Aseton


Acetone

Aseton [67-64-1]         

C3H6O                                                         BM 58,08

 

Aseton mengandung tidak kurang dari 99,0%, C3H6O, dihitung terhadap zat anhidrat.[Catatan Aseton sangat mudah terbakar, tidak boleh ada pada tempat yang ada percikan api].

 

Pemerian Cairan transparan; tidak berwarna; mudah menguap; bau khas. Larutan (1 dalam 2) netral terhadap kertas lakmus.

 

Kelarutan Dapat bercampur dengan air, etanol, eter, kloroform, hampir semua minyak dan minyak mudah menguap.

 

Baku pembanding Metanol BPFI, Aseton BPFI.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang di ukur dalam sel natrium klorida menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Aseton BPFI.

    B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Bobot jenis <981>Tidak lebih dari 0,789.

 

Air Tidak lebih dari 0,5 %; lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku Pipet 0,5 mL air ke dalam labu tentukur 100-mL yang kering, encerkan dengan isopropanol dehidrat P sampai tanda.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor penghantar panas dan kolom kapiler 0,32 mm x 50 m berisi bahan pengisi S2 dengan tebal lapisan 5,0 µm. Gas pembawa helium P, dengan laju alir lebih kurang 11,0 mL per menit, “split rate” 50 mL per menit. Atur suhu kolom pada 100º dan naikkan suhu secara bertahap 25º per menit hingga 190º. Pertahankan suhu injektor dan detektor pada 250º.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah, sejumlah volume sama (lebih kurang 1,0 ?L) Larutan baku, zat uji dan isopropanoldehidrat P sebagai blangko ke dalam kromatograf gas. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak air. Hitung persentase air dalam zat uji berdasarkan waktu retensi relatif air dan isopropanol dehidrat P  berturut-turut 1,0 dan 1,9. Respons puncak air dari zat uji tidak lebih besar dari respons puncak air Larutan baku setelah dikoreksi terhadap respons puncak air dari blangko.

 

Residu yang tidak menguap Tidak lebih dari 40 bpj; lakukan penetapan sebagai berikut: Uapkan di atas tangas uap 50 mL dalam cawan porselen yang telah ditara dan keringkan pada suhu 105º selama 1 jam: residu tidak lebih dari 2 mg.

 

Zat mudah teroksidasi Campur 20 mL zat dan 0,10 mL kalium permanganat 0,10 N dalam labu bersumbat kaca: warna merah muda dari campuran tidak hilang sama sekali dalam waktu 15 menit.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan kesesuaian sistem Pipet 1 mL Metanol BPFI dan 1 mL Aseton BPFI ke dalam labu tentukur 50-mL, larutkan dan encerkan dengan tetrahidrofuran P sampai tanda.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf gas dilengkapi dengan detektor ionisasi nyala dan kolom kapiler leburan silika 0,32 mm x 30 m berisi bahan pengisi G43 dengan lapisan 1,8 µm. Gas pembawa helium P dengan kecepatan linear 35 cm per detik dan perbandingan “split” 1:400. Pertahankan suhu kolom pada 40° pada 5 menit pertama, naikkan suhu secara bertahap 20º per menit hingga 240º. Pertahankan suhu injektor  pada 200° dan detektor pada 280°. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem dan rekam kromatogram seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif aseton, metanol dan tetrahidrofuran berturut-turut adalah 1,0; 0,6 dan 1,9; resolusi, R, antara puncak metanol dan puncak aseton tidak kurang dari 15.

    Prosedur Suntikkan lebih kurang 1 ?L zat ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak. Hitung persentase aseton, C3H6O, sebagai anhidrat dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

rU adalah respons puncak aseton dari zat; rT jumlah respons semua puncak. [Catatan Tidak dilakukan koreksi terhadap kandungan air, karena air tidak memberikan respons terhadap detektor ionisasi nyala].

 

Wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, jauhkan dari api.