Urea


Urea

 

 

Karbamida [57-13-6]

CH4N2O                                                                       BM 60,1

 

Urea mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari 101,5%, CH4N2O, dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Serbuk hablur transparan, putih atau hampir putih, agak higroskopis.

 

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam metilen klorida.

 

Baku pembanding Urea BPFI Dalam wadah tertutup rapat, simpan di tempat dingin dan kering.

 

Identifikasi Lakukan identifikasi A dan B atau A, C, dan D.

    A. Lakukan penetapan suhu lebur seperti tertera pada Penetapan jarak lebur atau suhu lebur <1021>: titik lebur zat antara 132° dan 135°.

    B. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Urea BPFI.

    C. Timbang saksama lebih kurang 0,1 g zat, larutkan dengan 1 mL air, tambahkan 1 mL asam nitrat P: terbentuk endapan hablur putih.

    D. Panaskan 0,5 g zat dalam tabung reaksi sampai mencair dan cairannya menjadi keruh. Dinginkan dan larutkan dalam campuran 1 mL natrium hidroksida encer LP dan 10 mL air. Tambahkan 0,05 mL larutan tembaga(II) sulfat LP: terbentuk warna ungu kemerahan.

 

Larutan S Timbang saksama lebih kurang 10,0 g zat, larutkan dan encerkan dengan air sampai 50 mL.

 

Kebasaan Pada 2,5 mL Larutan S tambahkan 7,5 mL air, 0,1 mL merah metil LP dan 0,4 mL asam hidroklorida 0,01 N: terjadi warna merah sampai jingga.

 

Kejernihan dan warna larutan Metode II Lakukan penetapan menggunakan 2,5 mL Larutan S, ditambah 7,5 mL air: larutan jernih dan tidak bewarna.

 

Biuret Tidak lebih dari 0,1%. Pada 10 mL Larutan S tambahkan 5 mL air dan 0,5 mL larutan tembaga(II) sulfat 5 g per Liter dan 0,5 mL larutan natrium hidroksida pekat P, diamkan selama 5 menit: terjadi warna ungu kemerahan yang tidak lebih intensif dari baku yang disiapkan pada saat yang sama dengan cara yang sama menggunakan 10 mL larutan biuret P dengan kadar 0,2 g per Liter.

 

Amonia Tidak lebih dari 500 bpj. Lakukan penetapan menggunakan 0,1 mL Larutan S.

 

Logam berat <371> Metode II Tidak lebih dari              10 bpj; lakukan penetapan dengan menggunakan 12 mL larutan hasil pengenceran 10 mL Larutan S dengan air hingga 20 mL. Gunakan Larutan baku timbal (1 bpj Pb) untuk penyiapan Larutan baku.

 

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 1 jam menggunakan 1 g zat.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Lakukan penetapan menggunakan 1 g zat.

 

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat, masukkan ke dalam labu tentukur 50-mL, larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 1 mL larutan ini ke dalam labu pembakaran, tambahkan 4 g campuran serbuk dari 100 g dikalium sulfat P, 5 g tembaga(II) sulfat P, 2,5 g selenium P dan 3 manik-manik kaca. Bilas partikel yang menempel pada leher labu sampai ke sisi labu menggunakan 5 mL asam sulfat P dan campur isi dengan menggoyang labu. Tutup longgar mulut labu, misalnya dengan menggunakan bola kaca dengan batang pendek untuk meghindari kehilang asam sulfat yang banyak. Pertama-tama panaskan secara bertahap, kemudian naikkan suhu hingga mendidih dengan kondensasi asam sulfat P pada leher labu. Lakukan pencegahan agar tidak terjadi panas yang berlebih pada labu. Lanjutkan pemanasan selama 30 menit, dinginkan dan larutkan bahan padat dengan menambahkan secara hati-hati 25 mL air, dinginkan kembali dan letakkan pada alat destilasi uap. Tambahkan 30 mL larutan natrium hidroksida pekat P dan destilasi dengan melewatkan uap pada campuran. Kumpulkan destilat dalam 15 mL asam borat P 40 g per liter yang telah ditambahkan 0,2 mL merah metil LP dan air secukupnya. Titrasi dengan asam sulfat 0,01 M LV.

 

Tiap mL asam sulfat 0,01 M

setara dengan 0,6006 mg CH4N2O

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.