Meropenem Untuk Injeksi


Meropenem for Injection

 

Meropenem untuk Injeksi adalah campuran kering steril Meropenem dan Natrium Karbonat,  mengandung meropenem, C17H25N3O5S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 120,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

 

Baku pembanding Meropenem BPFI; merupakan bentuk trihidrat, tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam lemari pendingin. Endotoksin BPFI [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi.] Rekonstitusi semua isi, simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.

 

Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Larutan terkonstitusi Pada saat digunakan, memenuhi syarat Larutan terkonstitusi seperti  tertera pada Injeksi.

 

Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih dari 0,125 Unit Endotoksin FI per mg meropenem.

 

Sterilitas <71> Memenuhi syarat, seperti tertera pada Penyaringan membran dalam Uji Sterilitas Sediaan.

 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.

 

pH <1071> Antara 7,3 dan 8,3; lakukan penetapan menggunakan larutan zat 1 dalam 20.

 

Susut pengeringan <1121> Antara 9,0% dan 12,0%; lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 65º selama 6 jam.

 

Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi Volume Kecil.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Campuran asam fosfat P- air (1:10).

    Dapar Buat campuran trietilamin P - air (1:900). Atur pH dengan penambahan Larutan A hingga pH 5,0 ± 0,1, encerkan dengan air hingga 1000 mL.

    Fase gerak Buat campuran asetonitril P - Dapar (7:100), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Meropenem BPFI, larutkan, dan encerkan dengan Dapar hingga kadar 0,029 mg per mL. [Catatan Segera setelah dibuat, simpan dalam lemari pendingin.  Larutan stabil selama 24 jam.]

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan, dan encerkan dengan Dapar hingga diperoleh kadar meropenem setara dengan 5 mg per mL. Larutan harus dibuat segar dan digunakan segera.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm × 25 cm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 40°. Laju alir lebih kurang 1,6 mL per menit. [Catatan Atur laju alir hingga waktu retensi meropenem lebih kurang 5-7 menit.] Waktu eluasi 3 kali waktu retensi meropenem. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram, dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 10 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam injeksi dengan rumus:

 

 

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah respons puncak meropenem dari Larutan baku; CS adalah kadar Meropenem BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar meropenem dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket; dan P adalah potensi meropenem dalam Meropenem BPFI (mg per mg). Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

 

Tabel

Cemaran

Waktu retensi relatif

Batas

(%)

Cemaran meropenem I

0,45

0,8

Cemaran meropenem II

1,9

0,6

 

Natrium Antara 80% dan 120% dari jumlah natrium yang tertera pada etiket.

    Larutan A Buat larutan kalium klorida P dengan kadar 38,1 g per L.

    Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah natrium klorida P, yang telah dikeringkan pada suhu 105º selama 2 jam, larutkan, dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 25,42 µg per mL.

    Larutan baku Pipet sejumlah Larutan baku persediaan, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai, tambahkan Larutan A hingga 10% volume labu, encerkan dengan air sampai tanda. Kadar larutan lebih kurang 2,5 µg per mL.

    Larutan uji persediaan 1 (Untuk wadah dosis tunggal) Konstitusikan meropenem untuk injeksi yang terdapat dalam wadah dengan sejumlah volume air yang diukur saksama sesuai dengan jumlah yang tertera pada etiket. Ambil seluruh larutan sedapat mungkin menggunakan jarum hipodermik dan siring yang sesuai, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai. Encerkan dengan air sampai tanda. Kadar meropenem lebih kurang 0,125 mg per mL.

    Larutan uji persediaan 2 (Jika pada etiket tercantum meropenem diberikan dalam volume tertentu larutan terkonstitusi.) Konstitusikan meropenem untuk injeksi yang terdapat dalam wadah dengan sejumlah volume air yang diukur saksama, sesuai dengan jumlah yang tertera pada etiket. Pipet sejumlah volume larutan terkonstitusi ke dalam labu tentukur yang sesuai. Encerkan dengan air sampai tanda. Kadar meropenem lebih kurang 0,125 mg per mL.

