Alendronat Natrium


Alendronate Sodium

Natrium trihidrogen (4-amino-1-hidroksi butiliden)-difosfonat,trihidrat[121268-17-5]

C4H12NNaO7P2. 3H2O                              BM 325,12

 

Alendronat Natrium mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C4H12NNaO7P2, dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Serbuk putih mudah mengalir.

 

Kelarutan Larut dalam air; sangat sukar larut dalam dimetil sulfoksida, dalam metil alkohol dan dalam propilen glikol; praktis tidak larut dalam aseton, dalam asetonitril, dalam etanol, dalam kloroform dan dalam isopropil alkohol.

 

Baku pembanding Alendronat Natrium BPFI; tidak boleh dikeringkan. Merupakan bentuk trihidrat dari alendronat natrium. Simpan dalam wadah tertutup rapat. Setelah dibuka, simpan dalam desikator pada suhu ruang.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Alendronat Natrium BPFI.

    B. Menunjukkan reaksi nyala Natrium seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak kurang dari 16,1% dan tidak lebih dari 17,1%; lakukan pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada suhu 140º hingga bobot tetap.

 

Logam berat <371> Metode V Tidak lebih dari 10 bpj.

 

Cemaran organik Masing-masing cemaran tidak lebih dari 0,1% dan total cemaran tidak lebih dari 0,5%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan borat dan Pengencer Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Dapar Timbang 5,88 g natrium sitrat dihidrat P dan 2,84 g natrium fosfat dibasa anhidrat P masukkan ke dalam labu tentukur 2000-mL, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. Atur pH hingga 8 dengan penambahan asam fosfat P. Saring melalui penyaring dengan porositas 0,5 ?m atau lebih kecil.

    Larutan 9-fluoroenilmetil kloroformat Timbang sejumlah 9-fluoroenilmetil kloroformat, larutkan dalam asetonitril P hingga kadar lebih kurang 4 mg per mL. Larutan dibuat segar.

    Larutan A Buat campuran Dapar-asetonitril P (17:3). Saring dan awaudarakan.

    Larutan B Buat campuran asetonitril P-Dapar (7:3). Saring dan awaudarakan.

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

    Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah Alendronat Natrium BPFI, larutkan dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,6 mg per mL.

    Larutan baku Pipet 5 mL Larutan baku persediaan ke dalam tabung sentrifuga polipropilen 50 mL bertutup ulir yang berisi 5 mL Larutan borat. Tambahkan 5 mL asetonitril P dan 5 mL Larutan 9-fluoroenilmetil kloroformat, kocok selama 45 detik. Biarkan pada suhu ruang selama 30 menit. Tambahkan 20 mL metilen klorida P, kocok kuat selama 1 menit. Sentrifus selama 5-10 menit, gunakan bagian yang jernih di atas lapisan air.

    Enceran larutan baku Ukur saksama sejumlah volume Larutan baku persediaan, encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang  0,6 µg per mL. Pipet 5 mL larutan, lakukan seperti tertera pada Larutan baku, mulai dari ”ke dalam tabung sentrifuga polipropilen 50 mL bertutup ulir”.

    Blangko Gunakan 5 mL Pengencer, lakukan seperti tertera pada Larutan baku, mulai dari ”ke dalam tabung sentrifuga 50 mL polipropilen bertutup ulir”.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda, kocok. Pipet 5 mL larutan dan lakukan seperti tertera pada Larutan baku, mulai dari ”ke dalam tabung sentrifuga polipropilen bertutup ulir 50 mL”.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 266 nm dan kolom 4,1 mm x 25 cm yang berisi bahan pengisi L21. Laju alir lebih kurang 1,8 mL per menit. Pertahankan suhu kolom pada 45°. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

Waktu

Larutan A

Larutan B

Eluasi

(menit)

(%)

(%)

 

0

100

0

Kesetimbangan

0-15

100 ? 50

0 ? 50

Gradien Linier

15-25

 

50 ? 0

50 ? 100

Gradien Linier

25-27

0 ? 100

100 ? 0

Gradien Linier

27-32

100

0

Isokratik

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan Enceran larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan puncak utama pada kromatogram Larutan baku tidak lebih dari 2,0;puncak Enceran larutan baku pada waktu retensi yang sama dengan Larutan baku harus mempunyai perbandingan “signal to noise” tidak kurang dari 3.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 ?L) Larutan uji dan Blangko, rekam kromatogram dan ukur respons semua puncak. Abaikan setiap puncak yang sesuai dengan puncak Blangko. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus:

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran;rS adalah jumlah semua respons puncak cemaran dan puncak utama.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar Larutkan 14,7 g natrium sitratdihidrat P dan 7,05 g natrium fosfat dibasa anhidrat P dalam air hingga 1000 mL, atur pH hingga 8 dengan penambahan asam fosfat P.

    Pengencer Larutkan 29,4 g natrium sitrat dihidrat P dalam air hingga 1000 mL.

    Larutan borat Larutkan 19,1 g natrium borat P dalam air hingga 1000 mL.

    Larutan 9-Fluoroenilmetil kloroformat Timbang sejumlah 9-fluoroenilmetil kloroformat, larutkan dalam asetonitril P hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mL. Larutan dibuat segar.

    Fase gerak Buat campuran Dapar-asetonitril P-metanol P (70:25:5), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah Alendronat Natrium BPFI, larutkan dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang    0,1 mg per mL.

    Larutan baku Pipet 5 mL Larutan baku persediaan ke dalam tabung sentrifuga polipropilen 50 mL bertutup ulir yang berisi 5 mL Larutan borat. Tambahkan 5 mL Larutan 9-fluoroenilmetil kloroformat dan kocok selama 30 detik. Diamkan pada suhu ruang selama 25 menit. Tambahkan 25 mL metilen klorida P, kocok kuat selama 1 menit. Sentrifus selama 5-10 menit. Gunakan bagian yang jernih di atas lapisan air.

    Blangko Gunakan 5 mL Pengencer, lakukan seperti tertera pada Larutan baku, dimulai dengan ”ke dalam tabung sentrifuga polipropilen 50 mL bertutup ulir”.

    Larutan uji persediaan Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 250-mL, larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.

    Larutan uji Pipet 5 mL Larutan uji persediaan, lakukan seperti tertera pada Larutan baku dimulai dengan ”ke dalam tabung sentrifuga polipropilen 50 mL bertutup ulir”.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 266 nm dan kolom 4,1 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L21. Laju alir lebih kurang 1,2 mL per menit. Pertahankan suhu kolom pada 35º. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 1500 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 1,5; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 ?L) Larutan baku, Larutan uji dan Blangko, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg alendronat natrium, C4H12NNaO7P2, dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

D adalah faktor pengenceran Larutan uji persediaan; CS adalah kadar Alendronat Natrium BPFI dihitung sebagai bentuk anhidrat dalam mg per mL Larutan baku persediaan; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, pada suhu ruang.