Ritonavir
5-Tiazolilmetil[(?S)-?-[(1S,3S)-1-hidroksi-3-[(2S)-2-[3-[(2-isopropil-4-tiazolil)metil]-3-metilureido-3-metilbutiramido]-4-fenilbutil]fenetil]karbamat [155213-67-5]
C37H48N6O5 S2 BM 720,94
Ritonavir mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C37H48N6O5S2, dihitung terhadap zat anhidrat.
Kelarutan Mudah larut dalam metanol dan dalam metilen klorida; sangat sukar larut dalam asetonitril; praktis tidak larut dalam air.
Baku pembanding Ritonavir BPFI, Campuran Senyawa Sejenis Ritonavir BPFI .
Identifikasi
A. Larutkan 50 mg zat dalam 1 mL kloroform P. Teteskan 1 tetes larutan pada permukaan cakram kalium bromida P atau natrium klorida P dan uapkan hingga kering. Spektrum serapan inframerah residu, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Ritonavir BPFI.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji dalam rentang 2% dari waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Difraksi sinar X <811> Pola difraksi sinar X sesuai dengan Ritonavir BPFI, jika bahan obat digunakan untuk sediaan obat bentuk padat.
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj; lakukan penetapan menggunakan 1 g zat dan 2 mL Larutan baku timbal (10 bpj).
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%; lakukan penetapan menggunakan 0,5 g zat.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,2%; lakukan penetapan menggunakan 1 g zat.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode 1 Memenuhi syarat.
Cemaran organik [Catatan Ritonavir bersifat sensitif terhadap alkali. Semua peralatan gelas sebelum digunakan harus dibilas terlebih dahulu dengan air untuk menghilangkan kontaminasi sisa deterjen]. Cemaran E dan cemaran O tidak lebih dari 0,3%; cemaran T tidak lebih dari 0,2%; cemaran lain tidak lebih dari 0,1% dan jumlah semua cemaran tidak lebih dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kalium fosfat monobasa 0,03 M, Pengencer, Larutan A, Larutan B dan Fase gerak, Larutan baku persediaan, Larutan baku antara Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan baku identitas ritonavir Timbang saksama lebih kurang 50 mg Campuran Senyawa Sejenis Ritonavir BPFI dan masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL. Larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Larutan baku Pipet 5 mL Larutan baku antara ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan Pengencer sampai tanda. [Catatan Larutan dapat digunakan selama 48 jam jika disimpan pada suhu ruang].
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL. Larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 240 nm dan kolom 4,6 mm x 15 cm, berisi bahan pengisi L26 dengan ukuran partikel 3 µm. Pertahankan suhu kolom pada 60°. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:
Waktu (menit) | Larutan A (%) | Larutan B (%) | Eluasi |
---|---|---|---|
0 | 100 | 0 | Kesetimbangan |
0-60 | 100 | 0 | Isokratik |
60-120 | 100 ? 0 | 0?100 | Gradien |
120,1 | 0?100 | 100 ? 0 | Gradien |
120,1-155 | 100 | 0 | Isokratik |
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku selama 40 menit dan Larutan uji selama 155 menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku identitas ritonavir dan Larutan baku. Ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi ritonavir antara 30 dan 35 menit; resolusi, R, antara cemaran E dan cemaran F (lihat Tabel) dalam Larutan baku identitas ritonavir tidak kurang dari 1,0; perbandingan puncak (Hp) terhadap lembah (Hv) dan cemaran N tidak kurang dari 1; faktor kapasitas, k’, puncak utama pada penyuntikan pertama Larutan baku tidak kurang dari 13; efisiensi kolom puncak utama pada penyuntikan pertama Larutan baku tidak kurang dari 5000 lempeng teoritis. Faktor ikutan puncak utama pada penyuntikan pertama Larutan baku antara 0,8 dan 1,2; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang Larutan baku tidak lebih dari 3,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 µL) Pengencer, Larutan baku identitas ritonavir, Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung persentase masing–masing cemaran dengan rumus:
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah respons puncak ritonavir rata-rata yang diperoleh dari 6 kali penyuntikan Larutan baku; WS adalah bobot Ritonavir BPFI dalam mg Larutan baku; WU adalah bobot zat yang digunakan untuk Larutan uji dalam mg; F adalah faktor respons untuk cemaran (seperti tertera pada Tabel) dan P adalah kemurnian Ritonavir BPFI dalam persen.
Tabel. Perkiraan Waktu Retensi Relatif (WRR) yang diketahui pada Cemaran sejenis
Identitas cemaran | Nama senyawa | Faktor respons | WRR |
A+B | Campuran 2,4 “Wing acid’ dan monoasil valin | - | 0,07 |
C | Monoasilasetamid | - | 0,15 |
D | 5-“Wing” diasil | 1,37 | 0,24 |
E | Cemaran oksidasi | - | 0,36 |
F | Produk hidrolisa asam | 0,73 | 0,39 |
G | Ritonavir hidroperoksida | - | 0,45 |
H | Produk dari asam/basa | 0,76 | 0,47 |
I | Analog etil | - | 0,64 |
J + K | Campuran Boc-monoasil dan monoasil isobutil karbamat | 0,74 | 0,81 |
L | Produk Siklisasi basa | 0,53 | 0,87 |
M | Ester 2,4 “Wing” isobutil | - | 0,94 |
N | Isomerregio | - | 1,05 |
O | Isomer # 2 | - | 1,11 |
P | Di-monoasil urea # 2 | - | 1,14 |
Q | Isomer # 4 | - | 1,23 |
R | Isomer # 1 | - | 1,32 |
S | Di-monoasil valin urea | - | 1,62 |
T | 2,4–“Wing” diasil | 0,73 | 2,87 |
U | Cemaran Triasil | - | 3,20 |
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan kalium fosfat monobasa 0,03 M Larutkan lebih kurang 8,2 g kalium fosfat monobasa P dalam 2000 mL air. Saring melalui penyaring nilon dengan porositas 0,45 µm.
Pengencer Buat campuran Larutan kalium fosfat monobasa 0,03 M-asetonitril P (1:1), saring melalui penyaring nilon dengan porositas 0,45 µm.
Larutan A Buat campuran Larutan kalium fosfat monobasa 0,03 M-asetonitril P-tetrahidrofuran P (tanpa penghambat)-n-butanol P (69:18:8:5).
Larutan B Buat campuran asetonitril P-Larutan kalium fosfat monobasa 0,03 M-tetrahidrofuran P (tanpa penghambat)-n-butanol P (47:40:8:5)
Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. [Catatan Karena waktu retensi dan selektivitas sangat tergantung pada komposisi fase gerak, maka pengukuran volume harus dilakukan dengan teliti. Aliran gas helium P yang berlebihan atau terus menerus harus dihindari. Simpan fase gerak dalam wadah tertutup rapat jika tidak digunakan].
Larutan baku persediaan Timbang saksama lebih kurang 100 mg Ritonavir BPFI dan masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL. Larutkan dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda. [Catatan Larutan ini dapat disimpan dalam lemari pendingin selama 5 hari].
Larutan baku antara Pipet 5 mL Larutan baku persediaan ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Larutan baku Pipet 25 mL Larutan baku antara ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Larutan uji Pipet 5 mL Larutan uji yang dibuat seperti tertera pada uji Cemaran organik ke dalam labu tentukur 50-mL, encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Pipet 25 mL larutan ini ke dalam labu tentukur 100-mL, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Cemaran organik. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan Larutan uji selama 40 menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor kapasitas, k, puncak utama pada penyuntikan pertama Larutan baku tidak kurang dari 13; efisiensi kolom puncak utama pada penyuntikan pertama Larutan baku tidak kurang dari 5000 lempeng teoritis. Faktor ikutan puncak utama pada penyuntikan pertama Larutan baku antara 0,8 dan 1,2; simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang dari Larutan baku tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase ritonavir, C37H48N6O5S2, dengan rumus:
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak ritonavir dalam Larutan uji dan Larutan baku; WS adalah bobot Ritonavir BPFI dalam mg yang digunakan untuk membuat Larutan baku; WU adalah bobot zat dalam mg yang digunakan untuk membuat Larutan uji; P adalah kemurnian Ritonavir BPFI dalam persen. Hitung persentase ritonavir anhidrat, C37H48N6O5S2 dengan rumus:
A adalah persentase ritonavir, C37H48N6O5S2 yang dihitung seperti tersebut di atas dan B adalah kadar air dalam persen.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya, pada suhu antara 5º dan 30º.