Loratadin


Loratadine

 

Etil 4-(8-kloro-5,6-dihidro-11H-benzo[5,6] siklo hepta [1,2-b]piridin-11-ilidena)-1-piperidin karboksilat  [79794-75-5]

C22H23ClN2O2                                             BM 382,88

 

Loratadin mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C22H23ClN2O2 dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Serbuk putih atau hampir putih.

 

Kelarutan Tidak larut dalam air; mudah larut dalam aseton, kloroform dan toluen.

 

Baku pembanding Loratadin BPFI; tidak boleh dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya, dalam lemari pendingin; Senyawa Sejenis A Loratadin BPFI. Senyawa Sejenis B Loratadin BPFI.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Loratadin BPFI.

B. Waktu retensi puncak utama kromatogram  Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti tertera pada Penetapan kadar.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan pada suhu 100° hingga bobot tetap.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.

 

Cemaran Organik

    Prosedur 1

    [Catatan Berdasarkan proses sintesa dapat digunakan Prosedur 1 atau Prosedur 2. Prosedur 2 direkomendasikan jika (4,8-dikloro-5,6, -dihidro-11H-benzo[5,6]siklohepta[1,2-b]piridin-11-on) adalah senyawa sejenis yang potensial]

    Fase gerak dan Pengencer Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Loratadin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar 0,8 µg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar 0,4 mg per mL

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x 15 cm berisi bahan pengisi L7, dengan ukuran partikel 5 µm. Pertahankan suhu kolom pada suhu 25°-35°. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku; rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 4,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase tiap cemaran dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

 

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dalam Larutan uji; rS adalah respons puncak loratadin dalam Larutan baku; CS adalah kadar Loratadin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU  adalah kadar loratadin dalam mg per mL Larutan uji; dan F adalah faktor respons relatif seperti tertera pada Tabel. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

Nama

Waktu retensi relatif

Faktor respons relatif

Batas (%)

Fluoroloratadin

Loratadin

Cemaran lain

Total cemaran

0,79

1,0

-

-

0,25

-

1,0

-

0,2

-

0,1

0,3

 

    Prosedur 2

    Larutan A Timbang 0,96 g garam natrium asam pentansulfonat P, masukkan ke dalam labu tentukur 1000-mL, larutkan dengan 900 mL air. Atur pH hingga 3,00 ± 0,05 menggunakan asam fosfat P (1 dalam 10), encerkan dengan air sampai tanda.

    Larutan B Gunakan asetonitril P.

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah Loratadin BPFI, Senyawa sejenis A Loratadin BPFI dan Senyawa sejenis B Loratadin BPFI, larutkan dan encerkan dengan metanol P hingga kadar masing-masing 0,1 mg per mL.

    Larutan baku Pipet 1 mL Larutan baku persediaan ke dalam labu tentukur 10-mL, tambahkan 2 mL Larutan A, encerkan dengan metanol sampai tanda. Larutan mengandung Loratadin BPFI, Senyawa sejenis A Loratadin BPFI dan Senyawa sejenis B Loratadin BPFI masing-masing dengan kadar 0,01 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL, larutkan dengan 2 mL metanol P. Tambahkan 2,0 mL Larutan A, dan encerkan dengan metanol P  sampai tanda. Larutan ini mengandung 10 mg per mL loratadin.

    Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1, dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,2 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu

(menit)

Larutan A

(%)

Larutan B

(%)

0

20

30

35

45

50

75

50

40

30

30

75

25

50

60

70

70

25

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara senyawa sejenis A loratadin dan senyawa sejenis B loratadin tidak kurang dari 1,5; simpangan baku relatif untuk puncak loratadin tidak lebih dari 10%.

    Prosedur Suntikkan sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan uji dan Larutan baku ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase tiap cemaran dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

 

ri adalah masing-masing respons puncak cemaran Larutan uji; rS adalah respons puncak loratadin dari Larutan baku; CS adalah kadar Loratadin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar loratadin dalam mg per mL Larutan uji; dan F adalah faktor respons relatif pada Tabel. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang  tertera pada Tabel

 

Nama

Waktu retensi relatif

Faktor respons relatif

Batas

(%)

Senyawa sejenis A Loratadin

0,50

 

1,00

 

0,1

 

Senyawa sejenis B Loratadin

0,53

 

0,89

 

0,1

 

Senyawa sejenis C Loratadin

0,70

0,60

0,1

Hidroksi deasil analog

0,75

 

0,46

 

0,1

 

Loratadin

1,00

-

-

Diklorobenzo-siklohetapiri-dinon

1,23

 

0,92

 

0,1

 

Hidroksilora-tadin

1,60

0,42

0,1

4-Kloroloratadin

1,83

1,08

0,1

Cemaran yang tidak diketahui

-

1,0

0,10

Total cemaran

-

-

0,3

 

Penetapan Kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Dapar A Larutan kalium fosfat dibasa 0,01 M yang dibuat sebagai berikut: masukkan lebih kurang 1,74 g kalium fosfat dibasa anhidrat P ke dalam labu tentukur 1000-mL dan encerkan dengan air sampai tanda.

    Dapar B Larutan kalium fosfat dibasa 0,6 M yang dibuat sebagai berikut: masukkan lebih kurang 105 g kalium fosfat dibasa anhidrat P ke dalam labu tentukur 1000-mL dan encerkan dengan air sampai tanda.

    Asam hidroklorida 0,05 N Masukkan 500 mL air ke dalam labu tentukur 1000-mL. Tambahkan 83 mL asam hidroklorida P, encerkan dengan air  sampai tanda. Pipet 50 mL larutan ini ke dalam labu tentukur 1000-mL, encerkan dengan air sampai tanda.

    Fase gerak Buat campuran asetonitril P-metanol P-Dapar A (60:60:70), atur pH hingga 7,2 dengan penambahan larutan asam fosfat P 10%, saring dan awaudarakan. Lakukan penyesuian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Pengencer Masukkan 400 mL asam hidroklorida  0,05 N dan Dapar B ke dalam labu tentukur 1000-mL, encerkan dengan campuran asetonitril P-  metanol P (1:1) sampai tanda.

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Loratadin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dengan Pengencer, bila perlu encerkan secara kuantitatif dan bertahap hingga kadar lebih kurang 0,4 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x 15 cm, berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5 µm, pertahankan suhu kolom antara 25°-35°, laju alir lebih kurang 1 mL per menit, Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 15 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase loratadin, C22H23ClN2O2, dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak utama Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Loratadin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar loratadin dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, simpan pada suhu antara 2° dan 30°.

 

Penandaan Cantumkan uji Cemaran organik yang digunakan, jika tidak menggunakan Prosedur 1.