    Larutan uji Pipet sejumlah volume Larutan uji persediaan 1 atau Larutan uji persediaan 2, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai.  Tambahkan Larutan A sebanyak 10% dari volume labu, encerkan dengan air sampai tanda hingga diperoleh kadar 0,0125 mg per mL.

    Blangko Campuran Larutan A – air (1:10).

    Prosedur Ukur serapan Larutan baku, Larutan uji dan Blangko secara berurutan pada garis emisi 589,6 nm dengan spektrofotometer serapan atom seperti tertera pada Spektrofotometri dan Hamburan Cahaya <1191> dilengkapi dengan lampu “hollow” katoda natrium dan “single–slot burner”, menggunakan nyala asetilen–udara. Hitung persentase natrium, Na, dalam meropenem untuk injeksi yang digunakan dengan rumus:

 

 

AU dan AS berturut-turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar natrium klorida dalam µg per mL Larutan baku; CU adalah kadar meropenem dalam µg per mL Larutan uji berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket; 22,99 dan 59,44 berturut-turut adalah bobot atom natrium dan bobot molekul natrium klorida.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Campuran asam fosfat P- air (1:10).

    Dapar Encerkan 15 mL larutan tetrabutilamonium hidroksida P 25% dengan air hingga 750 mL. Atur pH hingga 7,5 ± 0,1 dengan penambahan Larutan A.

    Fase gerak Buat campuran metanol P - asetonitril P-Dapar (2:3:15), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Meropenem BPFI, larutkan, dan encerkan dengan Fase gerak hingga diperoleh kadar lebih kurang 0,11 mg per mL. Setelah dibuat, segera simpan larutan dalam lemari pendingin, dan gunakan larutan sebelum 24 jam.

    Larutan uji persediaan 1 (untuk wadah dosis tunggal.) Konstitusikan meropenem untuk injeksi yang terdapat dalam wadah dengan sejumlah volume air yang diukur saksama sesuai dengan jumlah yang tertera pada etiket. Ambil seluruh larutan sedapat mungkin menggunakan jarum hipodermik dan siring yang sesuai, masukkan ke dalam labu tentukur yang sesuai. Encerkan dengan air sampai tanda hingga diperoleh kadar meropenem setara dengan 1 mg per mL.

    Larutan uji 1 Encerkan sejumlah volume Larutan uji persediaan 1 dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per mL. Biarkan Larutan uji 1 selama 2 jam pada suhu 25° ± 1º sebelum digunakan.

   Larutan uji persediaan 2 (jika pada etiket tercantum meropenem diberikan dalam volume tertentu larutan terkonstitusi.) Konstitusikan meropenem untuk injeksi yang terdapat dalam wadah dengan sejumlah volume air yang diukur saksama, sesuai dengan jumlah yang tertera pada etiket. Pipet sejumlah volume larutan terkonstitusi ke dalam labu tentukur yang sesuai. Encerkan dengan air sampai tanda hingga diperoleh kadar meropenem setara dengan lebih kurang 1 mg per mL.

    Larutan uji 2 Pipet sejumlah Larutan uji persediaan 2 ke dalam labu tentukur yang sesuai, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda hingga diperoleh kadar lebih kurang 0,1 mg per mL. Biarkan Larutan uji 2 selama 2 jam pada suhu 25° ± 1º sebelum digunakan.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 300 nm dan kolom 4,6 mm × 25 cm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. [Catatan Atur laju alir hingga waktu retensi meropenem lebih kurang 6-8 menit.] Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku, Larutan uji 1 atau Larutan uji 2 ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase meropenem, C17H25N3O5S, dari wadah atau larutan terkonstitusi yang digunakan dengan rumus:

 

 

rU adalah respons puncak meropenem dari Larutan uji 1 atau Larutan uji  2; rS adalah respons puncak meropenem dari Larutan baku; CS adalah kadar Meropenem BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar meropenem dalam mg per mL Larutan uji 1 atau Larutan uji 2 berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket; dan P adalah potensi meropenem dalam Meropenem BPFI (mg per mg).

 

Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam wadah padatan steril seperti  tertera pada Injeksi, pada suhu ruang terkendali.

 

Penandaan Pada etiket harus tertera jumlah natrium (Na) dalam mg, pada dosis pemberian meropenem.