Metiltestosteron


Methyltestosterone

 

17?-Hidroksi-17-metilandros-4-en-3-on[58-18-4] C20H30O2                                                             BM 302,45

                                                                      

Metiltestosteron mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0% C20H30O2, dihitung terhadap zat kering.

 

Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih atau putih krem; tidak berbau dan stabil di udara, tetapi agak higroskopis. Dipengaruhi cahaya.

 

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol, dalam metanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain; agak sukar larut dalam minyak nabati.

 

Baku pembanding Metiltestosteron BPFI: lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 105º selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam lemari pendingin. Testosteron BPFI; lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas fosfor pentoksida P selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam lemari pendingin.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat kering dan didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Metiltestosteron BPFI.

    B. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Rotasi jenis <1081> Antara +79º  dan +85º, lakukan penetapan menggunakan larutan10 mg per mL dalam etanol P.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan pengeringan pada suhu 105º  selama 4 jam.

Cemaran organik Masing-masing cemaran tidak lebih dari 0,5%  dan  total cemaran tidak lebih dari 1,0%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Campuran metanol P-air (55:45), saring dan awaudarakan.

    Larutan B Gunakan metanol P.  

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian seperti tertera pada Kesesuaian sistem dalam Kromatografi <931> .

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dalam metanol P, hingga kadar lebih kurang 0,5 mg per mL.

    Larutan kesesuaian sistem Pipet sejumlah  Larutan uji, encerkan secara kuantitatif jika perlu bertahap dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 0,005 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1, dengan ukuran partikel 5 µm.  Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu

 (menit)

Larutan A

 (%)

Larutan B

(%)

0

100

0

20

60

40

40

0

100

45

0

100

60

100

0

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: perbandingan “signal to noise” puncak metiltestosteron tidak kurang dari 100. Lakukan kromatografi terhadap Larutan uji, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%;

    Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 5 µL) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

 

ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; rT adalah jumlah semua respons puncak Larutan uji. [Catatan Abaikan semua puncak yang kurang dari 0,05%].

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

    Fase gerak Buat campuran asetonitril P-air (55:45), saring danawaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah Metiltestosteron BPFI, larutkan dan encerkan dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 0,25 mg per mL.

    Larutan baku Pipet sejumlah volume Larutan baku persediaan, encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 20 µg per mL.

    Larutan kesesuaian sistem persediaan Timbang saksama sejumlah Testosteron BPFI, larutkan dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 250 µg per mL.

    Larutan kesesuaian sistem Encerkan 4 mL Larutan kesesuaian sistem persediaan dengan Larutan baku  hingga 50 mL.

    Larutan uji persediaan Timbang sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan metanol P hingga kadar lebih kurang 0,50 mg per mL.

    Larutan uji Pipet sejumlah volume Larutan uji persediaan, encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 20 µg per mL.

   Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 241 nm dan kolom 4 mm x 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 2000 lempeng teoritis; faktor ikutan tidak lebih dari 2,7; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak testosteron dan metiltestosteron tidak kurang dari 2,0; waktu retensi relatif testosteron dan metiltestosteron berturut-turut lebih kurang 0,8 dan 1,0.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung presentase metiltestosteron, C20H30O2, dalam zat yang digunakan dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak metiltestosteron dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Metiltestosteron BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar metiltestosteron dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya.