Warfarin Natrium


Warfarin Sodium

 

Garam natrium 3-(?-asetonilbenzil)-

4-hidroksikumarin [129-06-6]

C19H15NaO4                                                                              BM 330,31

 

Warfarin natrium adalah zat padat amorf atau klatrat hablur. Bentuk klatrat terutama terdiri dari warfarin natrium dan isopropil alkohol, dalam perbandingan molekul (2:1); mengandung tidak kurang dari 8,0% dan tidak lebih dari 8,5% isopropil alkohol. Warfarin Natrium mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C19H15NaO4, dihitung terhadap zat anhidrat untuk bentuk amorf atau terhadap zat anhidrat dan bebas isopropil alkohol untuk bentuk hablur.

 

Pemerian Bentuk amorf atau serbuk hablur; warna putih; tidak berbau; rasa agak pahit. Warna hilang oleh pengaruh cahaya.

 

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; sangat sukar larut dalam kloroform dan eter.

 

Baku pembanding Warfarin BPFI; merupakan bentuk asam dari Warfarin. Lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor pentoksida P selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.  Senyawa Sejenis A Warfarin BPFI; [3-(o-Hidroksifenil)-5-fenil-2-sikloheksen-1-on] (C18H16O2  BM 264,33). Simpan dalam wadah tertutup rapat.

 

Identifikasi

    A. Larutkan lebih kurang 100 mg zat dalam 25 mL air, atur pH hingga kurang dari 3,0 dengan asam hidroklorida P, gunakan indikator kertas pH. Aduk campuran dan biarkan terbentuk endapan. Saring campuran dan simpan filtrat untuk uji Identifikasi C. Cuci endapan empat kali dengan 5 mL air. Lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor pentoksida P selama 4 jam. Gunakan warfarin yang diperoleh sebagai zat uji. Spektrum serapan inframerah zat uji yang didispersikan dalam Kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Warfarin BPFI.

    B. Waktu retensi puncak utama kromatogram dari Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.

    C. Filtrat yang diperoleh dalam uji Identifikasi A menunjukkan reaksi Natrium cara A seperti tertera pada Uji identifikasi umum <291>.

 

pH <1071> Antara 7,2 dan 8,3; lakukan penetapan menggunakan larutan (1 dalam 100).

 

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 4,5% untuk bentuk amorf; dan tidak lebih dari 0,3% untuk bentuk hablur klatrat.

 

Serapan dalam larutan basa Serapan tidak lebih dari 0,1; lakukanpenetapan sebagai berikut: Timbang saksama 1,25 g zat, larutkan dalam 10 mL larutan natrium hidroksida P (1 dalam 20), saring melalui penyaring membran, ukur serapan dalam waktu 15 menit pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 385 nm menggunakan larutan natrium hidroksida P (1 dalam 20) sebagai blangko.

 

Logam berat <371> Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan dengan melarutkan 4,0 g zat dalam 45 mL air, tambahkan 5 mL asam asetat glasial P, aduk hingga endapan menggumpal, saring dan gunakan 25 mL filtrat, jika perlu gunakan asam asetat glasial P untuk mengatur pH.

 

Kandungan isopopil alkohol (bentuk hablur klatrat)

    Larutan baku internal Encerkan 2 mL larutan n-propil alkohol P ke dalam labu tentukur 100-mL, tambahkan air sampai tanda.

    Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 1,6 g isopropil akohol P, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 mL ke dalam labu tentukur 100-mL tambahkan 10,0 mL Larutan baku internal, encerkan dengan air sampai tanda. Larutan baku ini mengandung isopropil alkohol lebih kurang 1,6 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 1,85 g zat, larutkan dengan lebih kurang 50 mL air dalam labu tentukur 100-mL, tambahkan 10,0 mL Larutan baku internal, encerkan dengan air sampai tanda.

