Deferoksamin Mesilat


Deferoxamine Mesylate

Garam monometanasulfonat dari Asam N-[15-[3-[(5-Aminopentil)hidroksikarbamoil]propionamido]-pentil]-3-[[5-(N-hidroksiasetamido)pentil]karbamoil] propionohidroksamat [138-14-7]

C25H48N6O8.CH4O3S                                  BM 656,79

 

Deferoksamin Mesilat mengandung tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C25H48N6O8.CH4O3S, dihitung terhadap zat anhidrat.

 

Pemerian Serbuk; putih atau hampir putih.

 

Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam metanol.

 

Baku pembanding Deferoksamin Mesilat BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, dalam lemari pendingin. Endotoksin BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi] Rekonstitusi seluruh isi,  simpan larutan dalam lemari pendingin dan gunakan dalam waktu 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dalam lemari pembeku.

 

Identifikasi

    A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Deferoksamin Mesilat BPFI.

    B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,33 unit Endotoksin FI per mg deferoksamin mesilat, jika pada etiket tertera deferoksamin mesilat steril atau harus diproses lebih lanjut untuk pembuatan sediaan injeksi.

 

Sterilitas <71> Memenuhi syarat, jika pada etiket tertera deferoksamin mesilat steril.

 

pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan menggunakan larutan zat (1 dalam 100).

 

Air <1031> Metode I  Tidak lebih dari 2,0%.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%, lakukan pemijaran menggunakan 2,0 g zat.

 

Klorida dan Sulfat <361> Klorida, tidak lebih dari 0,012%. Lakukan penetapan menggunakan 1,2 g zat:  tidak lebih keruh dari 0,20 mL asam hidroklorida 0,020 N.

 

Klorida dan Sulfat <361> Sulfat, tidak lebih dari 0,04%. Lakukan penetapan menggunakan 500 mg zat: tidak lebih keruh dari 0,20 mL asam sulfat 0,020 N.

 

Logam berat <371> Metode III  Tidak lebih dari 10 bpj.

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A, Larutan B, Fase gerak, Pengencer, Larutan uji dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan baku persediaan Gunakan Larutan baku seperti tertera pada Penetapan kadar.

    Larutan baku Pipet sejumlah Larutan baku persediaan, encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,01 mg per mL.

    Sistem kromatografi Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan  ulang tidak lebih dari 5,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam zat dengan rumus:

ri adalah respons masing-masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah respons puncak utama dari Larutan baku; CS adalah kadar Deferoksamin Mesilat BPFI dalam mg per mL Larutan baku dan CU adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang. Masing-masing cemaran dan total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel.

 

Tabel

Cemaran

Waktu retensi relatif

Batas

(%)

Camaran A

0,85-0,87

3,0

Deferoksamin

1,0

-

Cemaran lain

-

1,0

Total cemaran tereluasi sebelum deferoksamin

-

5,0

Total cemaran tereluasi setelah deferoksamin

-

2,0

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Buat larutan amonium fosfat dibasa P 1,32 mg per mL, atur pH hingga 3,0 dengan penambahan asam fosfat P, saring dan awaudarakan.

    Larutan B Campuran asetonitril P - Larutan A (1:1), saring dan awaudarakan.

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi.

    Pengencer Campuran asetonitril P-air (3:47).

    Larutan baku Timbang saksama sejumlah Deferoksamin Mesilat BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga kadar lebih kurang 1,0 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom berukuran 4,6 mm x 7,5 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3,5 µm. Pertahankan suhu kolom pada 32°, “autosampler” pada 5°. Laju alir lebih kurang 1,5 mL per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:

 

Waktu

(menit)

Larutan A (%)

Larutan B (%)

0

88

12

20

80

20

35

57,5

42,5

35,1

88

12

40

88

12

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan  ulang tidak lebih dari 2,0%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 ?L) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase deferoksamin mesilat, C25H48N6O8.CH4O3S, dalam zat dengan rumus:

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak utama dari Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Deferoksamin Mesilat BPFI dalam mg per mL Larutan baku; dan CU adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu ruang.

 

Penandaan Jika deferoksamin mesilat digunakan untuk pembuatan sediaan injeksi, pada etiket harus dinyatakan steril atau harus melalui proses pembuatan sediaan injeksi.