Iopamidol


Iopamidol

 (S)-N,N’-bis[2-hidroksi-1-(hidroksimetil)etil]-2,4,6-triiodo-5-laktamidoisoftalamida [60166-93-0]

C17H22I3N3O8                                             BM 777,09

 

Iopamidol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%, Iopamidol, C17H22I3N3O8, dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Serbuk; putih sampai hampir putih; praktis tidak berbau.

 

Kelarutan Sangat larut dalam air; agak sukar larut dalam metanol; praktis tidak larut dalam etanol dan dalam kloroform.

 

Baku pembanding Iopamidol BPFI; tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya; Senyawa Sejenis A Iopamidol BPFI. Senyawa Sejenis C Iopamidol BPFI.

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Iopamidol BPFI.

    B. Panaskan lebih kurang 500 mg zat pada cawan petri yang sesuai: terbentuk uap ungu.

    C. Waktu retensi puncak utama  kromatogram Larutan identifikasi sesuai dengan puncak iopamidol pada Larutan Kesesuaian sistem, seperti yang diperoleh pada uji Cemaran organik.

 

Rotasi jenis <1081> Antara -4,6 o dan -5,2o; lakukan penetapan pada suhu 20°, pada panjang gelombang 436 nm. Gunakan larutan zat lebih kurang 400 mg per mL dalam air,  jika perlu panaskan dalam tangas air, saring melalui penyaring membran dengan porositas 3 µm atau yang lebih halus.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%, lakukan pengeringan pada suhu 105o selama 4 jam.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 

Amin aromatik bebas Tidak lebih dari 0,02%.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 25-mL. Tambahkan 20 mL air, jika perlu panaskan pada tangas air.  

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa Sejenis A Iopamidol BPFI, larutkan, dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 62,5 µg per mL.

    Blangko 20 mL air dalam labu tentukur 25-mL. 

    Prosedur [Catatan Dalam melakukan tahap ini, simpan masing-masing labu dalam air es dan terlindung cahaya sampai semua pereaksi ditambahkan.] Masukkan masing-masing labu ke dalam tangas es selama 5 menit, terlindung cahaya. Ke dalam masing-masing labu tambahkan 1 mL asam hidroklorida P, aduk, diamkan selama 5 menit, dan tambahkan 1,0 mL larutan natrium nitrit P (1 dalam 50), diamkan dalam selama 5 menit dan 1 mL larutan ammonium sulfamat P (3 dalam 25). Kocok, diamkan selama 5 menit [Catatan Kemungkinan terjadi tekanan.] Tambahkan 1,0 mL N-(1-naftil)etilendiamin dihidroklorida P (1 dalam 1000), campur. Angkat labu, diamkan dalam tangas air lebih kurang 25 ° selama 10 menit. Encerkan dengan air sampai tanda, campur. Segera ukur serapan Larutan baku, Larutan uji, dan Blangko pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 500 nm menggunakan sel 1-cm: serapan Larutan uji tidak lebih besar dari Larutan baku.

 

Iodum bebas Timbang saksama lebih kurang 2,0 g zat, masukkan ke dalam tabung sentrifus bersumbat 50-mL. Tambahkan sejumlah  air hingga larut, jika perlu panaskan pada tangas air untuk membantu kelarutan, encerkan dengan air hingga 25 mL. Tambahkan 5 mL toluen P dan 5 mL asam sulfat 2 N, kocok dan sentrifus: lapisan toluen tidak menunjukkan warna merah.

 

Iodida bebas Tidak lebih dari 0,001%. Timbang saksama lebih kurang 6,0 g zat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai, larutkan dalam 50 mL air, dan tambahkan 2,0 mL kalium iodida 0,001 M. Titrasi secara potensiometri dengan perak nitrat 0,001 N, gunakan elektroda indikator perak dan elektroda pembanding yang sesuai. Bandingkan dengan blangko, dan buat faktor koreksi.

 

Tiap  mL perak nitrat 0,001 N

Setara dengan 126,9 µg iodida

 

Asam atau basa bebas Timbang saksama lebih kurang 10,0 g zat, masukkan ke dalam wadah yang sesuai, larutkan dalam 100 mL air bebas karbon dioksida P. Gunakan pH meter dan sistem elektroda “calomel” berlapis kaca, tambahkan sejumlah volume asam hidroklorida P 0,01 N atau natrium hidroksida 0,01 N LP hingga pH larutan 7,0: dibutuhkan tidak lebih dari 1,37 mL natrium hidroksida 0,01 N, setara dengan asam bebas mengandung 5 mg asam hidroklorida per 100 g, atau tidak lebih dari 0,75 mL asam hidrokloida 0,01 N, setara dengan kandungan alkali bebas 3 mg natrium hiroksida P per 100 g.

