Klorheksidin Hidroklorida


1,1’-Heksametilenbis [5-(p-klorofenil)biguanida] dihidroklorida  [3697-42-5]

C22H30Cl2N10 .2HCl                                   BM 578,37  

 

Klorheksidin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C22H30Cl2N10 .2HCl, dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Serbuk hablur, putih atau hampir putih.

 

Kelarutan Agak sukar larut dalam air dan dalam propilen glikol; sangat sukar larut dalam etanol.

 

Baku pembanding Klorheksidin BPFI; simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, simpan dalam lemari pendingin. Klorheksidin Asetat BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan, lakukan pengerjaan pada tempat kering. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dan dalam lemari pendingin. p-Kloroanilin BPFI. Campuran Kesesuaian Sistem Klorheksidin BPFI.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah residu yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombangyang sama seperti pada residu Klorheksidin BPFI. Residu diperoleh dengan cara:

    Zat uji Larutkan 300 mg zat dalam 10 mL asam hidroklorida 6 N, tambahkan 40 mL air, saring jika perlu, dan dinginkan larutan dalam tangas es. Tambahkan natrium hidroksida 10 N tetes demi tetes sambil diaduk sampai diperoleh larutan yang bersifat basa terhadap kertas kuning tiazol P dan tambahkan           1 mL berlebih. Saring, cuci endapan dengan air sampai endapan bebas basa, hablurkan kembali dengan etanol P 70%, keringkan pada suhu 105° selama 1 jam.

    Larutan Baku Buat larutan 5 mg per mL Klorheksidin BPFI dalam etanol P 70%, hablurkan kembali larutan, dan keringkan pada suhu 105° selama 1 jam.

    B. Menunjukkan reaksi Klorida seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0 %; lakukan pengeringan pada suhu 105° hingga bobot tetap.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 

Cemaran organik [Catatan Simpan Larutan kesesuaian sistem, Larutan uji, Larutan uji encer LP pada suhu tidak lebih dari 12°.]

    Larutan A Buat larutan asam trifluoroasetat 0,1% (v/v) dalam asetonitril P.

    Larutan B Buat larutan asam trifluoroasetat      0,1% (v/v) dalam air.

    Larutan C Campuran Larutan A-Larutan B (20:80).

    Larutan D Campuran Larutan A-Larutan B (90:10).

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan C dan Larutan D seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian seperti tertera pada Kesesuaian sistem dalam Kromatografi <931>.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Campuran Kesesuaian Sistem Klorheksidin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan C  hingga kadar lebih kurang 5,0 mg per mL. Lihat Tabel I untuk waktu retensi relatif dari komponen utama campuran.

 

Tabel I

Komponen Campuran Kesesuaian Sistem Klorheksidin BPFI

Waktu retensi relatif

Klorheksidin oksazinon analog

0,23

Klorheksidin amina

0,25

Klorheksidin guanidin

0,35

Klorheksidin urea

0,36

p-klorofenil urea

0,5

Klorheksidin nitril

0,6

Klorheksidin dimer

0,85

o-Klorheksidin

0,90

Cemaran lain

0,91

Klorheksidin glusitil triazin

0,96

Klorheksidin

1,0

Oksoklorheksidin

1,4

 

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Larutan C hingga kadar lebih kurang 1,3 mg per mL.

Enceran larutan uji Encerkan 1,0 mL Larutan uji dengan Larutan C hingga 100,0 mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 yang telah dideaktivasi basa dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,0 mL per menit. Pertahankan suhu kolom pada 30° dan “autosampler” tidak lebih dari 12º. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu (menit)

Larutan C (%)

Larutan D (%)

0

100

0

2

100

0

32

80

20

37

80

20

47

70

30

54

70

30

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: perbandingan puncak terhadap lembah antara Klorheksidin urea dan Klorheksidin guanidin tidak kurang dari 2,0.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan uji dan Enceran larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus:

 

 

radalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah respons puncak Klorheksidin dari Enceran larutan ujiD adalah faktor pengenceran yang digunakan untuk membuat Enceran larutan uji, 0,01. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel 2.

 

 Tabel 2

Nama

Waktu retensi relatif

Batas

(%)

Klorheksidin guanidin

0,35

0,15

Klorheksidin nitril

0,6

0,15

Klorheksidin dimer

0,85

0,2

o-Klorheksidin dan cemaran spesifik yang tidak diketahui

0,90-0,91

0,4

Klorheksidin

1,0

-

OksoKlorheksidin

1,4

0,4

Masing-masing cemaran  lain

-

0.10

Total cemaran

-

1.0

 

p-kloroanilin Tidak lebih dari 500 bpj; lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.      

    Larutan A, Larutan B, Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem, Sistem kromatografi dan Kesesuaian sistem lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah p-Kloroanilin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 1 µg per mL.

Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 2 mg per mL.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak p­-kloroanilin. Hitung jumlah dalam bpj p-kloroanilin, dalam zat dengan rumus: 

 

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak p­-kloroanilin dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar p-kloroanilin dalam µg per mL Larutan baku; CU adalah kadar klorheksidin hidroklorida dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan  cara Kromatografi  cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.                        

    Larutan A Larutkan 27,6 g natrium fosfat monobasa P dan 10 mL trietilamin P dalam 1500 mL air. Atur pH hingga 3,0 dengan penambahan asam fosfat P, dan encerkan dengan air hingga 2000 mL. Buat campuran asetonitril P dan larutan ini (3:7).

    Larutan B Gunakan asetonitril P

    Fase gerak  Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Klorheksidin Asetat BPFI, larutkan dan encerkan dalam Larutan A hingga kadar lebih kurang 50 µg per mL.

    Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah Klorheksidin Asetat BPFI dan p-Kloroanilin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar berturut-turut lebih kurang 50 µg per mL dan 1 µg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dalam Larutan A hingga kadar lebih kurang 50 µg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 239 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1 yang telah dideaktivasi basa dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Pertahankan suhu kolom pada 40º. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu

Larutan A

Larutan B

(menit)

(%)

(%)

0

100

0

9

100

0

10

45

55

15

45

55

16

100

0

21

100

0

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak Klorheksidin dan p-kloroanilin tidak kurang dari 3; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 0,73% untuk klorheksidin dan 5,0% untuk p-kloroanilin. [Catatan waktu retensi relatif Klorheksidin dan p-kloroanilin berturut-turut lebih kurang 1,0 dan 1,3].

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase Klorheksidin hidroklorida, C22H30Cl2N10.2HCl, dalam zat dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Klorheksidin dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Klorheksidin Asetat BPFI dalam µg per mL Larutan baku; CU adalah kadar Klorheksidin hidroklorida dalam µg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang; 578,37 dan 625,55 berturut-turut adalah bobot molekul klorheksidin hidroklorida dan klorheksidin asetat.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya