Pengambilan Contoh Dan Metode Analisis Simplisia


Pengambilan Contoh

 

    Perlu diperhatikan bahwa contoh suatu simplisia harus mewakili bets yang diuji, untuk mengurangi penyimpangan yang disebabkan oleh kesalahan pengambilan contoh terhadap hasil analisis baik kualitatif maupun kuantitatif. Cara pengambilan contoh berikut merupakan cara paling sederhana yang dapat diterapkan untuk bahan nabati. Beberapa bahan produk atau metode pengujian tertentu memerlukan cara kerja yang lebih ketat, termasuk kebutuhan pengambilan contoh dari wadah yang lebih banyak dan atau pengambilan contoh yang lebih banyak dari setiap wadah.

    Contoh dalam skala besar Jika pada pengamatan bagian luar wadah, penandaan dan keterangan etiket menunjukkan bahwa bets dapat dianggap homogen, ambil contoh secara terpisah dari berbagai wadah yang dipilih secara acak sesuai ketentuan di bawah ini. Jika bets tidak dapat dianggap homogen, bagi menjadi beberapa sub-bets yang sehomogen mungkin, kemudian lakukan pengambilan contoh pada masing-masing sub-bets seperti pada bets yang homogen.

 

Jumlah wadah dalam bets (N)

Jumlah wadah  yang harus diambil contohnya (n)

   1 sampai 10

Semua

 11 sampai 19

11

     > 19

 

Catatan Bulatkan harga n ke angka yang lebih tinggi.

 

    Contoh bahan harus diambil pada bagian atas, tengah dan bawah dari setiap wadah. Jika contoh bahan terdiri dari bagian-bagian berukuran 1 cm atau lebih kecil dan untuk semua bahan yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan contoh dengan menggunakan suatu alat pengambil contoh yang dapat menembus bahan dari bagian atas ke bagian bawah wadah, tidak kurang dari dua kali pengambilan yang dilakukan pada arah yang berlawanan. Jika bahan berupa bagian dengan ukuran lebih dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan tangan. Untuk bahan dalam wadah atau bungkus yang besar pengambilan contoh harus dilakukan pada kedalaman 10 cm, karena kelembaban bagian permukaan mungkin berbeda dengan bagian dalam.

    Persiapkan contoh dalam skala besar dengan menggabungkan dan mencampurkan setiap contoh yang telah diambil dari setiap wadah yang telah terbuka, dan dijaga jangan sampai terjadi kenaikan tingkat fragmentasi atau mempengaruhi derajat kelembaban secara bermakna.

 

    Contoh dalam skala laboratorium Persiapkan contoh laboratorium dengan membagi contoh dalam skala besar menjadi empat bagian [Catatan Cara membagi empat adalah dengan menempatkan contoh, yang telah dicampur dengan baik, diratakan dalam bentuk tumpukan segi empat dan sama rata, kemudian dibagi secara diagonal menjadi empat bagian sama. Ambil kedua bagian yang berlawanan dan campur secara hati-hati. Ulangi proses ini secukupnya sampai diperoleh jumlah yang diperlukan].

    Contoh skala laboratorium harus mencukupi untuk memenuhi kebutuhan semua pengujian yang diperlukan.

    Contoh untuk pengujian Kecuali dinyatakan lain pada monografi, buat contoh pengujian sebagai berikut:

    Perkecil ukuran contoh dalam skala laboratorium dengan membagi empat, jaga agar setiap bagian dapat mewakili. Pada bahan yang tidak digiling atau tidak diserbukkan, giling contoh sehingga melewati pengayak nomor 20, dan campur hasil ayakan. Jika bahan tidak dapat digiling, perkecil sedapat mungkin sehingga menjadi lebih halus, campur dengan mengguling-gulingkan pada kertas atau kain, sebarkan menjadi lapisan tipis dan ambil bagian untuk pengujian.

 

Bahan Organik Asing

 

    Contoh untuk pengujian Kecuali dinyatakan lain dalam monografi, timbang sejumlah contoh dalam skala laboratorium seperti di bawah ini, usahakan agar bagian yang diambil mewakili (jika perlu dibagi empat):

 

      Akar, rimpang, kulit batang dan herba       500 g

      Daun, bunga, biji dan buah                           250 g

      Potongan bagian tanaman (bobot rata-

      rata setiap potongan kurang dari 500 mg)     50 g

     

    Tebarkan contoh menjadi suatu lapisan tipis dan pisahkan bahan organik asing dengan tangan sesempurna mungkin. Timbang dan hitung persentase bahan organik asing terhadap bobot contoh yang digunakan.

 

Penetapan Kadar Abu

 

    Timbang saksama, dalam krus yang telah ditara, sejumlah contoh setara dengan 2 g sampai 4 g bahan yang telah dikeringkan di udara; pijarkan perlahan-lahan, kemudian naikkan suhu secara bertahap hingga 675º ± 25º sampai bebas karbon dan tetapkan bobot abu. Jika abu bebas karbon tidak dapat diperoleh dengan cara tersebut,lakukan penyarian dengan air panas, tampung sisa yang tidak larut pada kertas saring bebas abu, pijarkan residu dan kertas saring sampai abu berwarna putih atau hampir putih, kemudian tambahkan filtrat, uapkan sampai kering, dan panaskan hingga suhu 675±25º. Jika abu bebas karbon tidak dapat diperoleh dengan cara ini,  dinginkan krus, tambahkan 15 mL etanol P, lepaskan abu dengan pengaduk gelas, bakar etanol dan panaskan lagi isi krus hingga suhu 675±25º. Dinginkan dalam desikator, timbang abu dan hitung kadar abu dalam persen terhadap bobot contoh yang digunakan.

 

Penetapan Kadar Abu

yang Tidak Larut dalam Asam

 

    Didihkan abu yang diperoleh seperti tertera pada Penetapan kadar abu dengan 25 mL asam hidroklorida 3 N selama 5 menit, kumpulkan bagian tidak larut pada krus kaca masir yang telah ditara atau kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, pijarkan dan timbang. Hitung kadar abu tidak larut dalam asam, dalam persen, dihitung terhadap bobot contoh yang digunakan.

 

Penetapan Serat Kasar

 

    Timbang sejumlah contoh yang setara dengan 2 g bahan, ekstraksi dengan eter P. Tambahkan 200 mL larutan asam sulfat P (1 dalam 78) yang mendidih, pada sisa penyarian dalam labu 500 mL dan refluks selama tepat 30 menit; saring melalui kain linen atau kertas saring yang dikeraskan. Cuci residu yang terdapat pada penyaring dengan air mendidih hingga cairan pencuci tidak bereaksi asam. Masukkan residu ke dalam labu dengan dibilas menggunakan 200 mL larutan natrium hidroksida P 1,25% yang mendidih, yang telah ditepatkan menjadi 1,25% dengan titrasi dan bebas dari natrium karbonat. Refluks kembali campuran selama tepat 30 menit, saring secara cepat melalui penyaring yang telah ditara, cuci residu dengan air mendidih sampai cairan pencuci terakhir bereaksi netral dan keringkan pada suhu 110º hingga bobot tetap. Pijarkan residu yang telah kering sampai bobot tetap, dinginkan dalam desikator dan timbang abu. Perbedaan antara bobot yang diperoleh pada pengeringan pada suhu 110º dan bobot abu yang diperoleh menunjukkan bobot serat kasar. 

    Catatan Pendidihan dengan asam dan basa harus dilakukan selama tepat 30 menit dihitung dari saat cairan (yang diinginkan di bawah titik didihnya dengan menuangkannya ke dalam labu dingin) mulai mendidih lagi. Setelah larutan mendidih, pemanasan harus di turunkan secukupnya untuk menjaga tetap mendidih. Selama pendidihan, labu harus secara hati-hati diputar dari waktu ke waktu untuk melepaskan partikel yang mungkin melekat pada dinding labu. Alirkan udara perlahan-lahan ke dalam labu selama pendidihan untuk mencegah buih yang berlebihan.

 

Penetapan Kadar Minyak Atsiri

 

    Letakkan labu alas bulat 1 liter, berleher pendek, dalam mantel pemanas yang dilengkapi dengan pengaduk magnetik. Masukkan batang pengaduk magnetik ke dalam labu, hubungkan labu dengan pendingin dan alat penampung berskala seperti pada Gambar.

 

 

    Timbang secukupnya sejumlah bahan yang telah dihancurkan, hingga diperkirakan dapat menghasil-kan 1 mL sampai 3 mL minyak atsiri. Biji yang kecil, buah atau potongan daun dari herba pada umumnya tidak perlu dihancurkan. Serbuk yang sangat halus harus dihindari.  Jika hal ini tidak memungkinkan, bahan dapat dicampur dengan serbuk gergaji atau pasir yang telah dimurnikan. Masukkan sejumlah bahan yang telah ditimbang saksama ke dalam labu, dan tambahkan air sampai setengah dari labu. Hubungkan dengan bagian pendingin dan penam-pung berskala. Didihkan isi labu dengan pemanasan yang sesuai untuk menjaga agar pendidihan berlangsung tidak terlalu kuat selama 2 jam, atau sampai minyak atsiri terdestilasi sempurna dan tidak bertambah lagi dalam bagian penampung berskala.

    Jika sejumlah volume minyak atsiri telah tertampung dalam bagian penampung berskala, pencatatan dapat dilakukan dengan pembacaan sampai 0,1 mL, dan volume minyak atsiri untuk setiap 100 g bahan dapat dihitung dari bobot bahan yang ditimbang. Skala pada penampung untuk minyak atsiri dengan bobot jenis lebih besar dari air diletakkan sedemikian hingga minyak akan tertampung di bawah kondensasi air, sehingga secara otomatis air kembali ke dalam labu.

 

Penetapan Kadar Air

 

    Untuk bahan yang tidak dihaluskan atau tidak diserbukkan, siapkan lebih kurang 10 g contoh laboratorium, dengan memotong, membentuk granul atau mengiris hingga diperoleh bagian dengan ketebalan lebih kurang 3 mm. Biji atau buah lebih kecil dari 3 mm harus dipecahkan. Hindarkan penggunaan alat penyerbuk dengan kecepatan tinggi pada penyiapan contoh; dan harus dijaga agar tidak terjadi kehilangan air selama proses penyiapan contoh dan bagian yang diambil mewakili contoh dalam skala laboratorium. Tetapkan kadar air seperti tertera pada Prosedur untuk Obat Tanaman dalam Penetapan Kadar Air <1031> Metode III.