    Sistem kromatografi Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom 4 mm x 1,8 m berisi bahan pengisi dengan penyangga S2, dengan ukuran partikel 80 sampai 100 mesh. Pertahankan suhu kolom, injektor dan detektor berturut-turut pada lebih kurang 140°, 200° dan 250°. Gunakan nitrogen P sebagai gas pembawa, laju alir lebih kurang 40 mL per menit. Suhu kolom dapat disesuaikan sehinga kriteria kesesuaian sistem dapat dipenuhi yaitu: Resolusi, R, antara n-propil alkohol dan isopropil alkohol tidak kurang dari 2,0. Faktor ikutan, T, untuk puncak isopropil alkohol tidak lebih dari 1,5 dan perbandingan simpangan baku relatif dari luas isopropil alkohol terhadap luas n-propil alkohol pada lima kali penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 5 µl) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf dan ukur respons puncak utama yang diperoleh. Hitung bobot dalam mg puncak utama. Hitung bobot dalam mg isopropil alkohol dalam warfarin natrium yang digunakan dengan rumus:

 

 

C adalah kadar isopropil alkohol dalam mg per mL Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah perbandingan antara luas puncak isopropil alkohol terhadap n-propil alkohol dari Larutan uji dan Larutan baku.

 

Cemaran organik Masing-masing cemaran tidak lebih dari 0,3% dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Campuran pelarut Buat campuran air-metanol P (75:25).

    Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-asam asetat glasial P (68:32:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 24 mg Warfarin BPFI, dan lebih kurang 24 mg Senyawa sejenis A Warfarin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 200-mL, larutkan dengan 4 mL natrium hidroksida 0,1 N dan 50 mL metanol P. Encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 10 mL larutan ke dalam labu tentukur 200-mL, encerkan dengan Campuran pelarut sampai tanda. Pipet 20 mL larutan ke dalam labu tentukur 50-mL, encerkan dengan Campuran pelarut sampai tanda.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 80 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-mL, larutkan dan encerkan dengan Campuran pelarut sampai tanda.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 260 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L10. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak warfarin dan senyawa sejenis A warfarin tidak kurang dari 3 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 ml) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Waktu retensi relatif warfarin dan senyawa sejenis A warfarinberturut-turut lebih kurang 1,0 dan 1,2. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam Warfarin Natrium yang digunakan dengan rumus:

 

 

C adalah kadar warfarin natrium dalam mg per mL Larutan baku; M adalah jumlah warfarin natrium dalam mg yang digunakan dalam Larutan uji; ri adalah respons puncak dari masing-masing cemaran, dan rS adalah respons puncak utama warfarin dalam Larutan uji.

 

 

 

Penetapan kadar

    Dapar pH 7,4 Masukkan 1,36 g kalium fosfat monobasa P ke dalam labu tentukur 200-mL, dan larutkan dengan 50 mL air. Tambahkan 39,1 mL natrium hidroksida 0,2 N, dan encerkan dengan air sampai tanda. Atur pH hingga 7,4 ± 0,1 dengan penambahan natrium hidroksida P atau asam fosfat P.

    Fase gerak Buat campuran metanol P-air-asam asetat glasial P (64:36:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. Atur perbandingan bila perlu.

    Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 94 mg Warfarin BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 250-mL, larutkan dalam 97,8 mL natrium hidroksida 0,1 N, tambahkan 62,5 mL kalium fosfat monobasa 0,2 M, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 mL larutan ini dan 15 mL  Dapar pH 7,4 ke dalam labu Erlenmeyer.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, lakukan seperti tertera pada Larutan baku.

    Sistem kromatografi Kromatograf  cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L7. Laju alir lebih kurang 1,4 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku sebanyak 5 kali penyuntikan dan rekam kromatogram. Ukur respon puncak yang dihasilkan seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif warfarin tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 mL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respon puncak utama.

Hitung jumlah dalam mg warfarin natrium, C19H15Cl2NaO4, dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

 

330,31 dan 308,34 berturut-turut adalah bobot molekul warfarin natrium dan warfarin; C adalah kadar Warfarin BPFI dalam µg per mL Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah luas respons warfarin dalam Larutan uji dan Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.

 

Penandaan Etiket menunjukkan bentuk amorf atau hablur.