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 0,001%.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Gunakan air.

    Larutan B Campuran air-asetonitril P (1:1) saring dan awaudarakan.

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Iopamidol BPFI dan Senyawa Sejenis C Iopamidol BPFI, larutkan, dan encerkan dengan air hingga kadar masing-masing lebih kurang 20 µg per mL.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Iopamidol BPFI dan Senyawa Sejenis C Iopamidol BPFI,  larutkan, dan encerkan dengan air hingga kadar berturut-turut lebih kurang 20 µg per mL dan 50 µg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 0,5 g zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, tambahkan air sampai tanda.

    Larutan identifikasi Pipet sejumlah Larutan uji, encerkan dengan air hingga kadar iopamidol lebih kurang 20 µg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom berukuran 4,6 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L11. Pertahankan suhu kolom pada 60°. Laju alir lebih kurang 2 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu

(menit)

Larutan A

(%)

Larutan B

(%)

Elusi

0-18

100

0

isokratik

18-40

100 ? 62

0? 38

Gradien linier

40-45

62 ? 50

38 ?50

Gradien linier

45-50

50 ? 100

50 ? 0

Gradien linier

50-60

100

0

isokratik

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara senyawa sejenis C iopamidol dan iopamidol tidak kurang dari 2,0. Lakukan kromatografi terhadap Larutan  baku, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor  ikutan untuk masing-masing puncak antara 0,7 dan 1,5; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.     

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan identifikasi, Larutan kesesuaian sistem, Larutan baku, dan  Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam  kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase senyawa sejenis C iopamidol dan turunan 2-kloro  dalam zat dengan rumus:

 

radalah total respons puncak senyawa sejenis C iopamidol dan turunan 2-kloro dari Larutan uji; dan rS adalah respons puncak senyawa sejenis C iopamidol  dari Larutan baku; C1 adalah kadar senyawa sejenis C iopamidol dalam mg per mL Larutan baku; V adalah volume  Larutan uji; W adalah bobot zat dalam mg Larutan uji. Hitung persentase total cemaran lain dalam zat dengan rumus:

radalah respons puncak masing-masing cemaran Larutan uji; dan rS adalah respons puncak  iopamidol  dari Larutan baku; C2 adalah kadar iopamidol dalam mg per mL Larutan baku; V adalah volume Larutan uji; W adalah bobot zat dalam mg Larutan uji. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel. [Catatan Jika ditemukan cemaran lain selain cemaran pada tabel, batas cemaran lain tidak lebih dari 0,1% dan total cemaran selain senyawa sejenis C iopamidol dan turunan 2-kloro tidak lebih dari 0,20%.]

 

Tabel

Cemaran

Waktu Retensi Relatif

Batas

(%)

Asam monokarboksilat

0,1

0,1

Senyawa sejenis B iopamidol

0,6

0,1

Senyawa sejenis C iopamidol dan turunan 2-kloro

0,9

0,5*

Iopamidol

1,0

-

Isomer 2,3-dihidroksipropil

1,1

0,1

Turunan Diiodo

1,2

0,1

Analog asetil

1,3

0,1

Turunan hidroksietil

1,5

0,1

O-Asetil Iopamidol

2,2

0,1

Turunan N,N-Dimetilamino

2,3

0,1

*Puncak ini, muncul pada waktu retensi 0,9 diintegrasikan bersama untuk menentukan kesesuaian.

 

 Penetapan kadar Timbang saksama  lebih kurang 300 mg zat, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat 125-mL, tambahkan 40 mL natrium hidroksida 1,25 N dan 1 g serbuk zink P, hubungkan labu Erlenmeyer dengan kondensor refluks, dan refluks selama 30 menit. Dinginkan labu Erlenmeyer hingga suhu ruang, bilas kondensor dengan 20 mL air, lepaskan labu Erlenmeyer dari kondensor, dan saring campuran. Bilas labu dan kertas saring, tambahkan bilasan ke dalam filtrat. Tambahkan 5 mL asam asetat glasial P dan titrasi dengan perak nitrat 0,1 N, tentukan titik akhir secara potensiometri.

 

Tiap mL perak nitrat 0,1 N

setara dengan 25,90 mg C17H22 I3 N3O8

 

Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya, pada suhu 25º, diperbolehkan pada suhu antara 15º dan 30º.