tabel. Abaikan setiap puncak yang sama dengan blangko dan kurang dari 0,05%.

 

    Prosedur 2 Senyawa sejenis B risedronat tidak lebih dari 0,10%; masing-masing cemaran lain tidak lebih dari 0,10%.

    Fase gerak Timbang 16,15 g kalium fosfat dibasa P dan 0,46 g dinatrium edetat P masukkan ke dalam gelas piala 1000 mL, dan larutkan dalam lebih kurang 400 mL air. Tambahkan 1 vial larutan dapar tetrabutilamonium dihidrogen fosfat dalam metanol dan 1 mL asam hidroklorida P. Atur  pH hingga   7,5 ± 0,1 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N atau asam hidroklorida 1 N, dan encerkan dengan air hingga 480 mL. Tambahkan 20 mL metanol P, campur dengan baik, saring melalui penyaring nilon dengan porositas 0,45?m, awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Pengencer Timbang 0,46 g dinatrium edetat P masukkan ke dalam gelas piala 1000 mL dan larutkan dalam 500 mL air. Atur pH hingga 7,5 ± 0,1 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N.

    Larutan baku Timbang sejumlah Senyawa Sejenis B Risedronat BPFI, larutkan dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 5 ?g per mL. [Catatan Senyawa Sejenis B Risedronat BPFI adalah senyawa siklik dimer, garam dinatrium tetrahidrat (3,6-bis[(3-piridinil)metil]-2,5-dihidroksi-2,5-dioksido-1,4,2,5-dioksadifosforinan-3,6-diil]bis[asam fosfonat] garam dinatrium tetrahidrat)].

    Enceran larutan baku Encerkan Larutan baku dengan Pengencer hingga kadar senyawa sejenis B risedronat lebih kurang 0,5 ?g per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50  ?g zat masukkan ke dalam labu tentukur 25-mL, larutkan dengan Pengencer, jika perlu lakukan sonikasi, dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 263 nm dan kolom 4,6 mm x 15 cm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 ?m. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k', adalah lebih besar dari 2; faktor ikutan tidak lebih dari 1,5; dan simpangan baku relatif pada tiga kali penyuntikan tidak lebih dari 5%. Lakukan kromatografi terhada Enceran larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif senyawa sejenis B risedronat pada tiga kali penyuntikan tidak lebih dari 10%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10  ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons semua puncak. Abaikan semua puncak yang tereluasi sebelum senyawa sejenis B risedronat. [Catatan Puncak risedronat dieluasi tidak tertahan pada “void volume”]. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus:

 

 

                                                                   

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah respons puncak senyawa sejenis B risedronat dari Larutan baku; CS adalah kadar Senyawa Sejenis B Risedronat BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar risedronat natrium dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang; 530,20 dan 646,22 berturut-turut adalah bobot molekul senyawa sejenis B risedronat sebagai asam bebas dan sebagai garam dinatrium tetrahidrat. Abaikan setiap puncak yang sama dengan blangko dan kurang dari 0,05%.

 

      Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Timbang 1,8 g dinatrium edetat P,  larutkan dalam 1000 mL air, dan atur pH hingga 9,5 ±  0,1 dengan penambahan natrium hidroksida 1 N. Saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Risedronat Natrium BPFI dan Senyawa Sejenis A Risedronat BPFI larutkan dalam Fase gerak hingga kadar risedronat natrium anhidrat dan senyawa sejenis A risedronat berturut-turut lebih kurang 1,0 mg per mL dan 0,1 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 55,0 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 263 nm dan kolom 4,0 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L48 dengan ukuran partikel 10  ?m, laju alir lebih kurang 0,8 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak risedronat dan senyawa sejenis A risedronat tidak kurang dari 2,3; faktor ikutan untuk puncak risedronat tidak lebih dari 1,5; dan simpangan baku relatif untuk puncak risedronat pada tiga kali penyuntikan tidak lebih dari 1,0 %.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase risedronat natrium, C7H10NNaO7P2, dalam zat dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Risedronat Natrium BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar risedronat natrium dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan simpan pada suhu ruang.

 

Penandaan Pada etiket dicantumkan monohidrat atau hemipentahidrat.