Merkaptopurin


Mercaptopurine

 

Purin-6-tiol monohidrat [6112-76-1]

C5H4N4S.H2O                                             BM 170,19

Anhidrat [50-44-2]                                    BM 152,18

 

Merkaptopurin mengandung tidak kurang dari 97,0 % dan tidak lebih dari 102,0% C5H4N4S, dihitung terhadap zat anhidrat.

 

Pemerian Serbuk hablur, warna kuning, tidak berbau atau praktis tidak berbau. Melebur pada suhu tidak lebih dari 308°, disertai peruraian.

 

Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam aseton dan dalam eter; larut dalam etanol panas dan dalam larutan alkali encer; sukar larut dalam asam sulfat 2 N.

 

Baku pembanding Merkaptopurin BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum digunakan. Lakukan penetapan kadar air secara titrimetri pada saat akan digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam lemari pendingin.

 

Identifikasi

A.       Spektrum serapan inframerah zatyang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan  gelombang yang sama seperti pada Merkaptopurin BPFI.

B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku, seperti diperoleh pada Penetapan kadar.

 

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

 

Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 12,0%; lakukan penetapan menggunakan 0,3 g zat dalam 30 mL metanol P dan 5 g asam salisilat P sebagai media.

 

Fosfor Tidak lebih 0,010%; lakukan penetapan sebagai berikut: Panaskan 200 mg zat dengan 2 mL asam sulfat 15 N dalam tabung reaksi besar, secara berkala tambahkan asam nitrat P tetes demi tetes secara hati-hati. Lanjutkan pemanasan hingga semua cairan praktis menguap dan residu tidak berwarna. Pindahkan residu ke dalam labu tentukur 25-mL dengan bantuan sedikit air, tambahkan 1 mL asam sulfat 15 N, 0,5 mL asam nitrat P, 0,75 amonium molibdat LP dan 1 mL asam aminonaftolsulfonat LP, kemudian encerkan dengan air sampai tanda. Diamkan campuran selama 5 menit, ukur serapan larutan pada panjang gelombang 750 nm terhadap blangko yang diperlakukan sama. Serapan larutan ini tidak lebih besar dari serapan 2 mL larutan baku fosfat yang diperlakukan sama mulai dari “tambahkan 1 mL asam sulfat 15 N”. Larutan baku fosfat mengandung 43,96 µg kalium fosfat monobasa P kering per mL, setara dengan 10 µg P (0,010%).

 

Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Buat larutan asam format P 0,1% dalam air.

    Larutan B Gunakan campuran metanol P dan Larutan A (2:98).

    Larutan C Gunakan campuran metanol P dan Larutan A (1:1).

    Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan Larutan B seperti tertera pada Sistem Kromatografi. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti yang tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah Merkaptopurin BPFI, larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 0,06 mg per mL. [Catatan Gunakan metanol P setara dengan 2,5% volume akhir untuk membantu melarutkan].

    Larutan baku Pipet sejumlah Larutan baku persediaan, encerkan dengan Larutan B hingga kadar merkaptopurin lebih kurang 1,2 mg per mL.

    Larutan sensitifitas Pipet sejumlah Larutan baku, encerkan dengan Larutan B hingga kadar merkaptopurin lebih kurang 0,06 mg per mL.

    Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dan encerkan dengan Larutan A hingga kadar lebih kurang 0,12 mg per mL. [Catatan Suntikkan Larutan uji dalam 1 jam persiapan.]

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggidilengkapi dengan detektor 260 nm dan kolom 4,6 mm × 10 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 3 µm. Pertahankan suhu kolom pada 30° dan “autosampler” pada 4°. Laju alir lebih kurang 1,0 mL per menit. Kromatogram diprogram sebagai berikut:

 

Waktu (menit)

Larutan B

(%)

Larutan C

(%)

0

100

0

8

100

0

20

0

100

25

0

100

27

100

0

30

100

0

 

Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku rekam kromatogramdan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada penyuntikkan ulang tidak lebih dari 2,0%. Lakukan kromatografi terhadap Larutan sensitifitas, rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: perbandingan “signal to noise” tidak kurang dari 10.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 50 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran lain, dalam zat dengan rumus:

 

 

ri  adalah respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji; rs adalah respons puncak merkaptopurin dari Larutan baku; CS adalah kadar Merkaptopurin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji; F adalah faktor respons relatif seperti tertera pada Tabel. Masing-masing cemaran dan total cemaran seperti tertera pada Tabel.

 

Tabel

Cemaran

Waktu retensi relatif

(menit)

Faktor respon relatif

Batas

(%)

Senyawa sejenis A didanosin

0,54

6,3

0,15

Merkaptopurin

1,00

-

-

Merkaptopurin disulfida

2,90

4,4

0,15

Cemaran lain

-

1,0

0,10

Total cemaran

-

-

0,5

Abaikan puncak cemaran yang kurang dari 0,05%.

 

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.

    Larutan A Buat larutan amonium asetat P  0,77 g per liter dalam air.

    Fase gerak Buat campuran metanol P dan Larutan A (25:75).

    Larutan baku persediaan Larutan mengandung merkaptopurin 0,2 mg per mL dalam campuran air dan metanol P (1:1) yang dibuat sebagai berikut: Timbang saksama sejumlah Merkaptopurin BPFI ke dalam labu tentukur yang sesuai dan tambahkan metanol P hingga 50% volume labu tentukur. Kocok secara mekanik hingga larut dan encerkan dengan air sampai tanda.

    Larutan baku Pipet sejumlah Larutan baku persediaan, encerkan dengan Fase gerak hingga kadar merkaptopurin 0,02 mg per mL.

    Larutan uji persediaan Timbang saksama 25 mg zat, pindahkan ke dalam labu tentukur 50-mL. Tambahkan 25 mL metanol P, kocok secara mekanik selama lebih kurang 45 menit dan encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 20 mL larutan ke dalam labu tentukur 25-mL dan encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.

    Larutan uji Pipet sejumlah Larutan uji persediaan, encerkan dengan Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,02 mg per mL.

    Sistem kromatografi Kromatograf cair kinerja tinggidilengkapi dengan detektor 325 nm dan kolom 4,6 mm × 15 cm berisi bahan pengisi L68 dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih  kurang 1,0 mL per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku rekam kromatogramdan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif tidak lebih dari 0,73%.

    Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume sama (lebih kurang 20 µL) Larutan baku dan Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung persentase merkaptopurin, C5H4N4S dalam  zat yang digunakan dengan rumus:

 

 

rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak  Larutan uji dan Larutan baku; CS adalah kadar Merkaptopurin BPFI dalam mg per mL Larutan baku; CU adalah kadar zat dalam mg per mL Larutan uji berdasarkan bobot yang ditimbang.

 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya, pada suhu ruang.